Johanis Rampisela, menulis

Berikut adalah puisi menarik tentang rokok yang diciptakan penyair Taufik Ismail beberapa tahun lalu, yang masih sangat cocok dengan situasi saat ini di tanah air.
Tuhan Sembilan Senti
Oleh Taufiq Ismail
Indonesia adalah surga luar biasa ramah bagi perokok,
tapi tempat siksa tak tertahankan bagi orang yang tak merokok.
Di sawah petani merokok,
di pabrik pekerja merokok,
di kantor pegawai merokok,
di kabinet menteri merokok,
di reses parlemen anggota DPR merokok,
di Mahkamah Agung yang bergaun toga merokok, hansip-bintara-perwira nongkrong merokok,
di perkebunan pemetik buah kopi merokok,
di perahu nelayan penjaring ikan merokok,
di pabrik petasan pemilik modalnya merokok,
di pekuburan sebelum masuk kubur orang merokok.
Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu-na’im sangat ramah bagi perokok,
tapi tempat siksa kubur hidup-hidup bagi orang yang tak merokok.
Di balik pagar SMU murid-murid mencuri-curi merokok,
di ruang kepala sekolah … ada guru merokok,
di kampus mahasiswa merokok,
di ruang kuliah dosen merokok,
di rapat POMG orang tua murid merokok,
di perpustakaan kecamatan ada siswa bertanya apakah ada buku tuntunan cara merokok.
Di angkot Kijang penumpang merokok,
di bis kota sumpek yang berdiri yang duduk orang bertanding merokok,
di loket penjualan karcis orang merokok,
di kereta api penuh sesak orang festival merokok,
di kapal penyeberangan antar pulau penumpang merokok,
di andong Yogya kusirnya merokok, sampai kabarnya kuda andong minta diajari pula merokok.
Negeri kita ini sungguh nirwana kayangan para dewa-dewa bagi perokok,
tapi tempat cobaan sangat berat bagi orang yang tak merokok.
Rokok telah menjadi dewa, berhala, Tuhan baru, diam-diam menguasai kita.
Di pasar orang merokok,
di warung tegal pengunjung merokok,
di restoran, di toko buku orang merokok,
di kafe, di diskotik para pengunjung merokok,
Bercakap-cakap kita jarak setengah meter tak tertahankan asap rokok,
bayangkan isteri-isteri yang bertahun-tahun menderita di kamar tidur
ketika melayani para suami yang bau mulut dan hidungnya mirip asbak rokok.
Duduk kita di tepi tempat tidur ketika dua orang bergumul saling menularkan HIV-AIDS sesamanya, tapi kita tidak ketularan penyakitnya.
Duduk kita di sebelah orang yang dengan cueknya mengepulkan asap rokok di kantor atau di stopan bus, kita ketularan penyakitnya.
Nikotin lebih jahat penularannya ketimbang HIV-AIDS.
Indonesia adalah surga kultur pengembangbiakan nikotin paling subur di dunia,
dan kita yang tak langsung menghirup sekali pun asap tembakau itu, bisa ketularan kena.
Di puskesmas pedesaan orang kampung merokok,
di apotik yang antri obat merokok,
di panti pijat tamu-tamu disilahkan merokok,
di ruang tunggu dokter pasien merokok,
dan ada juga dokter-dokter merokok.
Istirahat main tenis orang merokok,
di pinggir lapangan voli orang merokok,
menyandang raket badminton orang merokok,
pemain bola PSSI sembunyi-sembunyi merokok,
panitia pertandingan balap mobil, pertandingan bulu tangkis, turnamen sepak bola mengemis-ngemis mencium kaki sponsor perusahaan rokok.
