IMK dan KWH Materi Pengayaan

Pengayaan Materi


Loogika/logis menyangkut cara, sikap hidup yg masuk akal/reasonable. Dlm arti teknis/ilmiah, Logika merupakan sebuah disiplin ilmiah. Disiplin ilmiah artinya kegiatan akal budi/intelektual yg dipelajari untuk memperoleh pengetahuan & pemahaman dlm bidang tertentu secara sistematik-rasional yg terikat/tunduk ada aturan-aturan/prosedur/metode tertentu.



Imanuel Kant ( 1724 – 1804 )
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yange menjadi pokok dan pangkal dari segala pengetahuan yang didalamnya tercakup empat persoalan.
  1. Apakah yang dapat kita kerjakan ?(jawabannya metafisika )
  2. Apakah yang seharusnya kita kerjakan (jawabannya Etika )
  3. Sampai dimanakah harapan kita ?(jawabannya Agama )
  4. Apakah yang dinamakan manusia ? (jawabannya Antropologi )
Manis jangan mudah kau telan pahit jangan mudah kau muntakan, karena pahit ada kalanya mengandung obat pahit ada kalanya mengandung racun, maka hati-hatilah dalam bersikap. 
Tugas:
Buat Prolog dari wacana diatas, apa sebenarnya tujuan Tuhan, sehingga manusia dilahirkan kedunia ini penuh mesterius, melalui namanya orang tua kita. Apakah kita memang ditakdirkan untuk dimaki orang, atau untuk membenci orang, atau apakah orang orang di negeri arab dilahirkan untuk ditembaki meriam tentara, sehingga harus mati konyol, atau hanya sabagai pelengkap penderita memberati dunia, atau hadir kedunia untuk diperdayai orang lain. selamat ber intuitife.

Komentar

  1. Siswaji
    08530422

    TUJUAN TUHAN MENCIPTAKAN MANUSIA

    Kita adalah para pejalan yang menempuhi jalur kehidupan yang sangat panjang, jauh!. Lika-liku kehidupan penuh rintangan terkadang membuat kepala kita berat, pikiran penat, hati gundah, tubuh pegal, keringat sekujur tubuh sehabis melakukan serangkaian aktivitas melelahkan. Tidak hanya jarak perjalanan yang teramat jauh, tetapi harapan dan keinginan kita pun teramat jauh, panjang angan-angan, selangit hasrat. Dan ketika harapan tidak diikuti oleh kemampuan untuk mencapainya, maka jatuhlah diri ke jurang keputusasaan, nestapa, merana, terasa makin gelap jalan yang terbentang ke depan. Perjalanan kehidupan memang membuat kita kelelahan. Jika kita paksakan terus berjalan tanpa henti-hentinya, setangguh apapun kita, secerdas apapun kita, sekuat apapun kita, pasti akan terjatuh juga. Kita perlu istirahat di sela-sela perjalanan, di tengah jalan kehidupan yang penuh dengan ujian ini. selengkpnya di http://bilqisq.blogspot.com/2011/04/tujuan-tuhan-menciptakan-manusia.html

    BalasHapus
  2. Bambang Budi P
    08530387
    VI D

    Tuhan menciptakan manusia berbeda-beda dengan maksud agar kita saling mengenal.
    Manusia diciptakan dengan ego dan akal pikiran. Ego agar manusia punya konsepsi ttg dirinya, dan akal pikiran agar kita bisa membedakan yg benar dan yg salah dan sbg penyeimbang dr ego.
    Nah isu SARA itu, semata-mata krn kesalahan manusia. Entah manusia itu egonya ketinggian, sehingga memandang rendah agama/ras/blabla orang lain. Akal pikirannya gak sanggup buat nyeimbangin, krn kurang asupan pendidikan. Tuhan gak nyiptain agama berbeda-beda lho.. Agama ada karena konsepsi manusia yang berbeda-beda.. Balik lagi ke soal ego dan akal pikiran tadi. Jadi menurut aku, kayaknya yg namanya perbedaan itu akan selalu ada, selama manusia masih bisa berpikir.

    BalasHapus
  3. nama : wahyu eko widodo
    nim : 09530639
    kelas : Tehnik Informatika Prosus semester IV


    “Tidak Aku jadikan jin dan manusia melainkan untuk menyembahKu” (Az Zaariyat: 53)

    “Sesungguhnya Kami telah mengilhamkan kepada jiwa itu dua jalan yaitu jalan kefasikan dan jalan ketaqwaan.” (Asy Syam: 8)

    Maknanya, Tuhan mengajarkan kepada kita bahwa tujuan hidup manusia adalah untuk menuju kepadaNya. Dan untuk memudahkan hal itu maka Tuhan membekali dengan jiwa yang bertaqwa dan akal untuk memikirkan, mengkaji dan memilih. Kemudian kembali kepada masing-masing individu untuk memilih tujuan hidupnya, menuju ALLAH atau mengikuti hawa nafsunya.

    Janganlah kita keliru dengan menjadikan dunia sebagai tujuan. Dunia hanya jalan saja. Perbedaan antara tujuan dan jalan adalah bahwa tujuan hanya satu dan harus dicapai sedangkan jalan bisa bermacam-macam menurut keperluan.

    BalasHapus
  4. NAMA : SUGENG PREHANTO
    NIM : 09530580
    KELAS : TI 4 C


    Secara fisik kita memang diciptakan berbeda satu dengan yg lain, tetapi hakikatnya kita adalah sama yaitu: Makhluk yg benama MANUSIA yg diberi akal dan Nafsu. perbedaan yg kita tafsirkan menurut akal manusia hanyalah perbedaan dari fisiknya saja. Agar kita saling mengenal satu sama lain. “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.(QS. Al-Hujurat: 13)
    Semua manusia termasuk diri Andadiciptakan dengan sangat unik, satu per satu punya keunikan, satu per satu punya keistimewaan, satu persatu punya kelebihan, satu per satu punya’miracle’-nya sendiri-sendiri. Manusia atau kita ini bukan sekedar sebuah produk massal, kita ini tidak seperti barang industri pabrik. Tapi kita ini ibarat industri kerajinan tangan, yang diciptakan satu per satu, dengan tingkat ketelitian yang amat tinggi dan keunikan yang spesifik.

    Kalau pada akhirnya Allah hanya ingin disembah dgn satu cara,: "Wahai sekalian manusia, ingatlah sesungguhanya Tuhan kalian adalah satu dan bapak kalian adalah satu. Sungguh tidak ada keutamaan Arab atas non-Arab, non-Arab atas Arab, kulit merah atas hitam, dan kulit hitam atas merah, kecuali dengan ketakwaan.” (HR. Ahmad).

    BalasHapus
  5. Nama : ARDINA ARINTA MUHARYANTI
    NIM : 09530588
    Kelas : Informatika / Prosus IV

    TUGAS
    Manusia merupakan makhluk paling sempurna yang pernah Allah ciptakan.
    Allah menciptakan manusia dibumi tidak lain dan tidak bukan menjadikannya sebagai khalifah. Kata khalifah berasal dari kata khalafa yakhlifu khilafatan atau khalifatan yang berarti meneruskan, sehingga kata khalifah dapat diartikan sebagai pemilih atau penerus ajaran Allah. Status manusia sebagai khalifah , dinyatakan dalam Surat Al-Baqarah ayat 30.

    " Dan (ingatlah) tatkala Tuhan engkau berkata kepada Malaikat : Sesungguhnya Aku hendak menjadikan di bumi seorang khalifah. Berkata mereka : Apakah Engkau hendak menjadikan padanya orang yang merusak di dalam nya dan menumpahkan darah, padahal kami bertasbih dengan memuji Engkau dan memuliakan Engkau ? Dia berkata : Sesungguhnya Aku lebih mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.

    Manusia diciptakan Allah dengan dibekali kecerdasan berfikir dan kekuatan mental maupun fisik, namun ia tetap mempunyai kelemahan seperti sifat lalai dan khilaf. Manusia diciptakan Allah dengan berbeda – beda namun hakekatnya adalah sama. Tidak ada yg membedakan manusia satu dan yang lain kecuali tingkat iman dan ketaqwaannya kepada Allah SWT. Maka dari itu Allah membekali manusia dengan agama. Agama mengajarkan kepada manusia utk mengabdi kepada Allah serta mengatur segala hal yg berkaitan dengan cara hidup manusia dibumi. Dengan adanya agama diharapkan manusia dapat hidup rukun satu sama lain, saling toleransi sehingga tercipta kedamaian.
    Namun dewasa ini seiring dengan berkembangnya jaman, manusia seperti sudah kehilangan arah dan tujuan dalam menjalani kehidupan di bumi. Satu sama lain bertikai dan tak ada pangkal ujungnya. Ajaran agama seolah – olah digunakan suatu pihak utk menhancurkan pihak lain dengan mengatasnamakan suatu kepentingan golongan maupun kepentingan pribadi. Pemahaman yang keliru tentang suatu ajaran agama digunakan untuk mengadu domba satu sama lain. Manusia lebih mementingkan hawa nafsu daripada hati nurani.
    Setau saya bahwa ajaran agama manapun tidak hanya Islam pasti mengajarkan umatnya untk saling mnghormati agar tercipta kerukunan
    Kehidupan yang ada sekarang ini sangat jauh sekali dari hakekat manusia sebagai makhluk Tuhan yang ditujukan merawat dan melestarikan bumi, menciptakan persaudraan dan perdamaian. Perbedaan dijadikan sebagai sebuah kekurangan, padahal dengan adanya perbedaan manusia diharapkan bisa saling melengkapi.
    Seharusnya kita semua kembali lagi kepada hakekat manusia yaitu tidak ada yng membedakan manusia kecuali tingkat keimanan dan ketaqwaan. dan apapun yang telah manusia lakukan perlu diingat bahwa pertanggungjawaban yang besar dari diri kita kelak di hari Pembalasan nanti atas segala apa yang telah kita lakukan di dunia

    BalasHapus
  6. NAMA :GUNANTO
    KELAS:PROSUS
    NIM :09530682
    Pada hakikatnya manusai diciptakan untuk beribadah, namun untuk memenuhi kebutuhannya manusia diwajibkan untuk berusaha. Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum kalaulah kaum itu tidak merubahnya. ini bisa kita jadikan pedoman untuk menjadi seorang wirausaha. dan manusia memang sulit untuk ditebak karena tak da seorangpun yang bisa membaca hati manusia, hatinya selalu berbolak-balik. jadi baik buruknya seseorang tinggal kita yang akan mewarnai dinamika kehidupan kita. makanya agamalah puncak dari segalanya, kalau akal pemikiran kita tidak sampai memikirkan maka kembalinya ke agama. secara logika agama sebai penyeimbang dalam kehidupan. karena sudah rumus bahwa di dunia ini ada dua, baik dan buruk, kiri dan kanan, pria dan wanita, meski ada bencong akan tetapi aslinya juga pria cuma sifatnya saja.
    jdi kuncinya kita harus mengembalikan ke agama sebagai puncak pemikiran kita karena akal manusia itu terbatas seperti halnya mata kita saat memandangi lut lepas yang terlihat hanya sebuah garis luru.

    BalasHapus
  7. DEWI YUNITA SARI
    09530485
    TI 4A

    Kalau kita melihat besar kekuasaan Allah niscaya kita akan segera mengucapkan “Allahu Akbar” “Subhanallah”. Allah menciptakan langit tanpa tiang serta semua bintang yg menghiasi dan Allah turunkan dari air hujan dan tumbuh dengan segala jenis tumbuh-tumbuhan. Bumi terhampar sangat luas segala jenis makhluk bertempat tinggal di atas berbagai keni’matan dikandung dan tiap orang dgn mudah bepergian ke mana yg dia inginkan.
    Kita meyakini bahwa Allah menciptakan semua itu memiliki tujuan dan tdk sia-sia. mk dari itu mari kita berlaku jujur pada diri kita dan di hadapan Allah yaitu tentu bahwa kita juga diciptakan oleh Allah tdk sia-sia dlm arti kita diciptakan memiliki tujuan tertentu yg mungkin berbeda dgn yg lain. Allah berfirman
    “Maka apakah kalian mengira bahwa sesungguh Kami menciptakan kalian secara main-main dan bahwa kalian tdk akan dikembalikan kepada Kami?”
    “Apakah manusia mengira bahwa ia akan dibiarkan begitu saja ?”
    “Dan Kami tdk menciptakan langit dan bumi dan apa yg ada di antara kedua tanpa hikmah”.
    ”Dan Kami tdk menciptakan langit dan bumi dan apa yg ada di antara kedua dgn bermain-main.”
    Mari kita melihat keterangan Allah di dlm Al Qur’an:
    “Dialah yg telah menjadikan bumi terhampar buat kalian dan langit sebagai atap dan Dia menurunkan air hujan dari langit lalu Dia menghasilkan dgn hujan itu segala buah-buahan sebagai rizki utk kalian krn itu janganlah kalian mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah padahal kalian mengetahuinya.”
    ”Dia Allah yg telah menjadikan segala apa yg di bumi utk kalian.”
    “Allah-lah yg menjadikan bumi bagi kalian tempat menetap dan langit sebagai atap lalu membentuk kalian membaguskan rupa kalian serta memberi kalian rizki dari sebagian yg baik-baik yg demikian itu adl Allah Tuhanmu Maha Agung Allah Tuhan semesta alam.”
    Dari keterangan di atas berarti manusia diciptakan oleh Allah dgn dipersiapkan bagi segala keni’matan tentu memiliki tujuan yg agung dan mulia. Lalu utk apakah tujuan mereka diciptakan
    Tujuan hidup manusia di ciptakan oleh ALLAH sesuai dengan difenisi oleh ayat2 ALLAH tersebut dibawah ini;
    Manusia dgn segala ni’mat yg diberikan Allah memiliki kedudukan yg tinggi di hadapan makhluk yg lain. Tentu hal ini menunjukkan bahwa mereka diciptakan utk satu tujuan yg mulia agung dan besar. Tujuan inilah yg telah disebutkan oleh Allah di dlm Al Qur’an:
    “Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan utk menyembah-Ku.”

    1.QS.56″51.“ Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah(bekerja) kepada-Ku”
    Tugas hidup manusia di ciptakan oleh ALLAH sebagi berikut dibawah ini:
    2.(QS.11:61). “Dialah yang telah menciptakan kamu dari bumi (tanah), dan menjadikan kamu pemakmurnya. (menghuni dan mengolah hasil bumi untuk kemakmuran umat manusia).
    3.(QS..57:25).”Dan Kami ciptakan besi (dan perak, emas, almunium tembaga, minyak, dll) yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia (untuk di-olah), dan supaya ALLAH mengetahui siapa yang menolong agama Nya (Islam) dan Rasul2 padahal Allah tidak dilihatnya.
    4.”.(QS.58:11)“ALLAH akan meninggikan orang orang yang beriman di antara mu dan orang orang yang menuntut ilmu pengetahuan (belajar) beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan
    5.QS.2:30″Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah dimuka bumi ini”
    “Dia-lah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di muka bumi”. (QS.35:39.)
    .
    Demikianlah ALLAH memberitahukan, apa tujuan dan tugas hidup manusia di bumi ini menurut ALLAH yang menciptakan manusia.

