Perjalann ke Iran bagian kedua

Iran, setelah selesai mengurus Visa dan Imigrasi keadaan masih malam jam baru menunjukkan pukul 11.30 waktu Tehran, saat akan mendarat pramugari memberi pengumuman bahwa suhu didarat 4 ' C, tanpa kami sadari bahwa suhu di Iran Teluk Parsi yang terkenal dengan gurun pasir akan sedingin itu.

Betul saja, setelah keluar pemeriksaan barang bawaan, cuaca benar-benar terasa digin mencekam terasa sampai ketulang belulang, sedangkan pakaian yang kami gunakan hanyalah pakaian sama seperti di Indonesia yang suhunya panas. Akhirnya kami putuskan untuk menuju ke kota Tehran menanti saat matahari telah terbit, sekira pukul 07.00 waktu setempat.
Menanti waktu shalat subuh, kami mencari musholah, di Tehran waktu shalat subuh pukul 05.45, cukup lama juga harus menanti, sedangkan tujuan perjalanan kami masih blank mau kemana, satu-satunya yang akan dituju hotel Sepend yang kami pesan lewat boking.com, dan yang membuat kami agak ragu adanya berita yang disebar di group WA dosen Unmuh berinisial Aqiqah, bahwa di Iran sedang terjadi gelombang demo antar milisi pendukung Ahmad Dimejad dan presiden Rohani, sedang diberlakukan jam malam dan sudah 200 yang mati tertembak. Anehnya, sejak Ceck In di Kualalumpur tidak ada satupun pemberitahuan dari pihak maskapai Airasia kalau keadaan di Tehran sedang tidak aman, semua penumpang naik kepesawat dengan tertib, walau kami sempat bimbang juga akan berita yang disebarkan tersebut, namun dalam pikiran kami, kalau memang tidak aman paling penerbangan dibatalkan uang kembali, andai tidak kembali ya sudah relakan saja, to hanya tiket promo.

Berita konyol tersebut tidak terbukti, tepat jam 07.00 kami naik taksi menuju hotel yang sudah kami booking, dalam perjalanan kami tanya pada sopir  taksi tentang demo, dia menjawab tidak tau kalau ada demo, ya sudah kalau memang berita itu konyol. Berikut saat berbincang dengan sopir taksi, kami ditawari untuk mampir ke makam Tokoh Revolusi Iran Ayatollah Khomaini, dengan senang hati  tawaran tersebut kami terima, pasih juga berbahasa Ingris walaupun kami tidak terlalu pasih bahasa ingris, kalau ditanya tentang bahasa arab mereka nampaknya kurang respek.
Saat singgah, masuk makam Khomaini pemeriksaan cukup ketat, bangunan yang mewah dan dengan arsitektur modern, penataan bagunan yang cukup indah, banyak peziarah tokoh kharimatik tersebut, di Indonesia mirip-mirip makam para wali dan tokoh terkenal lainnya, tempat pemakaman seperti bukan pemakaman, saat saya tanya, siapa yang membiayai perawatan gedung? Semuanya dibiayai negara, karena saat masuk tidak ada tiket masuk atau sumbangan apapun.
Setelah selesai, kami melanjutkan perjalanan menuju hotel di kota Tehran yang jaraknya cukup jauh sekitar 90 km, tapi karena jalan di Iran bagus-bagus dan tidak macet, tak lama kami tiba di hotel yang kami pesan lewat online. Di hotel muncul masalah, di Iran ATM dan kartu kredit tidak berlaku, infonya karena Iran sedang diembargo ekonomi oleh Amerika dan sekutunya karena masalah nuklir. Hotel yang kami pesan memang belum dibayar, saat akan membayar terjadi kesalahan saat pemesanan, satu kamar hanya untuk satu orang, kalau berdua akan dikenakan biaya dan harus bayar dua kali lipatnya, sedangkan membayarnya harus tunai dengan mata uang Dollar, Euro atau Iran Rial. Masalahnya, uang rial yang kami tukarkan di bandara sudah direncakan selain hotel untuk perjalanan lain-lain sampai pulang, negosiasi cukup ulet kami mau membatlkan tapi ditolak, kami menang karena memang belum dibayarkan, nego cukup panjang akhirnya hanya satu malam saja walau harus bayar sekamar dua orang, hotel di Iran sangat berbeda dengan di Indonesia, mahal tapi seperti kelas melati,  setelah selesai masalah hotel, jam ceck in jam 14.00, karena harus menunggu, kami berdiskusi mencari alamat kedubes Indonesia di Tehran, setelah alamat ditemukan kami tanya pihak hotel, kami dipesankan sebangsa grabcar untuk mengantar ke Kedubes.
Sesampainya di kedubes, kami disambut dengan penuh kehangatan, kok bisa sampai ke Iran tanpa tujuan, diterima oleh Ibu Yanti yang asal Sidoarjo, ditanya macam-macam dan informasi apa saja yang kami terima tentang Iran dan banyak hal, kesimpulannya Kedubes sangat senang kami di jamu makan siang, kebetulan dan dari semalam belum makan nasi, walaupun sudah makan aneka roti khas Iran.
Setelah makan siang, Ibu Yanti mencarikan kami kendaraan sewa, untuk mengantar ke obyek wisata di Iran salah satunya Towrer Milad Iran yang tingginya sama dengan Tower di Kualalumpur, setelah dari Milad Tower kami diantar ke Istana Raja Reza Fahlepi yang sekarang menjadi obyek wisata tang wajib dikunjungi jika ke Iran, setelah jam 16.00 kami kembali ke hotel untuk beristirahat....bersambung.

Komentar

Postingan Populer