Di kamar kecil 12 meter kubik, sambil ‘ek-’ek orang goblok merokok,
di dalam lift gedung 15 tingkat dengan tak acuh orang goblok merokok,
di ruang sidang ber-AC penuh, dengan cueknya, pakai dasi, orang-orang goblok merokok.
Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu-na’im sangat ramah bagi orang perokok,
tapi tempat siksa kubur hidup-hidup bagi orang yang tak merokok.
Rokok telah menjadi dewa, berhala, Tuhan baru, diam-diam menguasai kita.
Di sebuah ruang sidang ber-AC penuh, duduk sejumlah ulama terhormat,
merujuk kitab kuning dan mempersiapkan sejumlah fatwa.
Mereka ulama ahli hisap.
Haasaba, yuhaasibu, hisaaban.
Bukan ahli hisab ilmu falak, tapi ahli hisap rokok.
Di antara jari telunjuk dan jari tengah mereka terselip berhala-berhala kecil,
sembilan senti panjangnya, putih warnanya,
kemana-mana dibawa dengan setia,
satu kantong dengan kalung tasbih 99 butirnya.
Mengintip kita dari balik jendela ruang sidang,
tampak kebanyakan mereka memegang rokok dengan tangan kanan,
cuma sedikit yang memegang dengan tangan kiri.
Inikah gerangan pertanda yang terbanyak kelompok ashabul yamiin dan yang
sedikit golongan ashabus syimaal?
Asap rokok mereka mengepul-ngepul di ruangan AC penuh itu.
Mamnu’ut tadkhiin, ya ustadz. Laa tasyrabud dukhaan, ya ustadz.
Kyai, ini ruangan ber-AC penuh.
Haadzihi al ghurfati malii’atun bi mukayyafi al hawwa’i.
Kalau tak tahan, di luar itu sajalah merokok.
Laa taqtuluu anfusakum. Min fadhlik, ya ustadz.
25 penyakit ada dalam khamr. Khamr diharamkan.
15 penyakit ada dalam daging khinzir (babi). Daging khinzir diharamkan.
4.000 zat kimia beracun ada pada sebatang rokok. Patutnya rokok diapakan?
Tak perlu dijawab sekarang, ya ustadz. Wa yuharrimu ‘alayhimul khabaaith.
Mohon ini direnungkan tenang-tenang, karena pada zaman Rasulullah dahulu,
sudah ada alkohol, sudah ada babi, tapi belum ada rokok.
Jadi ini PR untuk para ulama.
Tapi jangan karena ustadz ketagihan rokok,
lantas hukumnya jadi dimakruh-makruhkan, jangan.
Para ulama ahli hisap itu terkejut mendengar perbandingan ini.
Banyak yang diam-diam membunuh tuhan-tuhan kecil yang kepalanya berapi itu, yaitu ujung rokok mereka.
Kini mereka berfikir.
Biarkan mereka berpikir.
Asap rokok di ruangan ber-AC itu makin pengap, dan ada yang mulai terbatuk-batuk.
Pada saat sajak ini dibacakan malam hari ini,
sejak tadi pagi sudah 120 orang di Indonesia mati karena penyakit rokok.
Korban penyakit rokok lebih dahsyat ketimbang korban kecelakaan lalu lintas,
lebih gawat ketimbang bencana banjir, gempa bumi dan longsor,
cuma setingkat di bawah korban narkoba.
Pada saat sajak ini dibacakan, berhala-berhala kecil itu sangat berkuasa di negara kita,
jutaan jumlahnya, bersembunyi di dalam kantong baju dan celana,
dibungkus dalam kertas berwarni dan berwarna,
diiklankan dengan indah dan cerdasnya.
Tidak perlu wudhu atau tayammum menyucikan diri,
tidak perlu ruku’ dan sujud untuk taqarrub pada tuhan-tuhan ini,
karena orang akan khusyuk dan fana dalam nikmat lewat upacara menyalakan api dan sesajen asap tuhan-tuhan ini.
Rabbana, beri kami kekuatan menghadapi berhala-berhala ini.
Amin Yaa Rabbalalamin