    BalasHapus
  8. NAMA :HENDRIAWAN NIDYA ARISKA
    NIM :10530907
    KELAS: TI. 4E

    INI TUGAS SAYA PAK:
    Tujuan Allah menciptakan manusia didunia ini:
    Kita meyakini bahwa Allah menciptakan semua itu memiliki tujuan dan tdk sia-sia. maka dari itu mari kita berlaku jujur pada diri kita dan di hadapan Allah yaitu tentu bahwa kita juga diciptakan oleh Allah tidak sia-sia dlm arti kita diciptakan memiliki tujuan tertentu yg mungkin berbeda dgn yg lain. Allah berfirman
    “Maka apakah kalian mengira bahwa sesungguh Kami menciptakan kalian secara main-main dan bahwa kalian tdk akan dikembalikan kepada Kami?”
    “Apakah manusia mengira bahwa ia akan dibiarkan begitu saja ?”
    “Dan Kami tdk menciptakan langit dan bumi dan apa yg ada di antara kedua tanpa hikmah”.
    ”Dan Kami tdk menciptakan langit dan bumi dan apa yg ada di antara kedua dgn bermain-main.”
    Dari ayat-ayat di atas sungguh sangat jelas bahwa segala sesuatu yg ada di muka bumi ini dan yg ada di langit serta apa yg ada di antara kedua tdk ada yg sia-sia. Lalu utk siapakah semua itu?
    Mari kita melihat keterangan Allah di dlm Al Qur’an:
    “Dialah yg telah menjadikan bumi terhampar buat kalian dan langit sebagai atap dan Dia menurunkan air hujan dari langit lalu Dia menghasilkan dgn hujan itu segala buah-buahan sebagai rizki utk kalian krn itu janganlah kalian mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah padahal kalian mengetahuinya.”
    ”Dia Allah yg telah menjadikan segala apa yg di bumi utk kalian.”
    Ibnu Katsir dlm tafsir beliau mengatakan: “Allah mengeluarkan bagi mereka segala macam tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan yg bisa kita saksikan sebagai rizki buat mereka dan binatang-binatang ternak mereka sebagaimana yg telah disebutkan di banyak tempat di dlm Al Qur’an.”
    As-Sa’di mengatakan di dlm tafsir beliau hal. 30: ”Allah menciptakan segala apa yg ada di atas bumi buat kalian sebagai wujud kebaikan Allah bagi kalian dan rahmat-Nya agar kalian juga bisa mengambil manfaat dari bersenang-senang dan bisa menggali apa yg ada padanya. dan Allah menciptakan semua agar manfaat kembali kepada kita.”
    Sungguh sangat jelas bahwa semua apa yg ada di langit dan di bumi dipersiapkan utk manusia seluruhnya. Maha Dermawan Allah terhadap hamba-Nya dan Maha Luas rahmat-Nya.
    Tujuan Diciptakan Manusia
    Manusia dgn segala ni’mat yg diberikan Allah memiliki kedudukan yg tinggi di hadapan makhluk yg lain. Tentu hal ini menunjukkan bahwa mereka diciptakan utk satu tujuan yg mulia agung dan besar. Tujuan inilah yg telah disebutkan oleh Allah di dlm Al Qur’an:
    “Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan utk menyembah-Ku.”

    BalasHapus
  9. NAMA : MUH PRIO SUSILO
    NIM : 09530678
    KELAS : EXTENSI 2009
    =======================================
    Jika manusia hidup dengn ilmu selain ilmu Allah, manusia tidak bermartabat lagi. Dalam keadaan demikian manusia disamakan dengan binatang, “mereka itu seperti binatang ( ulaaika kal an’aam ), bahkan lebih buruk dari binatang ( bal hum adhal ). Dalam keadaan demikian manusia bermartabat rendah ( at-Tiin : 4 ).

     Sesi pertanyaan
    1. Manusia pada dasarnya diciptakan dimuka bumi ini sebagai khalifah, apabila manusia tidak pernah menjadi pemimpin apakah menyalahkan hakikat sebagai manusia? Dan mengapa sampai bisa orang itu mabuk atau membunuh ?

    2. Kenapa al-Quran tidak menjelaskan secara rinci asal-usul kejadian manusia, tetapi al-Quran hanya menjelaskan prinsip-prinsip seperti apa yang dijelaskan oleh al-quran tentang manusia?

    3. Kenapa makhluk gaib memiliki kelebihan yang lain tetapi manusia tidak bisa seperti itu ? dan apakah dajal dapat disebut sebagai khalifah

    4. Kenapa zahir ayat yang menyatakan bahwa allah itu menghendaki sesuatu jadi maka jadilah ( kun fayakun ), bukan ayat yang menjamin bahwa setiap yang dikehendaki allah pasti akan terwujud seketika ?

    5. Adakah ilmu selain dari ilmu Allah ?

    6. Apakah matematika, ilmu pengetahuan sosial, fisika termasuk ilmu Allah ?

    ===>> Jawaban :
    =================
    1. Sebetulnya manusia hanya meneruskan ajaran allah dan manusia itu berada dalam posisi di tengah-tengah manusia bisa menjadi positif dan manusia bisa menjadi negatif dan semua itu kembali pada dirinya masing-masing, tidak ada penentuannya dan manusia sendiri yang menentukan dia bisa menjadi pemimpin yang baik itu dengan tingkah laku dan segalanya yang dia perlihatkan. Orang bisa jahat karena kurang keimanan dan ketakwaannya pada allah swt.

    2. Karena dalam Al-Quran hanya menjelaskan prosesnya saja, hal tersebut bisa terungkap “ Kemudian Kami jadikan dia ( Adam ) , dan Allah meniupkan padanya ruhNya dan Allah menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati namun sedikit sekali antara kamu bersyukur”. ( As-Sajadah : 9 ) dan terungkap juga surat Nuh : 17, Ash-Shafaat : 11, Al-Mukminuun : 12-13, Ar-rum : 20, Ali Imran : 59, As-Sajadah : 7-9, Al-Hijr : 28, dan Al-Hajj : 5.

    3. Sebenarnya manusia itu sudah diberi kelebihan dan manusia juga sebagai makhluk yang mulia dimata Allah dibanding dengan makhluk lainnya. Tidak akan ada Dajal yang menjadi khalifah,karena tidak meneruskan ajaran Allah. Dan dajjal sebagai tanda akan terjadinya kiamat kubro dan dia akan keluar untuk menandakan akan datangnya kiamat tersebut.

    4. Karena segala sesuatu yang dikehendaki Allah akan terwujud dan terwujudnya mengalami proses. Misalnya: pertemuan antara permatozoa dengan ovum akan menghasilkan bayi. Sebelum bayim itu lahir kedunia mengalamin beberapa tahap atau proses seperti diberikannya ruh, dan pembentukan-pembentukan bentuk tubuh. Dan contoh lain adalah buah mangga bisa ada dengan cara pada pohon itu terjadi bunga dan dari bunga baru menghasilkan buah.

    5. Tidak ada ilmu selain ilmu Allah,maksudnya hanya ilmu-ilmu yang bermanfaat dan ilmu tersebut menuju ajaran Allah Swt,oleh sebab itu apabila ada ilmu yang menjadikan manusia jauh dari ajaran Allah maka itu disebut bukan ilmu Allah. contohnya Animisme, Dinamisme, ilmu Santet, dan semua ilmu sesat.

    6. Termasuk apabila dengan belajar matematika, ilmu pengetahuan sosial maupun fisika tersebut kita dapat mengenal dan mendekatkan diri pada Allah.

    BalasHapus
  10. NAMA : DINA RIA FITRIANA
    NIM : 09530476
    KELAS : TI/4A
    Tujuan Manusia Hidup
    Melihat kepada kelompok-kelompok manusia yang berbagai nama dan ragamnya kita dapat mengetahui apakah tujuan hidup masing-masing. Lain kelompok lain pula tujuan yang ingin dicapainya. Ada yang ingin menjadi penguasa di muka bumi, ada ingin menyebarkan pengaruh, ada yang ingin menjayakan banga dan negara, ada yang ingin mencapai kekayaan, mengembangkan ilmu pengetahuan dan lain sebagainya. Alangkah banyaknya tujuan hidup yang dibuat oleh manusia. Mungkin sebanyak manusia itu sendiri. Namun pada umumnya, melihat kepada sikap hidupnya, manusia di seluruh pelosok bumi ini cenderung menjadikan hidupnya untuk :
    1. Makan, minum, berumah tangga, berketurunan, tua, kemudian mati. Itu saja. Oleh karena itu yang menjadi permasalahan adalah bagaimana mencari uang untuk keperluan-keperluan tadi. Bekal hidup di akhirat tidak diperhitungkan lagi. Tuhan tidak penting lagi. Hanya saja di saat susah barulah teringat dan minta tolong kepada Tuhan.
    2. Sebagian manusia lagi menjadikan tujuan hidupnya selain untuk makan minum, dan berumah tangga, juga untuk mendapatkan kuasa. Cita-cita dan tujuannya adalah menjadi tuan terhadap manusia lain di dunia
    3. Sebagian yang lain menjadikan tujuan hidupnya untuk mencari kemuliaan diri. Yaitu dengan menunjukkan kelebihan dan berbanggabangga. Karena dengan demikian akan muncul rasa mulia dan akan dimuliakan orang lain. Jangan sampai terhina dan dihinakan. Atas tujuan inilah manusia rela bersusah payah mencari kelebihan baik harta benda, ilmu pengetahuan, pangkat, gaji, kecantikan, popularitas dan lain-lain.
    Dengan tujuan-tujuan hidup tersebut dapat kita lihat hasilnya pada kehidupan manusia, kekacauan terjadi di sana-sini, perebutan harta dan kekuasaan, hasad dengki, prasangka buruk, fitnah, amarah, peperangan, perebutan wilayah dan sumberdaya alam, yang kuat makin kuat menganiaya yang lemah dan yang lemah terbiar menimbulkan masalah, kesenjangan sosial, rusaknya moral masyarakat, pergaulan bebas karena tidak mampu mengendalikan nafsu melanda masyarakat tanpa pandang tingkat pendidikan dan lain-lain. Melihat kenyataan ini manusia patut untuk berpikir ulang dan mencari di manakah letak kekeliruannya.
    Jika melihat dari asal kejadiannya dan kesudahan hidup kita kelak, orang yang bijak akan menyadari bahwa kehidupan kita yang sebenarnya bukan di dunia ini. Dunia ini hanyalah jembatan saja menuju ke kehidupan akhirat, tempat asal kita. Marilah kita coba merujuk kepada Tuhan yang telah menciptakan manusia dan alam semesta ini, yang membekali manusia dengan hati ( jiwa atau ruh ), akal dan nafsu.
    “Tidak Aku jadikan jin dan manusia melainkan untuk menyembahKu” (Az Zaariyat: 53)
    “Sesungguhnya Kami telah mengilhamkan kepada jiwa itu dua jalan yaitu jalan kefasikan dan jalan ketaqwaan.” (Asy Syam: 8)
    “Sesungguhnya nafsu itu sangat mengajak kepada kejahatan.” (Yusuf: 53)
    “Apakah tidak engkau perhatikan orang-orang yang mengambil hawa nafsu sebagai Tuhan, lalu dia disesatkan ALLAH.” ( Al Jaasyah: 23)
    Maknanya, Tuhan mengajarkan kepada kita bahwa tujuan hidup manusia adalah untuk menuju kepadaNya. Dan untuk memudahkan hal itu maka Tuhan membekali dengan jiwa yang bertaqwa dan akal untuk memikirkan, mengkaji dan memilih. Kemudian kembali kepada masing-masing individu untuk memilih tujuan hidupnya, menuju ALLAH atau mengikuti hawa nafsunya.
    Oleh karena itu, janganlah kita terkeliru dengan menjadikan dunia sebagai tujuan. Dunia hanya jalan saja. Perbedaan antara tujuan dan jalan adalah bahwa tujuan hanya satu dan harus dicapai sedangkan jalan bisa bermacam-macam menurut keperluan. Jika jalan bertentangan dengan tujuan, baik dalam niatnya, perkaranya, caranya, atau hasilnya, janganlah jalan itu digunakan. Pastilah kita tidak pernah sampai di tujuan.

    BalasHapus
  11. NAMA : RISKA DIAN W
    KELAS :TI/4A
    NIM : 09530676

    pendapat saya

    Tuhan menciptakan manusia bermcam-macam dengan maksud agar kita saling mengenal,menyayangi dan hidup rukun.
    Manusia diciptakan dengan ego dan akal pikiran. Ego agar manusia punya konsepsi ttg dirinya, dan akal pikiran agar kita bisa membedakan yg benar dan yg salah dan sbg penyeimbang dr ego.
    Nah isu SARA itu, semata-mata krn kesalahan manusia. Entah manusia itu egonya ketinggian, sehingga memandang rendah agama/ras/blabla orang lain. Akal pikirannya gak sanggup buat nyeimbangin, krn kurang asupan pendidikan. Tuhan gak nyiptain agama berbeda-beda lho.. Agama ada karena konsepsi manusia yang berbeda-beda.. Balik lagi ke soal ego dan akal pikiran tadi. Jadi menurut aku, kayaknya yg namanya perbedaan itu akan selalu ada, selama manusia masih bisa berpikir.

    BalasHapus
  12. NAMA : MUBAYINATU YAFINA
    NIM : 09530478
    KELAS : TI/4A


    Setiap manusia haruslah mengetahui siapa dirinya, kenapa dia dilahirkan, dan apa tujuan dan tugas2 hidupnya, berapa lama dia bisa hidup di dunia ini, dan kemana dia pergi setelah meninggalkan dunia ini?
    Mencari hidup yang bahagia juga bermacam macam;
    ada yang bertapa, berzikir berjam jam di kamar yang gelap,ada yang hidup sederhana, ada yang mencari uang untuk memenuhi keinginannya, dll.
    Apakah tujuan & TUGAS hidup mencari bahagia menurut ALLAH?
    Pendapat ulama2/usztad2 pun berbeda beda.
    Ada sebagian ulama mengatakan untuk mencari ALLAH atau mendekati diri kepada ALLAH dengan berzikir (memuji2 ALLAH) dlm kamar.
    Ada yang mengatakan untuk beribadah kepada ALLAH dengan menjalankan shalat, puasa,naik haji dan berzakat. Selama ini kita sering mendengar dari ulama2 yang menjelaskan bahwa tujuan hidup manusia adalah untuk beribadah kepada ALLAH sebagaimana ayat QS 51:56 menjelaskan.
    “ Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku”
    Beribadah kepada ALLAH SWT artinya mengabdi atau bekerja untuk ALLAH dengan sungguh2. Semua peraturan2 ALLAH itu tertulis dalam kitab2 sucinya; Taurat,injil dan AL Quran. Al Quran adalah buku pedoman hidup manusia yang terakir, dan sempurna.
    Kita sudahtahu apa tujuan hidup kita yaitu mengabdi atau bekerja untuk ALLAH.
    Jadi ada dua macam; satu tujuan hidup, dan kedua adalah tugas hidup;
    Inilah tugas hidup manusia seperti ALLAH mengatakan sebagai berikuti;
    “Dialah yang telah menciptakan kamu dari bumi (tanah), dan menjadikan kamu pemakmurnya. (QS.11:61).”
    Perintah ALLAH kepada Nabi Adam, Nabi Musa, dan Muhammad saw adalah sama yaitu manusia yang diciptakan oleh ALLAH ini harus bekerja keras,sungguh2 untuk memakmurkan bumi, artinya memakmurkan keluarga,masarakat dan umat. Sebagai hamba2 ALLAH yang baik maka kita wajib memakmurkan atau mengolah bahan2 baku yang diberikan oleh ALLAH itu baik yang ada di dalam bumi maupun di kulit bumi. Setiap orang muslim yang patuh kepada Raja(ALLAH SWT) maka wajib bekerja keras mengolah bahan2 baku seperti; besi,perak, minyak, emas,tembaga, kayu2, pertanian, perikanan dll menjadi barang2 yang berguna untuk kehidupan manusia, mendirikan industri2 bermacam macam barang, dan membuat senjata2 untuk mempertahankan agama ALLAH dan Rasulullah saw dari serangan2 musuh.
    Umat islamlah yang diperintah oleh ALLAH, bukan umat lain2nya.
    Siapa2 yang tidak ikut memakmurkan bumi ALLAH artinya mereka mengingkari perintah ALLAH ini. Hidup mereka akan susah dan kalau terjadi peperangan mudah dikalahkan serta di jajah. Kemudian perintah ALLAH berikutnya adalah menjadi seorang Khalifah. Orang2 yang beriman, berilmu dan sudah tahu cara bekerja untuk ALLAH yaitu memakmurkan bumi ini,maka dia diminta untuk menjadi seorang khalifah dalam masyarakat.
    “Dia-lah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di muka bumi”. (QS.35:39.)
    “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah dimuka bumi ini”. (QS.2:30.)
    Tugas hidup manusia di ciptakan oleh ALLAH SWT menurut (QS.11:61). “Dialah yang telah menciptakan kamu dari bumi (tanah), dan menjadikan kamu pemakmurnya. (menghuni dan mengolah hasil bumi untuk kemakmuran umat manusia).

