Apakah Kampus Mewah Bernasib Mall


Oleh : Dr. Aliyadi, M. Kom



Mall sepi Pengunjung
Di era digital saat ini beberapa pemberitaan dimedia masa bahwa pusat perbelanjaan mewah atau mall sudah sepi pengunjung, bahkan beberapa grai sudah menyatakan tutup karena sepi pembeli. Konsumen mulai beralih dari berbelanja model konvensional ke model pembelian online atau model e-commerce, dengan semakin majunya teknologi dunia maya maka mendorong perubahan perilaku manusia apalagi kaum muda. Pembelian online merupakan tren yang mulai menjangkiti semua lapisan masyarakat khususnya kaum muda dan terpelajar yang sudah melek teknologi. Toko online menawarkan produk di dunia online hanya dalam bentuk brosur dan katalog, semakin lengkap katalog yang ditampilkan maka semakin mempermudah konsumen mempelajari produk-produk yang 
Mall sepi
akan mereka beli, dan sekarang telah didukung oleh jaringan pengirimanan barang yang siap menjadi pendukungnya, jadi pembeli sudah sangat dimudahkan dengan berbelanja online. Dan perlu diketahui, konsumen dalam memilih barang tidak memerlukan dosen atau guru, cukup produsen atau pihak toko online menyediakan katalog dan spesipikasi barang, semakin lengkap dan detail maka akan sangat memudahkan konsumen dalam menentukan pilihan produk yang akan di beli. 
Begitu pula dengan dunia kampus, yang akhir-akhir ini masih berkompetesi membangun gedung-gedung mewah dengan investasi yang sangat mahal serta biaya oprasional yang tentu tidak sedikit, akankah bernasib sama seperti pusat perbelanjaan mewah yang ditinggal pembelinya, karena kampus-kampus modern telah merubah sistem pendidikan dari sistem konvensional ke teknologi digital yaitu e-learning.
salag satu kampus mewah
Bahkan sudah ada beberapa perguruan tinggi yang menerapkan model pembelajaran jarak jauh (PJJ), yaitu Universitas Binus, Universitas Indonesia (UI), Universitas Gajah Mada (UGM), Institut Teknologi Surabaya (ITS), Institut Teknologi Bandung (ITB) dan AMIKOM Yogyakarta.  Perguruan Tinggi ini sudah mendapat izin membuka Program Studi (Prodi) PJJ.  Bahkan, ke-enam perguruan tinggi ini sudah membagi mata kuliah melalui Pembelajaran Daring Indonesia Terbuka dan Terpadu (PDITT) selama satu semester. Sejauh ini sudah ada 3,000-an mahasiswa yang mengikuti program tersebut, mereka mendapatkan pembelajaran 30 mata kuliah (matkul) dari enam Perguruan Tinggi tersebut. Mereka berasal dari 51 Perguruan Tinggi di seluruh Indonesia, jadi  enam Perguruan Tinggi itu provider dan 51 itu user-nya. Dengan adanya konsep ini maka PT-PT lain termasuk mahasiswa akan mendapatkan manfaat yang besar. Dengan pola pembelajaran seperti ini , Perguruan Tinggi lain yang kekurangan dosen atau tidak memiliki matkul tertentu, dan sedang mencari bahan bisa memperoleh keuntungan, bisa mendapatkan semua itu di PDITT e-learning ini. 
Kampus Megah

Sedangkan payung hukumnya untuk memuluskan program tersebut,  kemenristek-dikti akan menyiapkan regulasinya. Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek-dikti) juga  akan memberlakukan kuliah jarak jauh. Kuliah jarak jauh ini sudah dijalankan universitas terbuka (UT) dan akan diadopsi pemerintah. Menurut Menristekdikti Mohamad Nasir, kebijakan kuliah jarak jauh ini sebagai antisipasi perkembangan perguruan tinggi dunia. Saat ini, banyak tawaran dari negara luar seperti Taiwan dan Amerika untuk kerja sama kuliah jarak jauh atau e-learning. Di era digitalisasi, saatnya membuka kuliah jarak jauh atau e-learning," kata Nasir saat kunjungan kerja di Universitas Diponegoro, Sabtu (23/9) (JPPN).
Program e-learning, lanjutnya, sudah diuji coba Universitas Bina Nusantara (Binus) untuk program studi tekrnik informatika. Teknologi sudah maju. Jangan tertinggal dengan negara lain. Kita harus selalu siap dengan perubahan zaman yang mau tak mau menggunakan teknologi informasi. Inovasi baru salah satunya kuliah jarak jauh," tutur Nasir. "e-learning sudah jadi keharusan di era teknologi," 
Bagaimanakah model pendidikan kedepan? Apakah masih mengandalkan fisik semata atau berubah ke arah penguasaan sumber daya manusia yang mumpuni dibidangnya dan dikembangkan dengan model pembelajaran jarak jauh atau e-learning. Dengan sudah terinduksi dengan teknologi digital apakah pendidikan akan semakin murah atau semakin mahal yang jelas perubahan investasi pasti bergeser dari perangkat keras berupa gedung mewah beralih ke perangkat keras dan lunak teknologi digital, lalu gedung mewah yang dibangun berlomba-lomba dengan menarik dana masyarakan akankah bernasib sama seperti pusat perbelanjaan atau berubah fungsi sesuai zamannya.....semoga!!!!

Sumber: diolah dari berbagai sumber..

Komentar

Postingan Populer