Ide Cemerlang Belum Tentu Teraplikasi
Oleh : Aliyadi
Ide muncul seketika, lamunan menjelajah ruang dan waktu menembus halusinasi, seolah menemukan konsep ideal untuk dilaksanakan secara nyata. Namun setelah akan dituang dalam dunia nyata tidak sedikit ide cemerlang tersebut gagal total, terhambat atau mungkin tertunda sama sekali. Dunia nyata ternyata memerlukan strategi dan metodelogi yang jelas, sehingga siapapun yang akan menjabarkan dalam bentuk tindak lanjut bisa dilaksanakan dengan sistematik, karena tanpa diikuti oleh metodelogi akan menghadapi hambatan.
Ide bisa muncul sekita jika kita menemukan permasalahan, dengan latar belakang masalah itulah kita bisa mengkaji secara ilmiah akademis, didukung oleh teori-teori yang ada dan dengan menggunakan metodelogi yang tepat, maka ide kita bisa teraplikasi dengan sempurna.
Penulis merenung, para revolusioner teknologi begerak tiada henti, seolah semua ide cemerlang telah mereka sedot habis, meminjam kata Dahlan Ikhsan negara maju khususnya Jepang, Korea Selatan dan China sudah diibaratkan sebuah “vacum cleaner”, mereka sudah terlanjur besar dan mengembangkan teknologi begitu cepat, negara lain tidak terkecuali Indonesia tersedot oleh kemajuan perkembangan teknologi yang dikembangkan secara apik oleh para ahli mereka.
Misal, teknologi drone, baru beberapa waktu menghiasi pasar pesawat tanpa awak. Drone adalah : “Pesawat tanpa awak atau Pesawat nirawak (english = Unmanned Aerial Vehicle atau disingkat UAV), adalah sebuah mesin terbang yang berfungsi dengan kendali jarak jauh oleh pilot atau mampu mengendalikan dirinya sendiri, menggunakan hukum aerodinamika untuk mengangkat dirinya, bisa digunakan kembali dan mampu membawa muatan baik senjata maupun muatan lainnya”.
Harga pertama kali di pasaran sekitar 12 juta an sangat terasa mahal kalau dilihat dari sisi kemanfaatan dibandingkan dengan handphone, dengan harga 12 jit an sudah mendapatkan handphone type android tercanggih dan bisa dibawa kemana-mana terlebih untuk pamerlah. Tapi apa dinyana teknologi ini sudah diproduksi di negara China, bahkan China sudah mampu memproduksi sendiri drone dengan harga jual di pasaran hanya dengan 500 ribu saja, sudah bisa atraksi dan lengkap dengan kamera. Pertanyaanya, software mereka dibidang SDM kok begitu bagus dengan mudah membuat turunan pesawat tanpa awak drone, penulis saja andaikata disuruh merancang dengan dana menggunakan APBN pun belum tentu jadi, menghitung gerak sudu baling-balingnya untuk menghasilkan tenaga dorong mungkin sudah semaput.
Sebenarnya ide cemerlang itu siapa yang memiliki, kita pasti dari gusti Allah yang di turunkan kepada hambanya, lalu hambanya yang mana? Kita orang Indonesia atau umat islam, nampaknya memang oleh Allah disebar dimuka bumi untuk diperebutkan oleh mahluknya termasuk manusia semuanya, siapa cepat dia dapat atau ada argumentasi lain...monggo!!!@
Komentar
Posting Komentar