Teori Maslow
kebahagiaan sejati (teori Maslow)
Kebahagian sejati merupakan tujuan setiap individu yang menjalanikehidupan di dunia ini. Segala upaya fisik dan mental individu, secara
sadar ataupun tidak, diarahkan untuk mencapai tujuan ini. Seseorang
dikatakan berbahagia ketika segala kebutuhannya, baik fisik, mental dan
spiritual bisa terpenuhi. Aktivitas makan, minum, sex, berkeluarga,
mencari nafkah, menambah pengetahuan, ritual agama, bersosial dan
berpolitik pada dasarnya dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan
individu untuk mencapai kebahagiaan hidup.
Maslow, seorang
psikolog terkenal dengan teori hirarki kebutuhan manusia (Teori
Maslow), merinci kebutuhan manusia berdasarkan hirarki. Dia membuat
hirarki kebutuhan individu dari dasar sampai puncak yang dibagi dalam
lima jenis kebutuhan: Fisik, Keamanan, Sosial, Penghargaan dan
Aktualisasi. Hirarki kebutuhan ini dominan dengan bentuk material pada
dasar hirarki dan memuncak ke atas dengan bentuk kebutuhan yang lebih
abstrak (spiritual).
(klik pada gambar untuk memperbesar)
Seseorang
dikatakan mengalami pengembangan pribadi yang positip jika perkembangan
kepribadiannya mengarah sesuai dengan hirarki kebutuhan. Ketika pribadi
seseorang telah mencapai kesempurnaan, yang berarti telah mencapai
kebahagiaan hidup sejati, individu tersebut telah mencapai hirarki
paling atas yaitu bisa memenuhi kebutuhan akan aktualisasi diri.
Dalam
Konsep Irfani, kebahagiaan puncak individu dicapai jika individu
tersebut telah mencapai keyakinan hakiki tentang keberadaan Allah, Sang
Pencipta. Keyakinan hakiki (hakikat) yang dicapai melalui proses
pemahaman akan arti kehidupan sejati (makrifat). Proses pemahaman ini
dilakukan terus-menerus dengan melakukan disiplin-disiplin ritual,
sosial, intelektual dan spiritual (tarikat/syariat). Disebutkan bahwa
salah satu indikator individu yang telah mencapai hakikat adalah jika
telah mampu mencicipi cinta sejati (cinta ilahiah), bisa menerima cinta
Allah dan bisa mengekspresikan cinta ke Allah. Dengan kata lain,
individu tersebut telah merasakan keadaan bahagia sejati.
Jika
ditarik korelasi antara Teori Maslow dan Konsep Irfani, bisa
disimpulkan bahwa puncak kesempurnaan pribadi dari seorang individu,
seseorang yang bisa merasakan kebahagiaan sejati, diraih ketika
individu tersebut telah memahami hakikat dan arti kehidupan sejati.
Sehingga setiap aktifitas kehidupan dalam peng-aktualisasi-an diri
didasarkan oleh keyakinannya yang hakiki tentang hakikat dan arti
kehidupan.
Tragedi Karbala merupakan suatu epik sejarah yang
mempertontonkan pribadi yang telah mencapai kesempurnaan dan merasakan
kebahagiaan sejati. Karakter pribadi Imam Husain as dan pengikutnya,
adalah karakter-karakter yang mewakili dan menjadi contoh dari
pribadi-pribadi tersebut. Imam memahami arti kehidupan yang hakiki dan
mengaktualisasikan keyakinannya dengan gerakan reformasi umat,
pengorbanan dan kesyahidannya yang agung. Kita dapat melihat dasar
keyakinannya untuk melakukan pengorbanan dari dialog yang dilakukannya
dengan saudaranya Muhammad Bin Hanafiyah, ketika Imam akan memulai
gerakan reformasinya. Imam menjawab dalam suratnya kepada saudaranya
tersebut:
”Aku tidak keluar untuk memprovokasi atau ingin
menindas. Aku ingin membawa umat kembali ke jalan Amr bil Maruf wa Nahi
Anil Munkar (penganjuran kepada kebaikan dan penolakan kepada
kejahatan). Aku ingin mengajak mereka ke jalan dari kakekku dan ayahku
Ali bin Abi Thalib (Jalan Islam).”
Dalam kelanjutan kisahnya,
yang telah kita ketahui bersama, kita dapat menilai bahwa Imam telah
mencapai tujuan dari aktualisasi dirinya dengan lestarinya ajaran Islam
yang murni, yang bebas dari penyalah-gunaan dan penyelewengan oleh
penguasa tiran. Lebih jauh lagi, kisah kesyahidannya menjadi rekaman
abadi dalam sejarah Islam dan menjadi sumber inspirasi yang mengalir
terus kepada setiap muslim dan dalam pergerakan perjuangan Islam di
masa-masa setelahnya. Bahkan juga menjadi sumber inspirasi bagi
pergerakan lain dengan kemuliaan moralitas, yang bertujuan membebaskan
diri dari kungkungan kekuasaan tirani dan penindasan.
yang dinamakan sukses bukanlah pada apa yang telah diraih melainkan proses untuk meraihnya
BalasHapusRiza Hadi Saputra
TI 1 E
10530912
www.rezasaputra.com
Sukses adlah bagaimana kita bisa jadi inspirasi orang banyak
BalasHapusnur kholis huda
TI 1A
10530779
RIZA EKO CAHYONO
BalasHapus10530782
1A
REKAP PAK....
Lima (5) kebutuhan dasar Maslow - disusun berdasarkan kebutuhan yang paling penting hingga yang tidak terlalu krusial :
1. Kebutuhan Fisiologis
Contohnya adalah : Sandang / pakaian, pangan / makanan, papan / rumah, dan kebutuhan biologis seperti buang air besar, buang air kecil, bernafas, dan lain sebagainya.
2. Kebutuhan Keamanan dan Keselamatan
Contoh seperti : Bebas dari penjajahan, bebas dari ancaman, bebas dari rasa sakit, bebas dari teror, dan lain sebagainya.
3. Kebutuhan Sosial
Misalnya adalah : memiliki teman, memiliki keluarga, kebutuhan cinta dari lawan jenis, dan lain-lain.
4. Kebutuhan Penghargaan
Contoh : pujian, piagam, tanda jasa, hadiah, dan banyak lagi lainnya.
5. Kebutuhan Aktualisasi Diri
Adalah kebutuhan dan keinginan untuk bertindak sesuka hati sesuai dengan bakat dan minatnya.
coment....
BalasHapusTI 1C
10530987
kesuksesan yang sebenarnya bukan dari uang yang didapatkan tetapi dari berguna atau tidak apa yang kita lakukan...
BalasHapusMOH ALIF
TI 1D 10530899
Nindi Ardina
BalasHapusTI 1A
10530778
iya..iya...
:)
BalasHapusdeni manggala p
1D
10530894
eka indrayani
BalasHapus1a
10530760
uang untuk hidup. bukan hidup untuk uang
CATUR DEWI A
BalasHapusTI/ 10530840
1 C
KEbahagiaan diraih untuk dipertahankan
IMAM MUNTAHAR
BalasHapus10530978
TI PROSUS SMT 1
semua orang pastinya mendambakan suatu kebahagiaan