Capek Dech
Oleh: Aliyadi
Capek dech, bagaiamana tidak sekarang orang bagaimana maju menatap masa depan berkompetisi dengan segala prestasi, tapi ini malah sebaliknya membenarkan diri mencari kambing hitam bahwa saya gak salah lahir kedunia dengan kesengsaraan seperti ini.
Jadi gencar mencari pembenar kesana kemari mencari salah orang lain, toh kalau sudah puas menyalahkan tidak menemukan jalan untuk memperbaiki diri dalam menatap masa depan toh jika yang disalahkan sudah ditemukan.
Menyalahkan, baik melalui orang lain akan sampai juga informasi itu, yang menerima info pasti akan menangkapnya dalam dua hal, menyadari bahwa kegagalan dan kebodohan itu tidak ada, yang ada malas dan tidak mau berubah. Yang kedua pespektif antipati, tadinya masih ada rasa ingin mencarikan jalan keluar walaupun dari sisi pendidikan tidak baik sama sekali, kesadaran berubah harus dari dalam diri sendiri, jika memang menemui keberhasil akan menikmati dengan sempurna, toh kalau ada kegagalan itu merupakan dinamika kehidupan.
Semestinya belajarlah pada filusufi semut, sebab semut penciumannya sangat tajam, jika saja air gula tumpah dalam waktu tidak terlalu lama semut sudah bergerombol menikmati gula tersebut, tidak ada koordinasi, apa lagi alat komunikasi canggih. Masa kita, diberi oleh Allah indra termasuk akal untuk berpikir, kok yo masih saja mencari kambing bahwa saya tidak salah...lalu hasilnya apa?
Jangan sampai seperti lawakan cak Lontong, kemiskinan dan kebodohan itu menurun, artinya menurun dari mbahe, bapak e terus ke anak e, kalau seloroh itu betul untuk apa Allah SWT memberikan akal pada kita.
Hidup ada dua pegangang yaitu otak (pikir) logika yang kedua felling (naluri), keduanya ini dipandu keselarasan berpikir dan perpaduan kebiasaan mengasah insting. Insting harus dilatih agar terbiasa mengahadapi struktur perubahan alam, karena insting menemukan pola adaptasi yang diprakarsai oleh faktor x (keberuntungan).
La, kalau tubuh tidak dilatih kesemuanya itu, maka yang terjadi adalah stagnasi (mandeg) semua ide kosong, saat diskusi dengan orang lain isu yang ditawarkan tidak menarik, to kalau dituruti konsepnya juga tidak jelas dan sangat dangkal, kalau sudah begitu hidup menjadi benalu dan parasit, kita hidup hanya angka ikut semata. Pepatah mengatakan kita hidup segan mati tak mau, sekali lancung keujian seumur hidup kita tidak dipercaya orang, ampun mbok!!
Mulailah hari ini berdamai dengan hati dan diri sendiri, tidak bisa membantu orang lain minimal untuk diri sendiri, selamatkan diri sendiri itu lebih penting daripada berpikir menyelamatkan orang lain. Otak kalau hanya untuk dipakai tidur itu ia akan berkembang seperti otaknya anak kerbau, tidak punya ide tidak punya tujuan hidup..capek dech...
Komentar
Posting Komentar