    BalasHapus
  13. NAMA: JAMILAH KARAMAN
    NIM: 10531036
    KELAS: PROGSUS B

    Manusia diserahi tugas hidup yang merupakan amanat Allah dan harus dipertanggungjawabkan di hadapan-Nya. Tugas hidup yang dipikul manusia di muka bumi adalah tugas kekhalifaan, yaitu tugas kepemimpinan , wakil Allah di muka bumi, serta pengelolaan dan pemeliharaan alam.

    Khalifah berarti wakil atau pengganti yang memegang mandat Tuhan untuk mewujudkan kemakmuran di muka bumi. Kekuasaan yang diberikan kepada manusia bersifat kreatif, yang memungkinkan dirinya serta mendayagunakan apa yang ada di muka bumi untuk kepentingan hidupnya.

    Sebagai khalifah, manusia diberi wewenang berupa kebebasan memilih dan menentukan, sehingga kebebasannya melahirkan kreatifitas yang dinamis. Kebebasan manusia sebagai khalifah bertumpu pada landasan tauhidullah, sehingga kebebasan yang dimilikitidak menjadikan manusia bertindak sewenang-wenang.

    Kekuasaan manusia sebagai wakil Tuhan dibatasi oleh aturan-aturan dan ketentuan-ketentuan yang telah digariskan oleh yang diwakilinya, yaitu hokum-hukum Tuhan baik yang baik yang tertulis dalam kitab suci (al-Qur’an), maupun yang tersirat dalam kandungan alam semesta (al-kaun). Seorang wakil yang melanggar batas ketentuan yang diwakili adalah wakil yang mengingkari kedudukan dan peranannya, serta mengkhianati kepercayaan yang diwakilinya. Oleh karena itu, ia diminta pertanggungjawaban terhadap penggunaan kewenangannya di hadapan yang diwakilinya, sebagaimana firman Allah dalam QS 35 (Faathir : 39) yang artinya adalah :

    “Dia-lah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah dimuka bumi. Barang siapa yang kafir, maka (akibat) kekafiranorang-orang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kemurkaan pada sisi Tuhannya dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lainhanyalah akan menambah kerugian mereka belaka”.

    Kedudukan manusia di muka bumi sebagai khalifah dan juga sebagai hamba allah, bukanlah dua hal yang bertentangan, melainkan suatu kesatuan yang padu dan tak terpisahkan. Kekhalifan adalah realisasi dari pengabdian kepada allah yang menciptakannya.

    Dua sisi tugas dan tanggung jawab ini tertata dalam diri setiap muslim sedemikian rupa. Apabila terjadi ketidakseimbangan, maka akan lahir sifat-sifat tertentu yang menyebabkan derajad manusia meluncur jatuh ketingkat yang paling rendah, seperti fiman-Nya dalam QS (at-tiin: 4) yang artinya

    “sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”.

    BalasHapus
  14. VARIDA LUWIKA
    09530470
    TI/4A


    Saya bersyukur, telah mendapat prinsip hidup yang saya jadikan pegangan sampai sekarang. Apa itu? Yaitu, isi quran surat Adz Dzariyat: 56 yaitu "Tidak Kuciptakan jin dan manusia melainkan untuk menyembah-Ku". Ya, benar, Allah telah menyatakan sendiri bahwa tujuan kita diciptakan adalah untuk beribadah dan menyembah Allah. Kita tidak diciptakan untuk mencari uang, untuk bekerja, untuk kuliah, untuk menjadi dokter, menjadi polisi, menjadi pedagang, menjadi guru, menjadi presiden, apalagi menjadi pencuri. Kita diciptakan hanya untuk beribadah kepada-Nya. Memang agak sulit memahami hal ini, karena kita hidup pasti disibukkan oleh hal-hal keduniaan yang menyita waktu kita. Dan tentunya kita selalu punya kewajiban atau amanah2 di dunia ini. Bisa jadi kita berpikir, apakah ibadah bisa menurunkan uang dari langit? Atau, apakah ibadah bisa menjadikan kita pandai?

    Memang perlu pemahaman yang benar untuk bisa mempraktekkan ayat itu. Dan yang lebih penting adalah butuh keyakinan yang mantap tentang makna keimanan kita. Sebetulnya kalau kita mau mendengarkan isi hati kita terdalam yang bersih, maka pasti kita butuh untuk beribadah kepada Allah, karena itu adalah fitrah kita sebagai makhluk. Kalau kita mampu menjalankan ibadah sesuai dengan yang kita yakini dan hati kita dipenuhi oleh keyakinan akan Kebesaran Allah, maka hal-hal dunia itu pasti sudah dijamin oleh Allah. Bahkan cicak yang berjalan di langit-langit rumah pun sudah dijamin kebutuhannya oleh Allah, apalagi kita. Bukankah semua hewan itu dijamin masuk surga, kenapa? Karena mereka semua patuh dan taat pada Allah dan selalu bertasbih serta beribadah kepada Allah. Maka sebagai manusia tentunya kita tersinggung bukan bila kita dikatakan bahwa derajat kita lebih rendah dari hewan. Maka, kalau ingin kehidupan kita dijamin oleh Allah, penuhilah hak Allah untuk disembah.

    BalasHapus
  15. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  16. Fajar K. Anam
    085.303.79 / 6D

    Sebagaimana ulama teologi berkata: “Sesungguhnya perbuatan Allah tidaklah didasari oleh tujuan.” Pengertiannya adalah : sesungguhnya manfaat dan tujuan tersebut bukanlah akan kembali pada zat Allah, dikarenakan bagaimana mungkin Dia sebagai Pemilik Kesempurnaan yang Absolut menjadikan dan menutupi diriNya dengan kekurangan.

    Namun, seandainya kita katakan bahwa Allah SWT tidaklah mempunyai tujuan dalam penciptaan makhluk dan alam, berbeda kalau kita katakan bahwa hasil ciptaannya adalah perbuatan yang sia-sia. Disini adanya perbedaan antara lain kaum materalisme berpendapat tidaklah mempunyai tujuan dari penciptaan alam dan manusia. Adapun dalam kalangan muslim mengatakan dibalik penciptaan alam dan manusia dari sisi Allah SWT dibalik hikmah penciptaan adanya maksud dan tujuan,dan dengan keyakinan yang jelas menyatakan adanya maksud dan tujuan dibalik semua perubahan dan pergerakan alam sekitar. Dalam alqur’an Allah SWT berfirman: “ Maka apakah kamu mengira, bahwa Sesungguhnya kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?(QS Al-Mukminun ayat 115) dalam surat lain, Allah Swt berfirman:. “…………..Dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan Ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa neraka.”(QS Al-Imran ayat 191), juga dalam ayatNya : “ Dan tidaklah kami ciptakan Iangit dan bumi dan segala yang ada di antara keduanya dengan bermain-main”. (QS Anbiya’ ayat 16)

    Maksud dan kandungan ayat-ayat diatas bahwasanya Allah Swt menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya itu adalah dengan maksud dan tujuan yang mengandung hikmat. Poin penting adalah tidaklah maksud dan tujuan tersebut kecuali untuk kesempurnaan makhluk tidaklah bagi kesempurnaan zatNya (Allah Swt). Oleh karenanya, tujuan dari penciptaan, menyampaikan pada semua makhlukNya akan kesempurnaannya, tanpa manfaat bagiNya sehingga tidaklah menjadikan perbuatanNya sia-sia.

    Dan manusia akan meraih kesempurnaan dirinya melalui jalan ibadah dan beramal seperti firmanNya “Tidak Aku jadikan jin dan manusia melainkan untuk menyembahKu” (Az Zaariyat: 53), dan di dalam ibadah dan amal itu sendiri mengandung sifat kesempurnaan, dan kesempurnaan ini akan dicapai manusia setelah kematian menjemputnya. Yang merupakan kehidupan yang terbaik dari sisi jasmani dan rohani. Dengan kata lain, dunia tempat bercocok tanam dan akhirat tempat memetik hasilnya.

    BalasHapus
  17. ERVIN HANDAYANI
    09530534
    TI/ 4B

    sebenarnya manusia di ciptakan atau dilahirkan di dunia itu tidak misterius,
    hanya sebagian manusianya sendirilah yang beranggapan seperti itu,manusia diciptakan di bumi sebagai kholifah fil ardh',
    dengan adanya manusia dunia semakin berwarna, ada yang membuat keasalahan dan ada yang selalu berjalan pada kebenaran.atau bahkan diantara kedua-duanya.
    hanya saja manusia tak seharusnya merendahkan diri bahwasannya tercipta untuk dimaki-maki atau dicela. karena manusia memang tak sempurna, berbeda dengan malaikat ataupun Tuhan.
    hanya orang-orang yang tidak beruntung hidup di dunia ini memiliki sifat yang hanya untuk membenci sesama. kalaupun berperang demi menegakkan kebenaran dan kebajikan itu bukan termasuk mati konyol.
    Islam mengajarkan kita untuk menindak hal-hal yang memang menyimpang dari syariat-syariat yang telah ditentukan. harusnya kita menyadari, coba bayangkan jika dunia dihuni oleh kebaikan saja atau keburukan saja.
    pastinya akan membuat dunia ini monoton yang tak ada semangatnya menuju globalisasi perkembangan. jika ada anggapan, hadir di dunia hanya untuk diperdayai orang lain, itu relatif. karena hidup adalah pilihan.
    siapa yang selalu memajukan diri, selalu memperbanyak pengetahuan, selalu meningkatkan ketakwaan, maka dengan ridho Tuhan YME, tak akan ada yang namanya perbudakan di muka bumi ini.
    itu sekelumit pendapat saya.

    BalasHapus
  18. Tinjauan filsafat, malah masuk k tinjauan agama semua yach, aduh ahli agama ya, kalau kita sudah paham dan memahami agama, apakah kita dilahirkan hanya untuk "tidak berbuat apa apa, hanya jadi penonton, lihatlah IPad diciptkan oleh ITS dan ITB Nota bane adalah perguruan tinggi yang paling di incar para lulusan SMTA, atau lihat lah Hand Phone, baik merk Black Berry, Nokia, Samsung, Nexian, Cross dan banyak lagi merk lain, tidak satupun bermerk "yang ditemukan oleh umat Islam" itu semua ditemukan ole mereka yang bekerja keras dan pernah menyerah.
    Ippho Santoso, dalam bukunya yang ber judul 10 Jurus Terlarang, mengatakan "kita terlalu penakut, dan menikmati ketakutan"
    "Kedewasaaan usia terkadang membuat kita takut akan banyak hal,berbeda dengan anak anak, ia malah berani melakukan apa saja , padahal modalnya cuman dua, yaitu ketidaktahuan dan keingintahuan, walau terkadang memerlukan perhitungan, Namun terlalu banyak perhitungan juga akan mengikis keberanian, itu namanya kalah sebelum bertanding, parahnya lagi perhitungan perhitungan juga dapat mndorong kita melakukan pembenaran pembenaran atas kelemahan kelemahan kita."
    Yang paling kita harus perhatikan adalah telalu banyak peritungan akan memperlambat action. Setiap kali kita dihadapkan dengan pilihan pilihan sulit, seperti merantau, menawarkan barang, meninggalkan pekerjaan, meninggalkan orang yang anda cintai, orang tua misalnya, membuka usaha baru, menedekati lawan jenis, dan situasi situasi serupa, pastilah rasa takut mulai merasuki kita, kenapa demikian? Kita terlalu kuatir dengan risiko yang diterima, katakanlah mendrita kerugian materi dan menanggung malu.
    Buka juga web : www.daretofail.com atau buku Billi Lim, dengan judul "Berani Gaga".

    BalasHapus
  19. Nama : REDI PURNAMA
    NIM : 09530455
    KLS : TI 4A


    Filsafat Nihilisme berasal dari teori Big Bang. Aliran ini menyatakan bahwa kita tidak perlu mencari makna hidup ini. Ada pepatah Cina yang mengatakan minumlah selagi masih ada anggur untuk dinikmati. Mari kita nikmati sepuas-puasnya hari-hari kita. Persoalan tentang mengapa kita hidup dan apa tujuannya hidup ini - semua itu, tidak perlu kita renungkan, apalagi dipersoalkan. Jika hidup Anda dan saya hanyalah hasil dari suatu peristiwa kebetulan, maka rencana yang paling bijak adalah nikmati saja selagi bisa.

    Banyak orang yang berkata, manusia berjuang dari fajar hingga petang, hanya sekadar untuk bisa hidup. Apakah hidup ini sedemikian sengsara? Sedemikian tak berarti? Apakah kita ini tidak sedang merendahkan diri kita sampai ke tingkatan binatang? Bukankah pencarian makanan itu yang membuat hewan-hewan berjuang siang dan malam? Bukankah anjing dan kucing liar menjalani hidup mereka hanya untuk mencari makanan? Apakah kita hidup hanya demi makanan? Jika memang demikian halnya, lalu apa bedanya manusia dengan binatang?

    Ada perbedaan yang sangat nyata antara manusia dengan binatang! Manusia punya visi! Jika Anda merasa bahwa hidup Anda sangat hampa dan kosong, hal itu terjadi bukan karena kekurangan materi tetapi karena adanya kekosongan batin. Tidak peduli sekaya apapun seseorang, dan sepenuh apapun jadwal kegiatan sosialnya, kekosongan itu tetap ada. Perasaan hampa ini akan meningkat tajam saat setelah kesenangan dan kegembiraan dilewati. Hal-hal material dan juga hiburan duniawi tidak dapat mengisi kekosongan di dalam hati ini.

    Seperti yang tertulis di dalam Alkitab, "Manusia tidak hidup hanya dari roti saja." Manusia memerlukan visi, dia memerlukan tujuan. Hanya mereka yang hidup dengan visi, dengan tujuan, yang tahu bagaimana harus berjuang. Melalui perjuanganlah kehidupan seseorang menjadi penuh dan bermakna. Dalam terang pemahaman ini, mari kita cermati pertanyaan-pertanyaan berikut: Apakah tujuan dari keberadaan ini? Apakah makna hidup ini? Mengapa Anda dan saya eksis? Apakah tujuan Allah menciptakan Anda dan saya?

