Pilih Pemimpin Atau Pilih Petarung!!

Ir. Aliyadi, MM, M..Kom
Pelaksanaan Pilkada sudah berlalu pada tanggal 09 Desember 2015 yang lalu, hasilnya sudah bisa kita ketahui melalui hitung cepat atau quickcount melalui beberapa media online, dari hasil tersebut sudah bisa ditebak, bahwa dari sekian banyak calon mereka mengharapkan untuk terpilih baik menjadi Gubernur, Wali Kota atau Bupati, Masing-masing daerah tentu tidak sama jumlah pasang calon (paslon), Berdasarkan data total ada 8 provinsi, 170 kabupaten dan 26 kota,, termasuk diantaranya Kabupaten Ponorogo yang berakhir masa jabatan 12-08-2015,
Untuk Pilkada serentak tahun 2015 ini Kabupaten Ponorogo diikuti oleh 4 paslon, yaitu pasangan Sugiri Sancoko-Sukirno dengan nomor urut 1, diusung oleh partai  Golkar, 10 kursi. Partai Demokrat, 6 kursi, PKS, 2 kursi, Partai Hanura, 1 kursi. Total 19 kursi.  Amin-Agus Widodo mendapat nomor urut 2,  PKB, 7 kursi. PDIP, 5 kursi.Total 12 kursi. Pasangan Misranto-Isnen Supriyono dengan nomor urut 3, Jalur Independent dan pasangan Ipong Muclissoni-Sujarno dengan nomor 4. Gerindra, 6 kursi, PAN, 6 kursi. Nasdem, 1 kursi. Total 13 kursi.
Setelah mendapatkan hasil sementara, ke emapat paslon diketahui hasilnya sebagai berikut ini quick count sementara dari sampel acak random dengan margin error 5%. Yang diperkaya dengan laporan netizen FB. Nomer 1 = 37%; Nomer 2 = 22%; Nomer 3 =   3% ; Nomer 4 = 38% sumber Berdasarkan survei LSSI (Lembaga Survei Sarwani Indonesia), 09 Desember 201.
Kalau kita melihat Profil  keempat calon tersebut diatas jelas terlihat latar belakang masing-masing, misal  1. Prof. Dr. Misranto, SH, M.Hum (laki2, pekerjaan : PNS, alamat kota pasuruan) & Isnen Supriyono, S.Pd, MM. Pd. (laki2, pekerjaan : pensiunan PNS, alamat kab. Ponorogo). Calon perseorangan, latar belakang keagamaan cukup kental, tapi hanya mampu memperoleh suara 3 %, kalau melihat isu santer yang berkembang bahwa calon independent ini tidak mempunyai dana yang cukup untuk kampanye, bahkan juga untuk memberikan uang saku atau mungkin money politic, sedangkan ke tiga paslon yang lain sudah tidak diragukan lagi dari sisi dukungan financial untuk oprasional kampanye atau "money politic", jadi wajar kalau yang muncul menjadi pemenang berada pada tataran bayar tunai.
Kalau melihat judul tulisan ini, tidak berlaku ceramah keagamaan yang disampaikan oleh para "ustadz", dalam beberapa kesempatan, jangan memilih pemimpin karena uang, atau hanya dihargai Rp. 150.000,-, tetapi pilihlah pemimpin yang Jujur, Amanah, dan dapat dipercaya, 
Jadi kesimpulanya, pemimpin yang dipilih oleh masyarakat tidak bisa di pungkiri tetap saja melihat apakah paslon memberikan uang saku lebih besar atau tidak jika ya maka itu yang akan dipilih, dalam babak ini maka akan nampak pemimpin yang hadir adalah pemimpin yang mempunyai keahlian petarung, jadi tidak hanya pemimpin tetapi punya jiwa petarung, juag punya jiwa gambling,
Bisa dibayangkan, jika satu pasangan calon, mengeluarkan dana 20 M, maka uang beredar untuk tiga paslon sebanyak 60 M, wah dana yang luar biasa.....
Semoga yang terpilih dapat menjalankan roda pemerintahan dengan baik, yang kalah bukan berarti kalah, akan tetapi ini hanya sebuag kompetisi sesaat, setelah berakhir  pemilihan, maka kita bersatu kembali untuk membangun Ponorogo lebih baik, kemenangan satu pasangan calon tetap saja merupakan reperestasi masyarakat Ponorogo. Yang kalah tentu saja kecewa dan sakit, tapi disinilah sikap negarawan kita dituntut, karena setiap kompetisi pasti ada yang kalah dan ada yangmenang. Pilkada sudah berjalan dengan tertib dan lancar, semoga semua membawa hikmah bagi kita semua, dan masyarakat Ponorogo ke depan lebih baik,....selamat kepada Bapak Ipong Muclissoni-Sujarno......!!!!

Komentar

Postingan Populer