Mengunjungi Pasar Tradisional Adelaide

Oleh : Aliyadi


Barang Dagangan Tertata Rapi
Pasar tradisional identik dengan kumuh, kotor, semrawut dan harga tawar menawar, itulah kesan pasar tradisional di Indonesia. Pasar tradisional kadang menciptakan kecurigaan antara pembeli dan penjual, pembeli curiga penjual mengambil untung terlalu besar, begitu pula sebaliknya penjual curiga pembeli akan menawar seenaknya sehingga perlu dinaikkan dulu seandainya pembeli menawar akan pas.
Nah, kali ini saya diajak aleh Fanani suami mbak Ani Wilujeng S. yang tujuh tahun tinggal di Adelaide, yang sudah  paham seluk beluk disini. Masuk pasar seperti masuk ke Mall tempatnya yang bersih, pedagang tertata dengan rapi, yang lebih menarik adalah harga nampaknya standar dan kompak sama, contoh saat saya membeli buah strawberry dua kotak lima dollar dan kalau beli satu kotak kecil tiga dollar, begitu pula harga kebutuhan yang lain. Tidak kalah pentingnya adalah masalah kualitas, tidak bisa diragukan lagi masalah kualitas produk yang ada disini, semua telah melalui sertifikasi mutu, sehingga pembeli atau konsumen yakin bahwa barang yang dibeli tidak kemahalan dengan kualitas terjamin.
Ani Wiljung S Berpose di Pasar 
Bagaimana dengan pasar tradisional kita, konsumen dituntut jeli untuk membeli kebutuhan sehari-hari, kalau tidak jeli bisa-bisa membeli dengan harga mahal kualitas terabaikan, lebih celaka lagi penjual menambahkan pengawet formalin dan borak agar dagangannya awet, tentu sangat membahayakan konsumen. Kedepan dengan harapan para pedagang bisa menerapkan azas saling percaya dan kualitas juga bisa dipercaya....semoga!!!

Komentar

Postingan Populer