    Ada satu poin yang aneh yang diutarakan di dalam pasal pertama dari kitab Kejadian - pernyataan bahwa Allah menciptakan manusia menurut gambar dan rupa Dia! Dengan kata lain, manusia memiliki gambaran Allah; manusia dan Allah itu mirip! Mari kita melakukan pengamatan yang lebih teliti atas pertanyaan-pertanyaan yang ditimbulkan di atas dari sudut ini.

    BalasHapus
  20. EDY SUTRISNO
    09530484

    HAKIKAT PENCIPTAAN MANUSIA

    Allah swt menciptakan makhluknya (termasuk di dalamnya manusia), tidak dengan kesia-siaan. Atau tidaklah manusia diciptakan sebatas untuk menikmati kehidupan dunia dan segala keindahannya. Pada hakekatnya Allah swt menciptkan manusia tujuan utamanya adalah beribadah kepada-Nya.
    وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
    Artinya : Dan tiadalah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah(Q.S. Az-Zariyat : 56)
    Siapa pun yang merasa dan menyadari dirinya sebagai makhluk yang diciptakan, maka ia berkewajiban untuk beribadah kepada Pencitanya, terlebih Sang Penciptanya itu satu-satunya Dzat tempat kembali. Maka ia wajib mengesakan-Nya dalam beribadah kepada-Nya.
    Jika tujuan utama manusia diciptakan adalah untuk beribadah kepada Allah, ini berarti kita wajib beribadah kepada Allah swt dalam keseluruhan hidup kita. Di mana pun dan kapan pun kita berada maka kita wajib beribadah. Ibadah tidak memiliki batasan waktu dan tempat, ia menjadi bagian yang integratif dalam setiap gerak dan akitifitas fisik, gerak lisan, dan gerak hati.

    B. Ibadah
    1. Arti Ibadah
    Ibadah berasal dari bahasa Arab abada, ya’budu artinya menyembah. Jika dikatakan ibadah kepada Allah swt berarti menyembah Allah swt, dan tiada seorang pun yang disembah selain-Nya. Jika ibadah dimaknai dengan menyembah Allah, maka pelaksanaan ibadah tidak hanya terbatas pada wilayah ibadah-ibadah mahdhah saja, seperti shalat, puasa, zakat, haji, baca Al-Quran, tetapi mencakup segala aktivitas kehidupan yang dijalani, selama di dalamnya mengandung nilai penyembahan kepada Allah semata. Sebab itu ibadah dalam arti yang komprehensif adalah segalah aktivitas kebaikan yang dilakukan yang tujuannya hanyalah mencapai ridha Allah swt.
    Menurut Ibnu Qayyim ibadah memiliki dua dasar utama ; pertama kecintaan. Kedua kerendahan diri dan ketundukan. Cinta tanpa ketundukan, atau ketundukan tanpa cinta belumlah seseorang bisa dikatakan sebagai hamba Allah. Seorang hamba akan benar-benar menjadi hamba Allah jika ia telah memadukan dalam dirinya antara kecintaan dan ketundukan kepada-Nya.


    2. Jenis Ibadah
    Ada dua jenis ibadah; pertama ibadah individu, kedua ibadah sosial. Ibadah individu adalah ibadah perorangan yang dilaksanakan seorang hamba kepada Allah, dimana komunikasinya antara dirinya dengan Tuhannya. Sehingga kebaikan dan pahala dari ibadahnya itu hanya untuk dirinya sendiri. Seperti shalat, membaca al-Quran. Sedangkan ibadah sosial adalah ibadah yang memiliki hubungan dan keterkaitan dengan orang lain, sehingga kebaikan dan pahalanya dicapai dari keterlibatan orang lain. seperti membantu seseorang dari kesulitannya, memberi makan orang yang lapar, menghormati tetangga, tertib di jalan dsb.
    Untuk meraih kesempurnaan ibadah, maka kedua jenis ibadah ini harus terintegrasikan secara kuat dalam diri, dan dilaksanakan secara bersamaan tanpa ada dikotomi dan pemisahan keduanya.
    ضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ أَيْنَ مَا ثُقِفُوا إِلَّا بِحَبْلٍ مِنَ اللَّهِ وَحَبْلٍ مِنَ النَّاسِ
    Mereka akan ditimpa kehinaan di mana pun mereka berada, kecuali membangun hubungan dengan Allah dan hubungan dengan manusia (Q.S. Ali Imran: 112)

    BalasHapus
  21. Maksun Amani
    10531026
    prosus(transfer) keas B

    kata filsafat berasal dari kata Philo yang berarti cinta, dan kata Sophos yang berarti ilmu atau hikmah. Dengan demikian, filsafat berarti cinta cinta terhadap ilmu atau hikmah. Terhadap pengertian seperti ini al-Syaibani mengatakan bahwa filsafat bukanlah hikmah itu sendiri, melainkan cinta terhadap hikmah dan berusaha mendapatkannya, memusatkan perhatian padanya dan menciptakan sikap positif terhadapnya. Selanjutnya ia menambahkan bahwa filsafat dapat pula berarti mencari hakikat sesuatu, berusaha menautkan sebab dan akibat, dan berusaha menafsirkan pengalaman-pengalaman manusia. Selain itu terdapat pula teori lain yang mengatakan bahwa filsafat berasal dari kata Arab falsafah, yang berasal dari bahasa Yunani, Philosophia: philos berarti cinta, suka (loving), dan sophia yang berarti pengetahuan, hikmah (wisdom). Jadi, Philosophia berarti cinta kepada kebijaksanaan atau cinta kepada kebenaran atau lazimnya disebut Pholosopher yang dalam bahasa Arab disebut failasuf.
    Sebagai suatu agama, Islam memiliki ajaran yang diakui lebih sempurna dan kompherhensif dibandingkan dengan agama-agama lainnya yang pernah diturunkan Tuhan sebelumnya. Sebagai agama yang paling sempurna ia dipersiapkan untuk menjadi pedoman hidup sepanjang zaman atau hingga hari akhir. Islam tidak hanya mengatur cara mendapatkan kebahagiaan hidup di akhirat, ibadah dan penyerahan diri kepada Allah saja, melainkan juga mengatur cara mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia termasuk di dalamnya mengatur masalah pendidikan. Sumber untuk mengatur masalah pendidikan. Sumber untuk mengatur kehidupan dunia dan akhirat tersebut adalah al Qur’an dan al Sunnah.

    Dasar pelaksanaan Pendidikan Islam terutama adalah al Qur’an dan al Hadist Firman Allah : “ Dan demikian kami wahyukan kepadamu wahyu (al Qur’an) dengan perintah kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah iman itu, tetapi kami menjadikan al Qur’an itu cahaya yang kami kehendaki diantara hamba-hamba kami. Dan sesungguhnya kamu benar-benarbenar memberi petunjuk kepada jalan yang benar ( QS. Asy-Syura : 52 )” Dan Hadis dari Nabi SAW : “ Sesungguhnya orang mu’min yang paling dicintai oleh Allah ialah orang yang senantiasa tegak taat kepada-Nya dan memberikan nasihat kepada hamba-Nya, sempurna akal pikirannya, serta mengamalkan ajaran-Nya selama hayatnya, maka beruntung dan memperoleh kemenangan ia” (al Ghazali, Ihya Ulumuddin hal. 90)”

    Dari ayat dan hadis di atas tadi dapat diambil kesimpulan :

    Bahwa al Qur’an diturunkan kepada umat manusia untuk memberi petunjuk kearah jalan hidup yang lurus dalam arti memberi bimbingan dan petunjuk kearah jalan yang diridloi Allah SWT.
    Menurut Hadist Nabi, bahwa diantara sifat orang mukmin ialah saling menasihati untuk mengamalkan ajaran Allah, yang dapat diformulasikan sebagai usaha atau dalam bentuk pendidikan Islam.
    Al Qur’an dan Hadist tersebut menerangkan bahwa nabi adalah benar-benar pemberi petunjuk kepada jalan yang lurus, sehingga beliau memerintahkan kepada umatnya agar saling memberi petunjuk, memberikan bimbingan, penyuluhan, dan pendidikan Islam. Bagi umat Islam maka dasar agama Islam merupakan fondasi utama keharusan berlangsungnya pendidikan. Karena ajaran Islam bersifat universal yang kandungannya sudah tercakup seluruh aspek kehidupan ini.

    BalasHapus
  22. NAMA : PRASETYAN KURNIAWAN
    NIM : 09530492
    JUR : TI / EKSTENSI IV

    TUGAS :
    Sebelum kita membahas mengenai tujuan diciptakannya manusia, ada
    baiknya kita-pun mengetahui apa lagi yang diciptakan Tuhan selain
    manusia (saya banyak memakai kata ganti “Tuhan” untuk memaknai Sang
    Pencipta dan Pemelihara alam semesta ini, agar pembahasan ini tidak
    mengerucut pada salah satu agama, yang sebenarnya Tuhan sendiri tidak
    menciptakan agama). Selain manusia, Tuhan juga menciptakan alam
    semesta (universe), lalu diciptakan atau diturunkan pula Kitab-kitab
    Tuhan. Yang nantinya dalam pembahasan singkat ini, akan kita kupas
    mengenai adanya keterhubungan yang tidak dapat dipisahkan antara
    tujuan di ciptakannya manusia, alam semesta (universe), dan
    Kitab-kitab Tuhan.

    Bila kita selidiki secara cermat, manusia sebenarnya adalah mahluk
    yang sangat spesial. Al-Qur’an sendiri pernah menyebutkan bahwa Alloh
    hendak menjadikan manusia sebagai Kholifah (secara bahasa berarti
    wakil Alloh). Di dalam Taurot, Allah pernah berfirman bahwa manusia
    diciptakan serupa dengan gambar Kita (Allah). Bahkan berkali-kali
    dalam Al-Qur’an di katakan bahwa manusia adalah mahluk yang mutakhir
    (ahsanu takwim). Juga kalau kita selidiki lebih dalam lagi, hanya
    mahluk bernama manusia saja-lah yang di dalam kehidupan ini yang
    diberikan Kitab (petunjuk).

    Al-Qur’an menyebutkan dalam salah satu ayatnya ”wa man kholaktul jinna
    wal insa ila liya’buduun” yang artinya; dan tidaklah Aku ciptakan Jin
    dan Manusia melainkan hanya untuk beribadah atau mengabdi kepada-Ku.
    Makna dari pesan ini adalah, dengan kesadaran yang baru, yang telah
    naik satu tingkat, manusia diperintahkan hanya untuk menjadi abdi
    Tuhan, bekerja untuk Tuan, menjalankan tugas yang telah diberikan oleh
    Tuhan. Karena untuk menjadi abdi sang Tuan, hamba harus tahu kehendak
    Tuan, dan itu hanya bisa didapatkan dengan mempelajari maunya Tuhan
    melalui Kitab-kitab yang telah diturunkan. Jadi, makna pesan ini bukan
    hanya sebatas prosesi ritual semata, karena menjadi abdi adalah ada
    yang harus dilakukan.

    Apa yang harus dilakukan? Tuhan berkehendak kepada kita untuk
    mempunyai sifat-sifatnya yang tersimpul didalam Rahman dan Rahim, yang
    dengan sifat itu kita akan menjadi gambaran Tuhan (mempunyai sifat,
    dan perilaku sesuai dengan maunya Tuhan) di dalam kehidupan ini. Dan
    dengan merasuknya sifat-sifat Tuhan kepada diri manusia maka dia
    berhak menjadi pengganti Tuhan dalam rangka mengurus alam ini, atau
    meng-organize bumi ini, yang sebenarnya menjadi tugas manusia setelah
    manusia ada di bumi. Namun apabila tugas ini diberikan kepada manusia
    yang belum ditingkatkan kesadarannya (yang masih menggunakan insting
    untuk menuntunnya), maka yang terjadi adalah kerusakan di darat dan di
    laut, pertumpahan darah, dan bencana-bencana yang disebabkan ulah
    manusia itu sendiri. Karena manusia jenis ini cenderung individualis,
    rakus, serakah, dan sombong.

    BalasHapus
  23. Nama : Lilik Nurhidayah
    NIM : 09530552
    Kelas : TI 4C


    IMK dan KWH Materi Pengayaan


    Tujuan Tuhan : manusia dilahirkan kedunia ini penuh mesterius, melalui namanya orang tua kita.
    Tuhan menciptakan manusia ke dunia ini mempunyai banyak tujuan. Tuhan menciptakan manusia dengan takdir yang berbeda-beda juga mempunyai tujuan, salah satunya agar dalam perbedaan tersebut kita dapat saling menghargai kekurangan dan kelebihan setiap individu. Tujuan Tuhan menciptakan manusia ke dunia melalui orang tua, agar manusia mengetahui nasab-nasabnya (keturunannya), manusia juga dapat bersyukur kepada Tuhan dan berbakti kepada orang tua mereka (salah satu ibadah) karena telah diberi kesempatan hidup didunia, seperti tercantum dalam hadits Rasulullah yang berbunyi “Ridho Allah bergantung pada ridho orang tua”. Bila manusia tidak berbakti kepada orang tuanya maka sama saja dia menentang Allah, tidak bersyukur atas kesempatan hidup di dunia ini.


    Apakah kita memang ditakdirkan untuk dimaki orang, atau untuk membenci orang, atau apakah orang orang di negeri arab dilahirkan untuk ditembaki meriam tentara, sehingga harus mati konyol, atau hanya sabagai pelengkap penderita memberati dunia, atau hadir kedunia untuk diperdayai orang lain.
    Tuhan menciptakan manusia dengan sifat dan sikap yang beragam, tidak hanya sifat dan sikap yang baik saja tapi juga yang buruk. Semua yang diciptakan manusia itu selalu berpasangan (berimbang), baik buruk, baik jahat, dan lain-lain. Tujuannya agar manusia saling menghargai dan saling belajar kekuarangan dan kelebihan masing-masing. Tujuan Tuhan menciptakan seorang manusia mempunyai sifat buruk adalah agar manusia yang lain bisa melatih kesabarannya.
    Tidak ada takdir seseorang untuk dimaki atau dibenci orang lain, sesuatu yang buruk yang kita dapat dari orang lain harus kita hadapi dengan sabar dan ikhlas. Allah menyukai orang-orang yang sabar dan ikhlas. Kita tidak boleh membalas cacian dan kebencian orang lain kepada kita kalau memang kita tidak pernah berbuat salah kepada orang itu. Tapi kalau kita merasa pernah menyakiti orang tersebut minta maaflah dengan tulus.
    Tidak ada manusia yang dilahirkan hanya untuk ditembaki meriam tentara (di negeri arab). Mereka juga bukan sabagai pelengkap penderita memberati dunia, ataupun hadir kedunia untuk diperdayai orang lain. Di dunia ini juga ada ketidakadilan, perebutan kekuasaan, keserakahan. Orang-orang di negeri arab hanya memperjuangkan keadilan bagi mereka, hak mereka, dimana keadilan dan hak mereka tersebut telah dirampas oleh orang-orang tertentu yang haus akan keserakahan. Mereka juga tak ingin terus ada peperangan, mereka juga ingin perdamaian ada di negeri mereka. Hidup rukun saling berdampingan antar sesama mereka juga impikan.
    Sebagai manusia yang cinta perdamaian harusnya menolong mereka mewujudkan perdamaian sejati.