Komentar

  1. amiin :))

    deni mangaala
    1D
    10530894

    BalasHapus
  2. bagus sich pak , tp kog pnjang bget ?
    bcane kelamaan nho ?

    Rizqi Tamania
    10530871
    1D

    BalasHapus
  3. menarik sih pak, tp pnjang bget jd mles bc..

    juwita eka n.
    1d
    10530862

    BalasHapus
  4. bagus pak..... saya acungi jempoll

    MOH ALIF
    TI 1D 10530899

    BalasHapus
  5. untungnya saya tidak merokok, ha ha ha


    Riza Hadi Saputra
    TI 1 E
    10530912
    www.rezasaputra.com

    BalasHapus
  6. mudah-mudahan aja yang merokok cepet sembuh dan kembali ke jalan yang benar.,

    RIZA EKO CAHYONO
    10530782
    1A

    BalasHapus
  7. untung'a saya cewe yang bukan perokok..


    Munfarika Zayini Firdausi
    TI 1 F
    10530995

    BalasHapus
  8. eka indrayani
    1a
    10530760

    indonesia memang ada ditangan generasi mudanya. semoga puisi tersebut dapat memberikan suatu kesadaran yang lahir dari dalam hati.....

    BalasHapus
  9. Nama : Koirul Anwar
    Kelas: Ti 1A
    NIM :10530781

    rokok adalah racun generasi muda...kebanyakan anak muda ponorogo hampir tiap hari,dari pagi sampek malem nongkrong diwarung kopi sambil hisap rokok....
    ini adalah tradisi yang harus diwaspadai karena bisa-bisa generasi muda indonesia dibodohi sama kopi dan rokok....

    BalasHapus
  10. rokok hanya pemboroson dan penyebab berbagai pnyakit berbahaya.

    lebih baik uang kita digunakan untuk hal-hal yg positif.

    Galih Rudi A.
    T.I E
    10530923

    BalasHapus
  11. Nama : Imam Muntahar
    NIM : 10530978
    Kelas : Semester 1 TI Prosus

    Merokok itu merugikan banget, terutama bagi perokok pasif....

    BalasHapus
  12. Nama : Indra megaputra
    NIM : 10530903
    Kelas : TI PROSUS

    Rokok sangat tidak baik bagi tubuh kita karena rokok terdapat zat-zat berbahaya yang terkandung di dalam rokok. Maka pikir dulu sebelum merokok..................oke!!!!!

    BalasHapus
  13. Nama : Muhammad Ridwan
    Nim : 10530770
    Klas : 1 TI (PROSUS)





    kok panjang banget,,, tap setuju banget pak hehehehehe

    BalasHapus
  14. ea gpp pak, ., lw mang ada universitas mengeluarkan kbijakan seperti tu. Malah Saya sangat senang.

    BalasHapus
  15. bener banget kalu orang yang merokok di tempat umum itu disebut sebagai orang GOBloK! gimana ngga goblok masa bunuh diri kug dipamerin ke orang lain, dah gitu merugikan orang lain pula... daripada merokok ditempat umum yang jelas merugikan banyak pihak lain, mending merokoklah disebuah tempat tertutup tanpa ventilasi dan tanpa AC, biar merasakan gimana rasanya mati secara perlahan akibat udara yang jelas-jaelas sudah mereka buat berpolusi.. berani coba???

    Tri wahyuni TI 1C
    10530822

    BalasHapus
  16. iya pak


    Pria fatkur Rohman
    10530860
    1D

    BalasHapus
  17. BAMBANG SUMANTO
    10530986
    TI PROSUS

    aku sangat benci rokok, maka ku bakar.. ku hisap... trus ku buang...tp tanpa dia aku juga strees... tanpa dia aku gak konsen... tanpa dia jd culun..
    inikah yang dinamakan "BENCI TAPI RINDU"?

    BalasHapus
  18. rokok adalah penyumbang cukai terbesar di indonesia, jd akan sulit bila indonesia bebas rokok

    MARGOUTOMO D.S
    10531008

    BalasHapus
  19. iya pak,iya iya iya iya iya,cip pkok e.saya setuju itu.merokok sgtlah merugikan buat kesehatan kita.

