Beda Konsumen Pendidikan Dan Restoran

Oleh : Dr. Aliyadi

Kunci pemasaran adalah kepuasan pelanggan, maka untuk mempertahankan kepuasan pelanggan dengan cara meningkatkan pelayanan agar konsumen merasakan kepuasan dan konsumen mendapatkan apa yang menjadi ekspektasi awal. Konsumen, ibarat pepatah kuno “puas akan menceritakan kepada paling banyak 10 orang, tapi jika tidak puas akan bercerita kepada 100 orang”, dan itupun dahulu, kini zaman dunia media sosial akan lebih banyak lagi bahkan lebih luas.
Kampus Reog Unmuh Ponorogo
Kampus Unmuh Ponorogo
Antri Memberi Makan
.
Konsep ini, menurut pemikiran penulis paling cocok untuk rumah makan, hotel dan sektor jasa–jasa yang lain, karena konsumen akan bersifat berulang dan kembali lagi sesuai dengan apa yang konsumen dapatkan. Berbagai tolak ukur yang dijadikan patokan oleh konsumen: pelayanan, kebersihan, kenyamanan, serta produk yang ditawarkan. Nah, akan berbeda dengan dunia pendidikan, konsumennya “new change” berganti terus menerus, maka disamping model pemasaran 4 P (product, place, promotion and price) tentu harus ada yang unik dan menarik, karena yang akan dipengaruhi untuk mengambil keputusan adalah anak kemudian orang tua, atau sebaliknya orang tua baru anak yang calon pengguna jasa pendidikan.
Unik harus diterjemahkan secara luas, phisik bangunan serta kelengkapan sarana dan prasarana yang ada, hal ini penting untuk menjadikan kebanggaan karena konsumen biasanya ada nilai yang harus disandang kemudian bisa mereka sampaikan pada sahabat, keluarga ataupun pada teman lain yang kuliah di perguruan tinggi lain, bentuk bangunan harus terkesan mewah, bersih, asri dan nyaman. Baru kemudian akan melihat isi yang terkandung didalamnya, baik software maupun hardware, bagaimana pengelola mampu menunjukkan bahwa pengelolaan software dan hardware dengan baik, sehingga pelayanan merupakan tuntutan yang tidak bisa diabaikan, jika ya, maka pengguna akan menerimanya dengan senang hati, hasil yang bisa dilihat dari tingkat keluar atau dropout pada semester berikutnya.
Maka, pergerakan perubahan harus selalu terjadi, penguasaan teknologi informasi hal yang penuh keniscayaan, risiko yang harus dilakukan akan terjadi dampak yang luar biasa, risiko bagi manajemen tentu dibidang pembiayaan, karena untuk mengikuti perkembangan teknologi khususnya teknologi informasi memang mahal, disamping itu sumber daya manusia sebagai “koki” pengemban kurikulum harus bisa dan mampu mengadaptasi.....semoga!!!

Komentar

Postingan Populer