    BalasHapus
  24. Nama ;handi ahmad fauzi
    Nim ;09530606
    Klas ;TI/4D



    Manusia merupakan makhluk paling sempurna yang pernah Allah ciptakan.
    Allah menciptakan manusia dibumi tidak lain dan tidak bukan menjadikannya sebagai khalifah. Kata khalifah berasal dari kata khalafa yakhlifu khilafatan atau khalifatan yang berarti meneruskan, sehingga kata khalifah dapat diartikan sebagai pemilih atau penerus ajaran Allah. Status manusia sebagai khalifah , dinyatakan dalam Surat Al-Baqarah ayat 30.

    " Dan (ingatlah) tatkala Tuhan engkau berkata kepada Malaikat : Sesungguhnya Aku hendak menjadikan di bumi seorang khalifah. Berkata mereka : Apakah Engkau hendak menjadikan padanya orang yang merusak di dalam nya dan menumpahkan darah, padahal kami bertasbih dengan memuji Engkau dan memuliakan Engkau ? Dia berkata : Sesungguhnya Aku lebih mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.

    Manusia diciptakan Allah dengan dibekali kecerdasan berfikir dan kekuatan mental maupun fisik, namun ia tetap mempunyai kelemahan seperti sifat lalai dan khilaf. Manusia diciptakan Allah dengan berbeda – beda namun hakekatnya adalah sama. Tidak ada yg membedakan manusia satu dan yang lain kecuali tingkat iman dan ketaqwaannya kepada Allah SWT. Maka dari itu Allah membekali manusia dengan agama. Agama mengajarkan kepada manusia utk mengabdi kepada Allah serta mengatur segala hal yg berkaitan dengan cara hidup manusia dibumi. Dengan adanya agama diharapkan manusia dapat hidup rukun satu sama lain, saling toleransi sehingga tercipta kedamaian.
    Namun dewasa ini seiring dengan berkembangnya jaman, manusia seperti sudah kehilangan arah dan tujuan dalam menjalani kehidupan di bumi. Satu sama lain bertikai dan tak ada pangkal ujungnya. Ajaran agama seolah – olah digunakan suatu pihak utk menhancurkan pihak lain dengan mengatasnamakan suatu kepentingan golongan maupun kepentingan pribadi. Pemahaman yang keliru tentang suatu ajaran agama digunakan untuk mengadu domba satu sama lain. Manusia lebih mementingkan hawa nafsu daripada hati nurani.
    Setau saya bahwa ajaran agama manapun tidak hanya Islam pasti mengajarkan umatnya untk saling mnghormati agar tercipta kerukunan
    Kehidupan yang ada sekarang ini sangat jauh sekali dari hakekat manusia sebagai makhluk Tuhan yang ditujukan merawat dan melestarikan bumi, menciptakan persaudraan dan perdamaian. Perbedaan dijadikan sebagai sebuah kekurangan, padahal dengan adanya perbedaan manusia diharapkan bisa saling melengkapi.
    Seharusnya kita semua kembali lagi kepada hakekat manusia yaitu tidak ada yng membedakan manusia kecuali tingkat keimanan dan ketaqwaan. dan apapun yang telah manusia lakukan perlu diingat bahwa pertanggungjawaban yang besar dari diri kita kelak di hari Pembalasan nanti atas segala apa yang telah kita lakukan di dunia

    BalasHapus
  25. nama : fendy bagus setiawan
    nim : 09530619
    ti 4 D

    Kedudukan manusia di muka bumi sebagai khalifah dan juga sebagai hamba allah, bukanlah dua hal yang bertentangan, melainkan suatu kesatuan yang padu dan tak terpisahkan. Kekhalifan adalah realisasi dari pengabdian kepada allah yang menciptakannya.
    Lewat nasihat, motivasi dan ajakan kepada kebaikan. Bantulah mereka, ingatkanlah mereka kepada keislaman, al-qur'an, dan kepada Alloh.

    Kembalikan jati diri mereka sebagai seorang manusia yang berbangsa, memiliki budaya tertata, memiliki jati diri dan tujuan hidup yang pasti.

    Ingatkanlah mereka kembali kepada jalan yang seharusnya. Bukan jalan hedonis dan apatis yang disusun cantik diatas kemenangan kaum zionis.

    Jangan biarkan dirimu termanjakan oleh ketenangan negara kita, sadarlah tentang kehancuran berencana ini.

    Mari bergerak bersama untuk memusnahkan zionisme dari muka bumi, karena mereka akan terus mengikuti kita untuk menjadi hancur dan buruk seburuk-buruk manusia, seperti yang mereka harapkan.

    Jangan biarkan dirimu termasuk orang-orang yang terlena dengan kenikmatan dunia yang fana, karena kehidupan sebenarnya akan menunggu untumu dan segala pertanggung jawabanmu.

    BalasHapus
  26. Nama : YUNITA KUSRIANAWATI
    NIM : 10530748
    Jurusan : T. INFORMATIKA (TRANSFER)

    Kita semua mengetahui bahwa penciptaan manusia bukan tanpa tujuan dan motif dan Allah swt dalam hal ini menegaskan di dalam al-Qur’an: “Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?”[1]
    Tentunya demikian dan manusia diciptakan untuk beberapa waktu tertentu di dunia ini sehingga ia di uji, karena di sini (dunia) adalah tempat ujian dan pada akhirnya terdapat hari kiamat dan kebangkitan yang adalah tempat pembalasan amal perbuatan dan menurut ucapan Imam Ali:
    “Hari ini adalah hari beramal dan tak ada perhitungan, tetapi hari esok adalah hari perhitungan dan tak akan ada (kesempatan untuk) beramal”.[2]
    Dengan ungkapan yang lebih jelasnya bahwa dunia bagaikan sebuah rumah persinggahan yang kita tinggali untuk beberapa hari dan oleh karena itu, bergantung kepada dunia yang cepat berlalu dan tertawan di dalam cengkeramannya bersumber dari kebodohan dan ketidaktahuan manusia, karena menurut hukum akal, bergantung kepada sebuah tempat persinggahan yang menjadi tempat tinggal manusia untuk beberapa hari terbatas, adalah sebuah hal yang tercela menurut hukum akal dan syareat. Dan oleh sebab itu, tenggelam ke dalam dunia dan hal-hal yang bersifat materi dan melupakan akherat menjadi bahan celaan yang dahsyat di dalam ayat-ayat al-Qur’an dan riwayat-riwayat dari para maksumin as.
    Dan untuk maksud ini dapat diperoleh beberapa penegasan di antara penjelasan-penjelasan ini, seperti apa yang kita paparkan pada bagian ke-tujuh buku ini yang dalam Hikmah ke-133, no-49, beliau as berkata:
    “Dunia ini adalah tempat persinggahan, bukan tempat tinggal. Dan manusia di dalamnya ada dua jenis:
    1- Jenis pertama adalah orang yang menjual dirinya (kepada hawa nafsu) dan dengan demikian menghancurkannya, dan
    2- Jenis lain adalah manusia yang membeli dirinya (dengan mawas diri terhadap hawa nafsu) dan membebaskannya”.[4]
    Dunia tidak harus dicampakkan, tetapi hidup harus dijalani di dalamnya dan memanfaatkan kenikmatan-kenikmatan yang ada di dalamnya, namun tidak mesti menjadi hambanya; manusia tidak harus menjual dirinya dan sebagaimana yang telah kita katakan sebagai tawanan dan hamba dunia, akan tetapi hendaknya memiliki penguasaan terhadapnya dan berada di dalam genggamannya, bukan ia berada di dalam genggaman dunia dan hal-hal materi.
    Anda amati bahwa rahbaniyyah, mengasingkan diri dan berkhalwat dan menyerahkan dunia kepada pemiliknya, bertentangan dengan instruksi Islam dan agama suci Islam adalah sebuah agama sosial dan mendunia dan memberikan seruan kepemimpinan (kepenguasaan) bagi seluruh dunia, tetapi bergantung kapadanya, meyakininya sebagai subyek dan menginginkan dunia untuk dunia menjadi bahan celaan.
    Tidak diragukan lagi bahwa musuh-musuh Islam dan penindas dunia mengerahkan usahanya untuk memenangkan dalam perang negatif ini, mengambil kekuasaan dan khilafah dari kaum Muslimin, mendudukkan mereka di rumah dan mengambil alih kendali kepemimpinan urusan-urusan kaum Muslimin dalam genggaman tangan penuh kegelapan dan kezaliman sebagai perintah Islam.
    Sekarang untuk menjelaskan pembahasan sebagai akhir yang baik (husnul khitam) pengantar ini, kita nukilkan sebuah penjelasan dari Ayatullah Makarim Syirazi (semoga Allah swt menaunginya) berkenaan dengan “rahbaniyyah (memilih cara hidup seperti biarawan) dan meninggalkan dunia” dan “zuhud di dalam dunia”:
    Permasalahan rahbaniyyah dan meninggalkan dunia adalah salah satu bukti dan indikasi lain lagi yang digunakan untuk membuktikan hipotesa relasi agama dan permasalahan-permasalahan ekonomi dan bahwa sumber agama adalah faktor-faktor penjajahan ekonomi, karena ketika agama menyeru manusia untuk meninggalkan dunia pengertiannya adalah bahwa serahkanlah dunia dan kenikmatan-kenikmatan dunia kepada orang-orang yang tidak beragama dan ini adalah sebuah hal yang persis diinginkan oleh kaum kolonial, dan menciptakan agama seperti itu karena alasan ini juga.

    BalasHapus
  27. NAMA : HERU WIDODO
    NIM : 09530480
    KELAS : TI 4A
    Memang kita diciptakan oleh Tuhan begitu banyak proses yang bila mana kita lihat dengan mata awam begitu misteriusnya.
    Akan tetapi Tuhan mencintakan manusia dengan sebegitu rumitnya klau kita pelajari atau lahirnya kitan keduania ini begitu misteriusnya tidak lah lain sebagai tanda kebesaran Tuhan kepada kita.
    Pada pembahasan kali ini kita akan mencoba menganalisa beberapa ayat al-Quran yang di dalamnya telah menyiratkan tentang filsafat, arah, sasaran, maksud, dan tujuan penciptaan, di antaranya, “Sesungguhnya Aku ingin menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” (Qs. Al-Baqarah [2]: 30)
    “Dan Dia-lah yang menjadikanmu para khalifah di bumi.” (Qs. Al-An’am [6]: 165)
    Berdasarkan ayat-ayat di atas yang diturunkan berkaitan dengan penciptaan manusia, dikatakan bahwa tujuan dari penciptaan manusia adalah dijadikannya manusia sebagai khalifah dan penerus Tuhan.
    Dan yang dimaksud dengan penerus Tuhan adalah bahwa Tuhan meletakkan sebagian dari sifat yang dimiliki-Nya dalam diri manusia sebagai sebuah amanah dimana jika manusia mengaktualkan potensi yang dimilikinya ini, maka mereka akan bisa meraih tingkatan tertinggi dari kesempurnaan. Oleh karena itu, berdasarkan ayat-ayat tersebut, tujuan dari penciptaan tak lain adalah manusia sempurna.
    Pada ayat lain Allah Swt berfirman, “Katakanlah, “Sesungguhnya shalat, ibadah, hidup, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.” (Qs. Al-An’am [6]: 162)
    Berdasarkan ayat di atas, kehidupan, ibadah bahkan kematian seorang manusia adalah berasal dari Tuhan, oleh karena itu, dalam seluruh keadaan kehidupannya manusia harus melakukan penghambaan kepada Tuhan.

    ~~Apakah kita memang ditakdirkan untuk dimaki orang, atau untuk membenci orang?
    Pada hakekatnya manusia diciptakan untuk hidup bersosial.
    Yaitu untuk saling bantu-membatu dan saling membutuhkan,bukan untuk saling membenci dan saling memaki satu sama lain.

    ~~ Apakah orang orang di negeri arab dilahirkan untuk ditembaki meriam tentara?
    Tentuan pertanyaan diatas adalah tuhan yang tahu bagaimana maksud dan tujuhannya.bisa jadi itu semua sebagai pengingat bagi umat yang lain dan juga bias sebuah ujian bagi meraka.

    BalasHapus
  28. siswanto
    09530718
    ini pak tugasnya
    http://www.ziddu.com/download/14498152/TujuanAllahMenciptakanMAnusia.doc.html

    BalasHapus
  29. NOVIAR PRIMA D
    09530577
    TI/4C

    Tidak diragukan lagi bahwasannya Allah Swt adalah Wujud Yang Maha Kaya (tidak membutuhkan), jika demikian, mengapa manusia diciptakan? Apa tujuan dari penciptaanya? Dengan kata lain; apa diballik tujuan penciptaan manusia? Tidakkah hal ini berarti bahwa Dia (Allah Swt) adalah wujud yang melalui tujuan penciptaan manusia membutuhkan atas sesuatu? Kalau seandainya tidak mempunyai tujuan, berarti perbuatan Allah Swt tsb adalah sia-sia?
    Untuk mengatasi persoalan diatas, tidaklah terlepas dari dua pokok proposisi:
    1. Allah Swt, sebagai Wujud Yang Maha Sempurna, dan tidak membutuhkan, juga bagiNya tidak mempunyai tujuan dalam pencapaian suatu kebutuhan.
    2. Perbuatan Allah Swt tidaklah menuju kesia-siaan, haruslah bagiNya meraih tujuan. Tujuan tersebut berkenaan dengan tindakan (objek),bukanlah bagi pelaku perbuatan(subjek).
    Mereka yang memaparkan persoalan ini, tentunya menyakini bahwa perbuatan Allah sama seperti mahlukNya dan menggambarkan bahwa Allah Swt sebagai Maha Sempurna Yang Absolut yang tidak memiliki kekurangan , haruslah bertujuan dibalik tindakan perbuatanNya. Dikarenakan, ketika perbuatan Allah Swt tanpa tujuan, akan melahirkan sebuah tindakan yang sia-sia.
    Allah Swt Maha Kaya dan Sempurna, tidaklah memiliki kekurangan yang mendasari sebuah tindakan untuk mencapai tujuan. Sebagaimana ulama’ teologi berkata: “Sesungguhnya perbuatan Allah tidaklah didasari oleh tujuan.” Pengertiannya adalah; sesungguhnya manfaat dan tujuan tersebut bukanlah akan kembali pada zat Allah, dikarenakan bagaimana mungkin Dia sebagai Pemilik Kesempurnaan yang Absolut menjadikan dan menutupi diriNya dengan kekurangan.
    Namun, seandainya kita katakan bahwa Allah Swt tidaklah mempunyai tujuan dalam penciptaan makhluk dan alam, berbeda kalau kita katakan bahwa hasil ciptaannya adalah perbuatan yang sia-sia. Disini adanya perbedaan antara lain kaum materalisme berpendapat tidaklah mempunyai tujuan dari penciptaan alam dan manusia. Adapun dalam kalangan muslim mengatakan dibalik penciptaan alam dan manusia dari sisi Allah Swt dibalik hikmah penciptaan adanya maksud dan tujuan,dan dengan keyakinan yang jelas menyatakan adanya maksud dan tujuan dibalik semua perubahan dan pergerakan alam sekitar. Dalam alqur’an Allah Swt berfirman: “ Maka apakah kamu mengira, bahwa Sesungguhnya kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?(QS Al-Mukminun ayat 115) dalam surat lain, Allah Swt berfirman:. “…………..Dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan Ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa neraka.”(QS Al-Imran ayat 191), juga dalam ayatNya : “ Dan tidaklah kami ciptakan Iangit dan bumi dan segala yang ada di antara keduanya dengan bermain-main”. (QS Anbiya’ ayat 16)
    Maksud dan kandungan ayat-ayat diatas bahwasanya Allah Swt menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya itu adalah dengan maksud dan tujuan yang mengandung hikmat. Poin penting adalah tidaklah maksud dan tujuan tersebut kecuali untuk kesempurnaan makhluk tidaklah bagi kesempurnaan zatNya (Allah Swt). Oleh karenanya, tujuan dari penciptaan, menyampaikan pada semua makhlukNya akan kesempurnaannya, tanpa manfaat bagiNya sehingga tidaklah menjadikan perbuatanNya sia-sia.