    Rita puryani
    10530752
    1A

    BalasHapus
  20. Edy Susanto
    10530791
    TI Prosus



    Rata-rata masyarakat indonesia kurang sadar kalau ROKOK sangat membahayakan,jadi masyarakat indonesia sangat sulit untuk brhenti merokok

    BalasHapus
  21. Eko Heri Setiawan
    10530956
    T.I Malam, Smter 1

    Betul, rokok emg merugikan. padahal masyarakat kita, atau teman2 kita sdh tau dan paham dapak merokok.
    Branntassssssssssssssssssss..... merokok.
    kita yng merokok jg di rugikan, perokok pasip jg lebih di rugikan.

    BalasHapus
  22. betul bozzz bikin kanker {kantong kering},impotensi,jantung,paru-paru dan gangguan kehamilan dan janin.

    DANI FEBRIYA
    I A
    10530774

    BalasHapus
  23. setuju pak,,,no smoking is the best.

    Adhi Yahya Dinurrohman
    1 A
    10530761

    BalasHapus
  24. Puisine bgus...
    tpi pNjang bgt, jdi Mles bca_y...


    Daikul Choirunniam
    TI 1C
    10530827

    BalasHapus
  25. Nindi Ardina
    TI 1A
    10530778

    Puisi karya Taufik Ismail ini sangat penuh dengan inspirasi dan sangat membagun

    BalasHapus
  26. hendy setiawan
    TI 1B
    10530778
    bagus skali very2 good poetry...

    BalasHapus
  27. puisinya menyentuh sekali pak


    ABI YUDHA R.N.
    TI B
    10530801

    BalasHapus
  28. kampanye anti merokok terus berlangsung.....

    BalasHapus
  29. agus setiono
    10510647
    teknik mesin

    sipp.

    BalasHapus
  30. pak low nlz jngn pnjng2 mlz bc.....heheheheh

    Lia apriliani
    10530792
    1b

    BalasHapus
  31. wah bener pak...

    MAFUT AFANDI
    10530839
    TI KELAS MALAM..

    BalasHapus
  32. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  33. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  34. uoke pak puisinya...

    1A
    TI
    10530783

    BalasHapus
  35. ya smoga smua pda sdar akn bhya mrkok,,tp ank mda pnmorogo dah terbysa dgn nongkrong, ngopi, dan tak lpa smbil ngsep rkok,,,mrka mkin dh tw bhya mrkok tpi ya dah membudidaya,,,gimana crnya mngtasinyaaa,,,

    SAHRUL SAIFIN
    TI 1a
    10530765

    BalasHapus
  36. Betul, rokok emg merugikan. padahal masyarakat kita, atau teman2 kita sdh tau dan paham dapak merokok.
    Branntassssssssssssssssssss..... merokok.
    kita yng merokok jg di rugikan, perokok pasip jg lebih di rugikan

    BalasHapus
  37. Rata-rata masyarakat indonesia kurang sadar kalau ROKOK sangat membahayakan,jadi masyarakat indonesia sangat sulit untuk brhenti merokok. .meroko sama ja juga membakar uang. . .

    ananta putut w.
    10531018
    1B / T.Informatika

    BalasHapus
  38. makannya kalaw dah tau bahaya merokok and ruginya merokok gag sah merokok aza
    bgi yang belum gag usah cuba''okeeey horrsaa

    ima pebriana
    1a
    10531007

    BalasHapus
  39. Sebenarnya merokok atau tidak itu kebebasan dan hak setiap manusia. di dalam Al-quran tidak ada larangan untuk merokok, beda dengan dengan Hamer.

    Itu Puisi hanya untuk mereka yang Kontra dengan Rokok. Saya hargai, bagus dan terima kasih atas Puisi dan ajakannya.

    Achmad Fajarisman
    TI/PROGSUS (10531009)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer