CATATAN YANG TAK KAN TERLUPAKAN
Oleh : Ir. Aliyadi, MM
Setiap orang mempunyai catatan kehidupan masing
masing, dan dalam suatu semboyan yang pernah penulis baca pada Kantor
Pendidikan Luar Sekolah di Jakarta "Catat apa yang anda kerjakan, dan
kerjakan apa yang anda catat".
Terkait dengan hal tersebut, maka saya akan
mencatat pekerjaan yang pernah saya lakukan, tentu yang mempunyai nilai
sejarah, ada sebagian orang mencatat berarti bekerja tidak ikhlas, bagi saya
mencatat berarti saya menghargai diri saya sendiri.
Kejadian tersebut adalah suatu peristiwa yang
menurut saya luar biasa, yaitu : saat saya menyelesaikan proses ijin oprasional
pendirian program studi teknik informatika fakultas teknik Universitas
Muhammadiyah Ponorogo tahun 2005, saat itu FT TI Unmuh Ponorogo sudah menerima
mahasiswa baru, menurut informasi konon ijin prinsip diperoleh hanya melalui telepon
antara Rektor saat itu Drs. H.Zainun, dengan tanpa dibekali legalitas formal
panitia penerimaan mahasiswa baru berani mengambil sikap untuk menerima
mahasiswa. Jabatan saya adalah Pembantu Dekan I bidang akademik,
sedangkan Dekan Ir. Fadelan, MT, hanya karena merupakan tanggungjawab, maka
tugas itu saya laksanakan untuk memproses ijin oprasional secara legal ke
Kemendinas Jakarta, dengan berbagai liku-liku yang panjang dan perjuangan yang
memerlukan stretegi yang jitu, kebetulan yang sama yaitu FISIP Ilmu Komunikasi
didampingi oleh Drs. Pinaryo, MM. Melangkah dengan pasti mengambil dari kisah
Cristopher Columbus, saat saya melaksanakan tugas tersebut, semua potensi saya
curahkan untuk itu, sebab jika ijin gagal, maka bisa sangat patal akibatnya,
bayangkan mahasiwa angkatan pertama itu jumlah mahasiswa baru sudah bejumlah 68
orang, bisa bisa fakultas teknik bubar,ika ijin tidak turun, tapi atas ijin
Allah, ijin turun, dan selamatlah fakultas teknik. Teori Cristopher Columbus
tentang menegakkan telor rebus, kalau belum ketemu metodenya, maka hal itu
nampak sulit, tapi kalau sudah ketemu metodenya maka nampak sangat mudah, "nek ngono aku yo iso", tapi sebelumnya mereka bilang angkat tangan....
Tidak hanya sampai disitu, tantangan berikutnya
adalah masalah akreditasi, karena merupakan tuntutan, setiap kali orang bertemu
dengan saya yang selalu ditanyakan masalah akreditasi, bahkan bau keringat saya
juga dari jauh sudah bertanya akreditasi. Bagaimana tidak Prodi baru berdiri sudah harus
terakreditasi, menurut logika akreditasi itu untuk melihat sejauhmana
kesungguhan pengelola untuk melaksanakan tri darma perguruan tinggi,
pendidikan, pengajaran dan pengabdian pada masyarakat, mestinya tenggang waktu
yang diberikan minimal 4 tahun setelah meluluskan, baru dilihat apakah kalau di
ibaratkan bis, layak jalan, kalau layak jalan masuk kelas eksekutif atau bisnis
bahkan kelas ekonomi.
Tetapi kenyataan berbeda, harus melakukan
akreditasi minimal C, dengan segala upaya akreditasipun terlaksana dengan
status yang diharapkan minimal C.....
Tugas berikutnya yang tidak kalah menariknya yaitu mengurus sertifikat tanah yang dijadikan gedung rektorat, ruang kuliah fakultas teknik, sudah dilaksanakan peletakan batu pertama oleh Mendiknas Prof. M. Nuh, tapi sertifikat belum juga jadi, saat hendak melanjutkan pembangunan pada saat rapat senat universitas, Drs. Jusuf Harsono, MSi kala itu meminta sertifikat harus ada dulu, supaya mempunyai legalitas. Konon ceritanya sudah diurus selama enam tahun belum juga jadi. Penulis bersama Drs. Sunarto selaku bendahara Warek 2, tugas yang unik dan menggelikan saat kami berdua mendatangi BPN Kanwil Surabaya, ada salah seorang petugas yang marah-marah karena kami dianggap tidak paham aturan, padahal sebelumnya sudah dibekali perintah dari BPN Kabupaten Ponorogo untuk menemui pihak BPN Kanwil Jawa Timur. Ridho Allah karena ikhlas kami berdua ditunjukkan pada orang yang tepat dan benar, singkat cerita kami diantar langsung pada pimpinan Ibu yang memarahi kami tadi, dan Alhamdulillah beres.
Cerita lain, yaitu pembukaan S1 Keperawatan, kasus hampir sama dengan kasus tanah sudah enam tahun ijin tidak turun, rektor memandatkan kepada saya untuk menyelesaikan hal ikhwal ijin tersebut, Alhamdulillah dalam waktu 1 tahun ijin keluar walau dengan susah payah, hambatan datang dari teman sendiri yang semula ijin tinggal keluar akhirnya harus ada satu masalah lain yaitu rekemendasi dari PPNi. Kasus yang menyertai adalah hilangnya uang penulis di bobol atm oleh pencuri uang sebesar 50 juta rupiadan hilang, pihak Kampus tidak mengganti satu senpun, walau urusan sampai ke BI. Dan banyak tigas-tugas yang penulis lakukan walaupun tugas itu bukanlah jobdes penulis.
Akhirnya, semua masalah terselesaikan dengan
lancar, ini semua tak lepas dari petunjuk dari Allah SWT........hanya catatan lecil...semoga!
Komentar
Posting Komentar