    BalasHapus
  30. NAMA : YUSUF AFFANDI
    KELAS : TI . 4C
    NIM : 09530719
    Ini hanya perbedaan antara robot dan manusia
    [1]Kenapa manusia membuat (bukan menciptakan) robot...?
    [2] Kenapa Allah menciptakan manusia..?

    Jawaban [1]
    Karena robot diperintah/dikendalikan (gerakannya, dll) oleh manusia utk apa yg di inginkan oleh si pembuat dan robot tidak bisa berusaha sendiri dan robot tidak mempunyai pegangan utk dirinya melainkan keinginan itu datang dari keinginan si pembuat utk mengingginkan apa yg di inginkannya (manusia/pembuat).

    Jawaban [2]
    Karena manusia tidak dikendalikan oleh Allah Swt, melainkan Allah Swt Maha Mengetahui apa yg diperbuat manusia dan manusia berusaha sendiri, berdoa saja tanpa berusaha tidak akan mendapatkan apa yg di inginkannya. Dan juga manusia di berikan pedoman utk dirinya agar dirinya (manusia) dari pegangannya itu mendapat petunjuk utk kembali ke diriNya sesuai dari pedoman atau petunjukNya.

    Jadi kenapa Allah menciptakan manusia, jawabannya : QS. Al-Baqarah 2:30

    Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
    TUJUAN HIDUP Manusia lahir didunia pasti dengan alasan.Tidak ada manusia yang terlahir sia-sia.Tuhan memberikan sesuatu yang berbeda pada setiap manusia.Baik itu perbedaan yang terlihat maupun yang tidak terlihat.Dengan perbedaan tersebut manusia ditugaskan untuk mencari “alasan” kenapa ia dilahirkan didunia.Untuk mencari alasan kenapa manusia lahir,bisa bersumber dari agama dan kehidupan yang kita jalani.Kita terlahir sampai usia kita sekarang,banyak proses kehidupan yang telah kita jalani,dimana proses tersebut bisa kita telaah dan kita evaluasi untuk mencari “alasan” kenapa kita dilahirkan ke dunia.Bayi menangis ketika ia lihat dunia pertama kali,menandakan ia takut tanggungjawab yang harus pikul ia selama kelak hidup didunia.Bertahun-tahun manusia merepotkan dan bahkan bergantung pada manusia disekelilingnya.Kita dirawat dan dididik oleh orang tua agar menjadi manusia yang tangguh. Hidup merupakan beban yang harus kita selesaikan.Kita akan menjadi manusia yang mulia jika beban tersebut mampu kita tunaikan secara benar.Apa yang dimaksud dengan ‘’ BEBAN’’??? Kehidupan ini sering mengajarkan kita,bagaimana rencana atau keinginan kita terjadi tidak sesuai dengan apa yang kita harapakan.Jujur sebagai manusia,kita selalu ingin yang sempurna,penghasilan besar,rumah mewah,kendaraan yang terbaru,keluarga yang harmonis,dll,pokoknya yang idealis.Tapi pada kenyataannya,kita dihadapkan pada kebalikan apa yang kita inginkan.Dari sini kita menyimpulkan apa yang kita harapkan baik,pada dasarnya belum tentu yang terbaik buat kita.Sebagai manusia yang ber Tuhan hendaknya kita selalu mencari jawaban akan pertanyaan kehidupan yang selalu disampaikan Tuhan pada kita melalui ujian,musibah,kesenangan,kaya,miskin,dan peristiwa kehidupan lainnya

    BalasHapus
  31. yang bkomennya tidak masuk berarti googlee account tidak ada.

    BalasHapus
  32. Nama: Lutfi Jaohari
    Nim: 08530274
    Fakultas: Teknik
    Jurusan: Informatika (6a)
    Tugas: Materi pengayaan Kewirausahaan

    http://lutfi-jaohari.blogspot.com/2011/04/tujuan-tuhan-menciptakan-kita.html

    BalasHapus
  33. NAMA : MAHENDRA DAVID
    NIM : 09530477
    KELAS : TI 4A


    Allah swt menciptakan manusia di muka bumi ini adalah semata-semata untuk mengabdi kepada-Nya dan untuk menjadi khalifah dimuka bumi. Hakikat penciptaan manusia terdiri dari tiga unsur, yaitu unsur jasmani, unsur akal, dan unsur ruhani, yang mana ketiga unsur tersebut menjadi satu kesatuan pada diri manusia.

    Dalam pemikiran filsafatnya, Al-Farabi menggunakan proses konseptual yang disebutnya dengan nazhariyyah al-faidh (teori emanasi) untuk memahami hubungan antara Tuhan dan alam pluralis dan empirik. Menurut teori ini, alam terjadi dan tercipta karena pancaran dari Yang Esa (Tuhan); yaitu keluarnya mumkin al-wujūd (disebut alam) dari pancaran Wājib al-Wujūd (Tuhan). Proses terjadinya emanasi (pancaran) ini melalui tafakkur (berpikir) Tuhan tentang diri-Nya, sehingga Wājib al-Wujūd juga diartikan sebagai “Tuhan yang berpikir”. Tuhan senantiasa aktif berpikir tentang diri-Nya sendiri sekaligus menjadi obyek pemikiran.

    BalasHapus
  34. Nama : Utari Setya H
    Kelas : TI 4D
    NIM : 09530624


    Kita melihat bahwa setiap makhluk hidup itu di ciptakan Tuhan , bukan tanpa maksud dan tujuan.
    Dilihat dari manusia saja yang di ciptakan oleh Tuhan dengan beraneka macam , rupa, bentuk, maupun sifat.
    kenapa Tuhan menciptakan manusia berbeda, karena Tuhan tahu jika kita di ciptakan berbeda maka kita akan berusaha untuk bersama untuk saling melengkapi dengan setiap kekurangan dan kelebihan yang kita semua miliki. Saling membutuhkan, saling tolong menolong dan saling membantu. Agar selalu tercipta kerukunan dalam proses interaksi dengan sesama manusia.

    Dalam kehidupan ini kita tidak berdiri sendiri dengan hanya kata Manusia, tapi kita hidup berdampingan dengan alam juga. Karena manusia tanpa alam sama saja manusia tidak ada. Tuhan menciptakan alam agar manusia tahu dan mempunyai tanggung jawab atas apa yang Tuhan berikan pada mereka. sehingga manusia akan jauh dari kata serakah , tamak, dan sirik.

    BalasHapus
  35. eka wahyu widodo
    09530620

    Kalau kita melihat besar kekuasaan Allah niscaya kita akan segera mengucapkan “Allahu Akbar” “Subhanallah”. Allah menciptakan langit tanpa tiang serta semua bintang yg menghiasi dan Allah turunkan dari air hujan dan tumbuh dengan segala jenis tumbuh-tumbuhan. Bumi terhampar sangat luas segala jenis makhluk bertempat tinggal di atas berbagai keni’matan dikandung dan tiap orang dgn mudah bepergian ke mana yg dia inginkan.
    Kita meyakini bahwa Allah menciptakan semua itu memiliki tujuan dan tdk sia-sia. mk dari itu mari kita berlaku jujur pada diri kita dan di hadapan Allah yaitu tentu bahwa kita juga diciptakan oleh Allah tdk sia-sia dlm arti kita diciptakan memiliki tujuan tertentu yg mungkin berbeda dgn yg lain. Allah berfirman
    “Maka apakah kalian mengira bahwa sesungguh Kami menciptakan kalian secara main-main dan bahwa kalian tdk akan dikembalikan kepada Kami?”
    “Apakah manusia mengira bahwa ia akan dibiarkan begitu saja ?”
    “Dan Kami tdk menciptakan langit dan bumi dan apa yg ada di antara kedua tanpa hikmah”.
    ”Dan Kami tdk menciptakan langit dan bumi dan apa yg ada di antara kedua dgn bermain-main.”
    Mari kita melihat keterangan Allah di dlm Al Qur’an:
    “Dialah yg telah menjadikan bumi terhampar buat kalian dan langit sebagai atap dan Dia menurunkan air hujan dari langit lalu Dia menghasilkan dgn hujan itu segala buah-buahan sebagai rizki utk kalian krn itu janganlah kalian mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah padahal kalian mengetahuinya.”
    ”Dia Allah yg telah menjadikan segala apa yg di bumi utk kalian.”
    “Allah-lah yg menjadikan bumi bagi kalian tempat menetap dan langit sebagai atap lalu membentuk kalian membaguskan rupa kalian serta memberi kalian rizki dari sebagian yg baik-baik yg demikian itu adl Allah Tuhanmu Maha Agung Allah Tuhan semesta alam.”
    Dari keterangan di atas berarti manusia diciptakan oleh Allah dgn dipersiapkan bagi segala keni’matan tentu memiliki tujuan yg agung dan mulia. Lalu utk apakah tujuan mereka diciptakan
    Tujuan hidup manusia di ciptakan oleh ALLAH sesuai dengan difenisi oleh ayat2 ALLAH tersebut dibawah ini;
    Manusia dgn segala ni’mat yg diberikan Allah memiliki kedudukan yg tinggi di hadapan makhluk yg lain. Tentu hal ini menunjukkan bahwa mereka diciptakan utk satu tujuan yg mulia agung dan besar. Tujuan inilah yg telah disebutkan oleh Allah di dlm Al Qur’an:
    “Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan utk menyembah-Ku.”

    1.QS.56″51.“ Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah(bekerja) kepada-Ku”
    Tugas hidup manusia di ciptakan oleh ALLAH sebagi berikut dibawah ini:
    2.(QS.11:61). “Dialah yang telah menciptakan kamu dari bumi (tanah), dan menjadikan kamu pemakmurnya. (menghuni dan mengolah hasil bumi untuk kemakmuran umat manusia).
    3.(QS..57:25).”Dan Kami ciptakan besi (dan perak, emas, almunium tembaga, minyak, dll) yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia (untuk di-olah), dan supaya ALLAH mengetahui siapa yang menolong agama Nya (Islam) dan Rasul2 padahal Allah tidak dilihatnya.

    BalasHapus
  36. nama = setyo utomo
    nim =09530460
    jurusan = TI 4 prosus

    tidak diragukan lagi bahwasannya Allah Swt adalah Wujud Yang Maha Kaya (tidak membutuhkan), jika demikian, mengapa manusia diciptakan? Apa tujuan dari penciptaanya? Dengan kata lain; apa diballik tujuan penciptaan manusia? Tidakkah hal ini berarti bahwa Dia (Allah Swt) adalah wujud yang melalui tujuan penciptaan manusia membutuhkan atas sesuatu? Kalau seandainya tidak mempunyai tujuan, berarti perbuatan Allah Swt tsb adalah sia-sia?

    Untuk mengatasi persoalan diatas, tidaklah terlepas dari dua pokok proposisi:

    1. Allah Swt, sebagai Wujud Yang Maha Sempurna, dan tidak membutuhkan, juga bagiNya tidak mempunyai tujuan dalam pencapaian suatu kebutuhan.

    2. Perbuatan Allah Swt tidaklah menuju kesia-siaan, haruslah bagiNya meraih tujuan. Tujuan tersebut berkenaan dengan tindakan (objek),bukanlah bagi pelaku perbuatan(subjek).

    Mereka yang memaparkan persoalan ini, tentunya menyakini bahwa perbuatan Allah sama seperti mahlukNya dan menggambarkan bahwa Allah Swt sebagai Maha Sempurna Yang Absolut yang tidak memiliki kekurangan , haruslah bertujuan dibalik tindakan perbuatanNya. Dikarenakan, ketika perbuatan Allah Swt tanpa tujuan, akan melahirkan sebuah tindakan yang sia-sia.

    Allah Swt Maha Kaya dan Sempurna, tidaklah memiliki kekurangan yang mendasari sebuah tindakan untuk mencapai tujuan. Sebagaimana ulama’ teologi berkata: “Sesungguhnya perbuatan Allah tidaklah didasari oleh tujuan.” Pengertiannya adalah; sesungguhnya manfaat dan tujuan tersebut bukanlah akan kembali pada zat Allah, dikarenakan bagaimana mungkin Dia sebagai Pemilik Kesempurnaan yang Absolut menjadikan dan menutupi diriNya dengan kekurangan.

    Namun, seandainya kita katakan bahwa Allah Swt tidaklah mempunyai tujuan dalam penciptaan makhluk dan alam, berbeda kalau kita katakan bahwa hasil ciptaannya adalah perbuatan yang sia-sia. Disini adanya perbedaan antara lain kaum materalisme berpendapat tidaklah mempunyai tujuan dari penciptaan alam dan manusia. Adapun dalam kalangan muslim mengatakan dibalik penciptaan alam dan manusia dari sisi Allah Swt dibalik hikmah penciptaan adanya maksud dan tujuan,dan dengan keyakinan yang jelas menyatakan adanya maksud dan tujuan dibalik semua perubahan dan pergerakan alam sekitar. Dalam alqur’an Allah Swt berfirman: “ Maka apakah kamu mengira, bahwa Sesungguhnya kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?(QS Al-Mukminun ayat 115) dalam surat lain, Allah Swt berfirman:. “…………..Dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan Ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa neraka.”(QS Al-Imran ayat 191), juga dalam ayatNya : “ Dan tidaklah kami ciptakan Iangit dan bumi dan segala yang ada di antara keduanya dengan bermain-main”. (QS Anbiya’ ayat 16)

    Maksud dan kandungan ayat-ayat diatas bahwasanya Allah Swt menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya itu adalah dengan maksud dan tujuan yang mengandung hikmat. Poin penting adalah tidaklah maksud dan tujuan tersebut kecuali untuk kesempurnaan makhluk tidaklah bagi kesempurnaan zatNya (Allah Swt). Oleh karenanya, tujuan dari penciptaan, menyampaikan pada semua makhlukNya akan kesempurnaannya, tanpa manfaat bagiNya sehingga tidaklah menjadikan perbuatanNya sia-sia.

    Dan manusia akan meraih kesempurnaan dirinya melalui jalan ibadah dan beramal, dan di dalam ibadah dan amal itu sendiri mengandung sifat kesempurnaan, dan kesempurnaan ini akan dicapai manusia setelah kematian menjemputnya. Yang merupakan kehidupan yang terbaik dari sisi jasmani dan rohani. Dengan kata lain, dunia tempat bercocok tanam dan akhirat tempat memetik hasilnya.

    BalasHapus
  37. Bukankah tampak seperti sesuatu yang konyol ketika Allah mau menciptakan manusia dan Dia telah mengetahui manusia akan jatuh dalam dosa tetapi Dia tetap menciptakan manusia? Allah yang menciptakan manusia adalah Allah yang mengasihi dengan kondisi walaupun, sehingga ketika Dia tahu bahwa manusia akan jatuh ke dalam dosa Allah tetap menciptakan manusia karena Dia tetap mengasihi manusia dalam kondisi apapun, dan Dia telah merencanakan penebusan yang sempurna agar dapat memulihkan manusia.

    Semua yang Allah lakukan adalah karena Dia memiliki tujuan dalam menciptakan manusia yaitu : agar manusia menjadi tempat mencurahkan kasih-Nya yang tak terhingga. Bukankah hanya merupakan suatu khayalan apabila Allah dikatakan sebagai maha kasih kalau Dia tidak punya tempat untuk menyatakan kasih-Nya.

    Bukti bahwa manusia diciptakan untuk menjadi tempat curahan kasih Allah. Kita lihat proses penciptaannya :

    Pertama, setelah Allah selesai menciptakan seluruh ciptaan yang lain, barulah Dia menciptakan manusia agar manusia sejak pertama dapat melihat dapat merasakan betapa luarbiasanya kasih Allah.

    Ke dua, Allah menciptakan manusia tidak tanggung-tanggung, Dia merupakannya serupa dan segambar dengan Allah sendiri. Bagaimana Allah dapat melakukan ini kalau Dia tidak merencanakan untuk mengasihi manusia dan menjadikannya sebagai tempat curahan kasih-Nya?

    Ke tiga, ada sentuhan tangan Allah dalam pembentukan manusia. Ini tidak akan didapatkan pada ciptaan Allah yang lain, ini menunjukkan bahwa Allah mau membuat manusia berbeda dan sangat spesial dibandingkan dengan ciptaan yang lain.

    Ke empat, setelah Allah selesai membentuk manusia Dia meniupkan nafas ke hidungnya. Ini berarti ada bagian dari diri Allah yang diberikan kepada manusia, ini juga yang membuat kita berbeda dengan mahluk hidup lainnya.

    Ke lima, Allah memberikan otoritas penuh kepada manusia untuk mengelola semua yang telah Allah ciptakan.

    Ke enam, ketika Allah mengetahui bahwa manusia akan jatuh ke dalam dosa, Dia merencanakan penebusan. Ini menggambarkan betapa Allah sangat mengasihi manusia sejak awal sebelum penciptaannya. Allah tidak mau kalau manusia lepas dari tangan kasih-Nya, Dia tetap mengasihi manusia walaupun manusia tidak taat dan berdosa.

    Oleh sebab itu Allah melalui Yesus Kristus anak-Nya rela datang ke dalam dunia ini hanya untuk dapat menyelamatkan manusia yang sudah berdoa. Ini dilakukan Allah karena Dia tahu bahwa hanya oleh pengorbanan manusia yang tidak berdosa (Kristus) maka manusia dapat kembali statusnya menjadi anak-anak Allah.

    Dari enam fakta-fakta yang kita dapatkan dari kebenaran firman Allah, dapatlah kita menarik kesimpulan bahwa tujuan sebenarnya Allah menciptakan manusia adalah agar manusia menjadi tempat curahan kasih-Nya yang tak terhingga. Dengan fakta-fakta ini adalah sudah selayaknya apabila sebagai orang percaya kita mempersembahkan tubuh ini sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah, karena itulah ibadah yang sejati, karena inilah yang hanya dapat menyukakan hati Allah.

    BalasHapus
  38. NAMA : SUMARNO
    NIM : 09530695
    KELAS : EXTENSI / IV

    Setiap orang, sekali waktu dalam kehidupan ini, pasti pernah mempertanyakan dalam dirinya tentang dari mana ia berasal, akan kemana, dan apa tujuan sebenarnya dari kehidupan ini. Oleh sebab itu satu-satunya cara adalah mengubah pola pikir manusia itu sendiri dengan memberikan penjelasan tentang pemikiran yang menyeluruh tentang alam semesta, manusia dan kehidupan (di dunia dan akhirat). Penjelasan ini hanya di dapat didalam Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia.

    Pada saat Allah menciptakan manusia, Ia tidak pernah meminta pendapat kita, apa perlu penciptaan itu atau tidak. Artinya Allah Maha Berkehendak. Dia telah memiliki tujuan yang mutlak berkenaan dengan penciptaan manusia.

    Jadi, sekiranya kita yang dilahirkan ke bumi ini mencari dan menciptakan tujuan hidup sendiri, berarti kita telah mengkhianati Allah yang menciptakan kita. Tujuan hidup yang harus dicapai manusia adalah tujuan yang telah ditetapkan Allah. Ada nggak manusia yang usul agar dirinya diciptakan Allah karena ia mempunyai cita-cita yang hendak dicapainya di dunia ini ? tidak ada. Dua pokok masalah yang penting yaitu :

    1. Apa yang dimaksud dengan ‘Tujuan”?

    2. Apakah “Kehidupan”?

    TUJUAN adalah sesuatu yang ingin dicapai manusia sesuai dengan fitrah dan keinginan-keinginan manusia.

    “HIDUP ADALAH FENOMENA KEILAHIAN”. Kehidupan dengan aspek alamiahnya tidak bisa membawa umat manusia kepada tujuan ideal hidup di dunia ini. Mengapa demikian? Sebabnya adalah Bahwa kehidupan ini adalah sebagai sarana untuk memasuki tahap kehidupan yang abadi.


    “Maka hadapkanlah wajah (tujuan hidup)mu dengan hanif kepada Ad-Dien (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu …” (Qs.30/30).

    “Dan siapakah yang lebih baik Diennya daripada orang-orang yang ikhlas menyerahkan (tujuan hidup)nya kepada (tujuan) Allah sedang ia mengerjakan kebaikan …. “ (Qs.4/125)

    Tujuan hidup manusia adalah memeluk Dien yang hanif dan menyerahkan seluruh tujuan hidupnya kepada tujuan Allah menciptakan manusia. Seluruh hidup manusia harus menyerahkan seluruh kehendaknya kepada kehendak Allah. Itulah yang disebut kehidupan mencari ridho Allah, sesuai dengan kehendak dan tujuan Allah menciptakan manusia.

    “Maka apakah mereka mencari Dien yang lain dari Dien Allah, padahal kepada-Nyalah menyerahkan diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allah-lah mereka dikembalikan”. (Qs.3/83)

    Bagi orang yang beriman tidak punya cita-cita lain dalam kehidupan di dunia kecuali hanya satu yaitu “Ridho Allah”. Kenikmatan hidup yang paling hakiki terletak pada keridhoan Allah dan itu adalah kebahagiaan sejati. Sabda Nabi s.a.w:

    Firman Allah SWT :

    “Dan diantara manusia ada yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhoan Allah, dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya”. (Qs.2/207).

    Kepuasan hidup bukan terletak pada bentuk dan wujud materi, tetapi kebahagiaan jiwa karena mendapat ridho Allah. Sabda Rasululloh s.a.w. :

    “Kaya itu bukanlah karena banyaknya harta, tetapi (hakekat) kaya itu adalah kaya (kepuasan) jiwa hati”. (HR.Bukhari-Muslim)

    BalasHapus
  39. Maaf Pak..nilai tgs IMK II saya kog tidak ada.

    NAMA : REDI PURNAMA
    NIM : 09530455
    KELAS : TI 4A

    BalasHapus
  40. Nama : Bahrul ulum
    NIM : 09530505
    kelas : TI4B

    Segala sesuatu diciptakan dengan tujuan, begitu juga Allah menciptakan manusia
    Sebagai gambaran Untuk apa manusia menciptakan mobil? Karena manusia butuh mobil untuk transportasi. Untuk apa manusia menciptakan komputer, karena manusia membutuhkannya untuk berhitung. Jadi manusia menciptakan sesuatu karena manusia membutuhkannya, demikian juga Allah menciptakan manusia karena Allah MEMBUTUHKAN manusia, Allah membutuhkan manusia untuk mengekspresikan diri-Nya. Sebagai ilustrasi: pernahkah anda merasa kasihan kepada orang yang buta? Belas kasih timbul dalam hati kita karena ada obyek dari belas kasih kita. Demikian pula Allah membutuhkan kita manusia sebagai obyek kasih-Nya. Allah membutuhkan manusia untuk mengekspresikan diri-Nya.
    Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna di muka bumi ini, manusia diberikan akal untuk berfikir, tangan dan kaki untuk bekkerja
    Allah berfirman
    “Maka apakah kalian mengira bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kalian secara main-main dan bahwa kalian tdk akan dikembalikan kepada Kami?”
    “Apakah manusia mengira bahwa ia akan dibiarkan begitu saja ?”
    “Dan Kami tdk menciptakan langit dan bumi dan apa yg ada di antara kedua tanpa hikmah”.
    ”Dan Kami tdk menciptakan langit dan bumi dan apa yg ada di antara kedua dgn bermain-main.”
    Dari ayat-ayat di atas sungguh sangat jelas bahwa segala sesuatu yg ada di muka bumi ini dan yg ada di langit serta apa yg ada di antara kedua tdk ada yg sia-sia. Lalu utk siapakah semua itu?
    Allah berfirman dlm Al Qur’an:
    “Dialah yang telah menjadikan bumi terhampar buat kalian dan langit sebagai atap dan Dia menurunkan air hujan dari langit lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rizki untuk kalian karena itu janganlah kalian mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah padahal kalian mengetahuinya.”
    ”Dia Allah yg telah menjadikan segala apa yg di bumi untuk kalian.”
    Dari firman di atas sudah jelas bahwa manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling dibedakan oleh Allah SWT, terkadang manusia selalu mengeluh dengan cobaan dan menyalahkan Allah bahwa Allah itu tidak adil, terkadang manusia sombong dengan segala harta dan ilmunya,,padahal itu hanyalah cobaan dari Allah untuk kita,, seharusnya manusia malu dan selalu bersyukur atas nikmat Allah yang diberikan kepada kita ,
    Allah menyuruh kita mencari ilmu sampai ke negeri cina,tapi janganlah kita sombong dengan ilmu yang tidak lebih besar dari setetes ilmu Alla SWT
    Allah menyuruh kita mencari harta sebanyak2nya,tp janganlah kita sombong dengan harta yang tidak ada secuil harta Allah

    BalasHapus
  41. NAMA : SUNARDI
    NIM : 09530570
    KELAS : 4C

    PADA INTINYA BAHWA :
    manusia diciptakan untuk tujuan yang besar. Apa itu? Tidak lain dan tidak bukan hanyalah untuk beribadah kepada Allah. Manusia dan jin diciptakan hanya untuk beribadah kepada Allah. Hidup kita di dunia ini hanyalah ujian, karena Allah ingin mengetahui siapa yang terbaik di antara hamba-Nya, siapa yang paling bertakwa.
    Manusia terlahir ke dunia hanya membawa diri, telanjang, tanpa bekal harta. Tidak bisa apa pun kecuali sedikit hal. Namun Allah memelihara dan merawat kita dengan menurunkan kasih sayang-Nya melalui orang lain.

    Allah membekali kita dengan otak (akal pikiran dan nafsu), itulah bekal terbesar kita. Berulang kali di dalam Al Qur’an Allah memerintahkan kita untuk berpikir, berpikir, dan berpikir (Biar nggak mubadzir tentunya). Dengannya kita menjadi makhluk yang sempurna. Otak manusia memiliki kapasitas yang luar biasa, terbatas namun batasnya tidak diketahui. Einstein sang ilmuwan saja baru menggunakan sebagian kecil dari kemampuan otak yang sebenarnya. Dengan adanya akal pikiran ini manusia bisa memilih tindakan yang tepat bagi kehidupannya. Tindakan yang tepat ini tidak terlepas dari nilai-nilai agama, sehingga akal dan nafsu kita terarah dengan benar dan menjadikan kita sebagai orang sukses. Jika itu sudah kita lakukan maka kita benar-benar mencapai derajat yang tinggi sesuai dengan tujuan penciptaan diri kita yang sebenarnya oleh Allah. Namun jika tidak, kita tidak bisa mencapai ‘kesempurnaan’ di dalam derajat kita yang sebenarnya. Apakah kita memang ditakdirkan untuk dimaki orang, atau untuk membenci orang,?
    Allah membekali kita dengan otak (akal pikiran dan nafsu) sungguh alloh maha sempurna denag diciptakannya hal tersebut maka manusia dapat berpikir dan daapat membedakan antara yang baik dan benar. Sehingga nantinya apakah dia akan menuju jalan yang baik atau justru memilih jalan yang buruk.
    Selain itu manusia di beri nafsu.
    Para ahli tasawuf membagi nafsu manusia menjadi tujuh tingkatan , yaitu
    1. Nafsul Amarah
    2. Nafsul Lawwamah
    3. Nafsul Mulhammah
    4. Naffsul Muthmainnah
    5. Nafsul Radhiah
    6. Nafsul Mardhiyah
    7. Nafsul Kamilah

    Dan untuk sifat maki atau pun membenci merupakan bagian dari nafsu amarah. untuk itu marilah kita mencoba untuk bisa menahan hawanafsu kita.

    apakah orang orang di negeri arab dilahirkan untuk ditembaki meriam tentara, sehingga harus mati konyol, atau hanya sabagai pelengkap penderita memberati dunia, atau hadir kedunia untuk diperdayai orang lain. Selamat?

    Selama kita mau berfikir ,belajar dan berusaha maka kita tidak akan dapat di pengarui/ diperdayai orang lain sehingga kita akan selamat dari hal hal tersebut.
    Perkuat iman kita, agama kita, berbanyak ilmu kita, tanamkan sifat –yang baik pada diri kita

    BalasHapus
  42. Nama : Nurul Alfiah
    Nim : 09530704
    Kelas : TI4C

    http://www.ziddu.com/download/14523387/TugasPengayaan.zip.html

    BalasHapus
  43. nama : Isnatulfitriani
    Nim : 09530543
    kelas : TI 4C

    http://www.4shared.com/document/Zgyx98lh/tugas_pengayaan_IMK.html

    BalasHapus
  44. Nama : Andi Trisulo
    NIM : 08530397
    Kelas : Prosus/VI
    Setiap penciptaan sesuatu, pastilah punya tujuan. Seperti sama-sama telah kita ketahui, tiada sesuatupun diciptakan-Nya tanpa tujuan. Lalu apakah tujuan penciptaan kita (manusia) di bumi ini oleh Allah Ta’ala? Hal ini sangat penting sekali kita ketahui apabila kita ingin berjalan di muka bumi ini sesuai dengan apa kehendak sang pencipta.
    Dalam Al Qur’an disebutkan bahwa tujuan penciptaan manusia ada 3 (tiga) yaitu:

    1. Menjadi ABDI ALLAH
    Menjadi abdi Allah secara sederhana berarti ‘hanya bersedia mengabdi kepada Allah Ta’ala’. Tidak mau mengabdi kepada selain dari Allah Ta’ala, termasuk di dalamnya mengabdi kepada hawa nafsu dan syahwat kita sendiri. Melepaskan diri dari perbudakan hawa nafsu dan syahwat merupakan bagian dari tahapan pertaubatan yang harus dilakukan.
    2. Menjadi SAKSI ALLAH
    Sebelum lahir ke dunia ini nafs manusia berjanji kepada Allah Ta’ala di alam Alastu, mempersaksikan bahwa hanya Allah-lah Rabb-nya.Yang demikian dilakukan agar mereka tidak ingkar di hari akhir nanti.
    Pada saat ini pula Allah Ta’ala telah menentukan kepadanya empat perkara , yaitu: (1) Ajal, (2) Rezeki, (3) Amal, serta (4) Keberuntungan dan Musibah
    Di sini pula kita sering tergelincir memaknai ’syuhada’. Kata ’syuhada’, akar katanya sama dengan kata pada syahadat kita ‘Asyhadu’, artinya bersaksi, mempersaksikan dengan sepenuh kepercayaan, dengan sepenuh keyakinan (mengenai Tuhannya). Kata ’syuhada’ tidak semata-mata berarti orang yang mati di medan perang. Kata ’syuhada’ berarti ‘orang yang telah mempersaksikan’.
    Di zaman Rasulullah, mereka yang gugur ketika berniat mengorbankan jiwa mereka untuk Allah melalui jalan yang tersedia dan dibutuhkan ummat pada masa itu (berperang), yang pengorbanannya diterima oleh Allah, dianugerahi sebuah ‘penyaksian (akan kebenaran)’ melalui gugurnya mereka di medan perang. Maka, belum tentu setiap orang yang gugur di medan perang adalah ’syuhada’. Juga hal ini berimplikasi bahwa banyak cara lain menjadi seorang ’syuhada’ selain melalui peperangan.
    3. Menjadi KHALIFAH ALLAH
    Khalifah Allah sebenarnya adalah perwakilan Allah untuk memakmurkan bumi. Banyak yang salah mengira bahwa menjadi khalifah berarti ‘menguasai’. Adam A.S bukanlah manusia pertama, tetapi ia adalah khalifah pertama. Sebelumnya terdapat manusia-manusia yang tidak bertugas sebagai khalifah.
    Untuk bertugas sebagai khalifah, bukan berarti harus selalu dibentuknya sebuah sistem pemerintah berlabelkan Islam. Sebenarnya tiap individu dapat berperan sebagai khalifah Allah di muka bumi ini secara individual, karena sesungguhnya seorang manusia baru berfungsi sebagai khalifah, adalah ketika ia berkarya di bumi ini berdasarkan misi untuk berbuat yang Allah telah tentukan kepadanya di alam Alastu.
    Masing-masing orang punya “Misi Suci” yang berbeda-beda, yang telah Allah tugaskan kepadanya. Berdasarkan misi suci inilah “untuk apa” seseorang diciptakan dan “menurut apa dimudahkan kepadanya”.
    Seseorang bertanya kepada Rasulullah SAW, “Ya Rasulullah, sudahkah dikenal para penduduk neraka dan penduduk surga?” Jawab Rasulullah: “Sudah.” Lalu ia kembali bertanya: “Kalau begitu untuk apa manusia beramal ?” Rasulullah SAW menjawab: “Mereka beramal untuk apa dia diciptakan dan menurut apa yang dimudahkan kepadanya”.
    Kebanyakan manusia tidak mengetahui untuk apa dia dicipta di dunia ini. Sehingga -masuk akal- apabila ia tidak dapat menjadi wakil serta penjelmaan citra Allah di muka bumi sebagai khalifah (pemakmur bumi).
    Ketika seorang berkarya di bumi ini sesuai dengan Misi Hidup nya, maka secara langsung ia telah berkarya sesuai dengan apa yang Allah kehendaki padanya. Maka secara langsung pula ia telah menjadi Abdi Allah secara hakiki.

    BalasHapus
  45. bambang jatmoko / 09510606 / teknik mesin ump

    APA SEBENARNYA TUJUAN TUHAN SEHINGGA MANUSA DILAHIRKAN KEDUNIA INI PENUH MISTERIUS MELALUI NAMANYA ORANG TUA.
    Karena pertanyaan ini menyangkut nama tuhan maka jawaban yang diperoleh akan selalu terkait dengan ajaran dari tuhan ( agama). Dari segi agama sangat jelaskan bahwa manusia dan jin diciptakan untuk beribadah kepada_NYA. Ibadah disini mencakup hal yang sangat luas. Tentu anda tahu apa saja contoh ibadah itu? mulai dari hubungan manusia dengan tuhan, manusia dengan manusia dan manusia dengan lingkungannya. Dilain pihak ada yang ayat di dalam al quran yang menyebutkan manusia adalah khalifahnya bumi, manusia diserahi tugas untuk mengurus bumi dan isinya. Dimana dimana dalam mengurusnya manusia diikat oleh aturan aturan khusus agar lebih bijak. Dan sebagai hasil akhirnya manusia juga akan di tuntut tanggung jawabnya tentang bagaimana, apa yang dilakukannya saat didunia (bumi). Dari sini sudah jelas bahwa tujuan tuhan mencipta manusia adalah agar manusia belajar berinteraksi dengan_Nya, dengan manusia ( bersosialisasi, bersaudara dan saling tolong menolong), dengan lingkungan (belajar tentang lingkungan/sains).
    APAKAH KITA MEMANG DITAKDIRKAN UNTUK DIMAKI ORANG, ATAU UNTUK MEMBENCI ORANG, ATAU APAKAH ORANG ORANG DI NEGERI ARAB DILAHIRKAN UNTUK DITEMBAKI MERIAM TENTARA, SEHINGGA HARUS MATI KONYOL, ATAU HANYA SABAGAI PELENGKAP PENDERITA MEMBERATI DUNIA, ATAU HADIR KEDUNIA UNTUK DIPERDAYAI ORANG LAIN?
    Secara tegas Jawabnya adalah tidak.
    Hidup adalah pilihan dan tiap pilihan memiliki resiko dan konsekuensi yang harus diterima. Tetapi untuk beberapa orang yang mau berpikir terkadang konsekuensi/ resiko dapat diadu sehingga lebih menguntungkan bagi yang lebih cerdik. Hal ini lebih bisa disebut berjuang untuk hidup. Sedangkan bagi mereka yang kurang mau berusaha dalam berpikir/ monoton pada satu alasan, mereka hanya dapat diam menerima apa yang terjadi/ membiarkan orang lain berbuat sesuatu pada mereka.
    Tetapi pada prakteknya manusia hanya bisa berencana dan berusaha, dan tuhan yang menentukan. Jadi semua tergantung pada niat, ksempatan dan keberuntungan ( keputusan tuhan)
    Melihat kasus diarab, hal ini merupakan contoh korban kehidupan ekstrim dimana pihak tentara dan orang arab tidak ada yang mau mengalah. Mana yang benar dan mana yang salah? Atau keduanya yang salah? Saya tidak bisa mengatakan mana yang salah dan mana yang benar dari 2 pihak tersebut, karena tidak tahu kronologis awal masalahnya yang benar. Mereka melakukan itu demi negara mereka sendiri ( patriotisme). Sedangkan kedua negara mereka sama sama merasa benar.
    Manis jangan langsung ditelan, pahit jangan langsung muntahkan. Berita yang marak di internet belum tentu benar. Berita tersebut bisa aja dibuat oleh negara yang ingin diuntungkan.

    BalasHapus
  46. HERMANTO
    09530457
    Ti 4a

    Secara fisik kita memang diciptakan berbeda satu dengan yg lain, tetapi hakikatnya kita adalah sama yaitu: Makhluk yg benama MANUSIA yg diberi akal dan Nafsu. perbedaan yg kita tafsirkan menurut akal manusia hanyalah perbedaan dari fisiknya saja. Agar kita saling mengenal satu sama lain. “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.(QS. Al-Hujurat: 13)
    Semua manusia termasuk diri Andadiciptakan dengan sangat unik, satu per satu punya keunikan, satu per satu punya keistimewaan, satu persatu punya kelebihan, satu per satu punya’miracle’-nya sendiri-sendiri. Manusia atau kita ini bukan sekedar sebuah produk massal, kita ini tidak seperti barang industri pabrik. Tapi kita ini ibarat industri kerajinan tangan, yang diciptakan satu per satu, dengan tingkat ketelitian yang amat tinggi dan keunikan yang spesifik.
    DanManusia merupakan makhluk paling sempurna yang pernah Allah ciptakan.
    Allah menciptakan manusia dibumi tidak lain dan tidak bukan menjadikannya sebagai khalifah. Kata khalifah berasal dari kata khalafa yakhlifu khilafatan atau khalifatan yang berarti meneruskan, sehingga kata khalifah dapat diartikan sebagai pemilih atau penerus ajaran Allah. Status manusia sebagai khalifah , dinyatakan dalam Surat Al-Baqarah ayat 30.

    " Dan (ingatlah) tatkala Tuhan engkau berkata kepada Malaikat : Sesungguhnya Aku hendak menjadikan di bumi seorang khalifah. Berkata mereka : Apakah Engkau hendak menjadikan padanya orang yang merusak di dalam nya dan menumpahkan darah, padahal kami bertasbih dengan memuji Engkau dan memuliakan Engkau ? Dia berkata : Sesungguhnya Aku lebih mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.

    BalasHapus
  47. DICCO METABOLAGA
    09530490 / TI 4A

    Kita meyakini bahwa Allah menciptakan manusia dan semuanya itu memiliki tujuan dan tidak sia-sia. Maka dari itu mari kita berlaku jujur pada diri kita dan di hadapan Allah yaitu tentu bahwa kita juga diciptakan oleh Allah tidak sia-sia, dalam arti kita diciptakan memiliki tujuan tertentu yang mungkin berbeda dengan yang lain. Allah berfirman: “Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja ( tanpa pertanggungjawaban)?” (Al Qiyamah: 36)
    Dari persoalan diatas, tidaklah terlepas dari dua pokok proposisi:
    1. Allah Swt, sebagai Wujud Yang Maha Sempurna, dan tidak membutuhkan, juga bagiNya tidak mempunyai tujuan dalam pencapaian suatu kebutuhan.
    2. Perbuatan Allah Swt tidaklah menuju kesia-siaan, haruslah bagiNya meraih tujuan. Tujuan tersebut berkenaan dengan tindakan (objek), bukanlah bagi pelaku perbuatan(subjek).

    Allah Swt Maha Kaya dan Sempurna, tidaklah memiliki kekurangan yang mendasari sebuah tindakan untuk mencapai tujuan. Sebagaimana ulama’ teologi berkata: “Sesungguhnya perbuatan Allah tidaklah didasari oleh tujuan.” Pengertiannya adalah; sesungguhnya manfaat dan tujuan tersebut bukanlah akan kembali pada zat Allah, dikarenakan bagaimana mungkin Dia sebagai Pemilik Kesempurnaan yang Absolut menjadikan dan menutupi diriNya dengan kekurangan.

    Allah Swt menciptakan manusia, langit, bumi dan apa yang ada di antaranya itu adalah dengan maksud dan tujuan yang mengandung hikmat. Poin penting adalah tidaklah maksud dan tujuan tersebut kecuali untuk kesempurnaan makhluk tidaklah bagi kesempurnaan zatNya (Allah Swt). Oleh karenanya, tujuan dari penciptaan, menyampaikan pada semua makhlukNya akan kesempurnaannya, tanpa manfaat bagiNya sehingga tidaklah menjadikan perbuatanNya sia-sia, selain itu tujuan Allah menciptakan manusia adalah agar Allah dikenal oleh makhlukNya.

    Dan manusia akan meraih kesempurnaan dirinya melalui jalan ibadah dan beramal, dan di dalam ibadah dan amal itu sendiri mengandung sifat kesempurnaan, dan kesempurnaan ini akan dicapai manusia setelah kematian menjemputnya. Yang merupakan kehidupan yang terbaik dari sisi jasmani dan rohani. Dengan kata lain, dunia tempat bercocok tanam dan akhirat tempat memetik hasilnya.

    BalasHapus
  48. Nama: Yusrul HAna
    Nim : 09530607
    Kelas : TI 4D


    Tujuan Tuhan menciptakan manusia semata mata hnya untuk menyembah padaNYA. dibekali akal dan fikiran sehingga manusia bisa membedakan mana baik dan buruk. dibekali kecerdasan supaya manusia bisa berfikir dan menciptakan sesuatu yg bermanfaat. Manuasia adalah sebaik-baik makhluk dimuka bumi ini.

    Tidak ada yang sia-sia apa-apa yang telah diciptakan TUhan kita. Semua manusia sama dimata Tuhan. bukan harkat martabat derajat maupun harta benda yang menjadi pembeda, akan tetapi akhlak dan keimanan mereka.

    Manusia diciptakan bukan untuk dimaki, di hina dan lain sebagainya, Tuhan sudah memberi akal, sehingga manusia bisa berfikir sendiri, hinaan orang lain terjadi karna manusia tidak bisa memfungsikan otaknya dengan baik.

    Islam maupun non islam semua berakal, meskipun teknologi banyak tercipta dari orang-orang non muslim, tapi perlu anda ketahui,, tidak sedikit juga dari teknologi yang tercipta dengan konsep yang diambil dari Al-Qur'an.

    itu sedikit tambahan dari saya.

    BalasHapus
  49. Nama : Luky Juhari
    NIM : 09530603
    Kelas : TI 4D

    Menurut saya
    Tuhan menciptakan manusia berbeda-beda dengan maksud agar kita saling mengenal.
    Manusia diciptakan Allah dengan dibekali kecerdasan berfikir dan kekuatan mental maupun fisik, namun ia tetap mempunyai kelemahan seperti sifat lalai dan khilaf. Manusia diciptakan Allah dengan berbeda – beda namun hakekatnya adalah sama. Tidak ada yg membedakan manusia satu dan yang lain kecuali tingkat iman dan ketaqwaannya kepada Allah SWT. Maka dari itu Allah membekali manusia dengan agama. Agama mengajarkan kepada manusia utk mengabdi kepada Allah serta mengatur segala hal yg berkaitan dengan cara hidup manusia dibumi. Dengan adanya agama diharapkan manusia dapat hidup rukun satu sama lain, saling toleransi sehingga tercipta kedamaian.
    Melihat kepada kelompok-kelompok manusia yang berbagai nama dan ragamnya kita dapat mengetahui apakah tujuan hidup masing-masing

    BalasHapus
  50. Wiji Wijayanti
    09530590
    TI 4D

    Tujuan Diciptakan Manusia
    Manusia dgn segala ni’mat yg diberikan Allah memiliki kedudukan yg tinggi di hadapan makhluk yg lain. Tentu hal ini menunjukkan bahwa mereka diciptakan utk satu tujuan yg mulia agung dan besar. Tujuan inilah yg telah disebutkan oleh Allah di dlm Al Qur’an:
    “Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan utk menyembah-Ku.”

    Abdurrahman As Sa’di dlm tafsir beliau mengatakan: “Inilah tujuan Allah menciptakan jin dan manusia dan Allah mengutus seluruh para rasul utk menyeru menuju tujuan ini yaitu ibadah yg mencakup di dlm pengetahuan tentang Allah dan mencintai-Nya bertaubat kepada-Nya menghadap dgn segala yg dimiliki kepada-Nya dan berpaling dari selain-Nya.”

    Semua ni’mat yg diberikan oleh Allah kepada manusia tdk lain hanya utk membantu mereka dlm mewujudkan tugas dan tujuan yg mulia ini.

    BalasHapus
  51. TEGUH PRAYITNO
    09530471 / TI 4A

    Pada saat Allah menciptakan manusia, Ia tidak pernah meminta pendapat kita, apa perlu penciptaan itu atau tidak. Artinya Allah Maha Berkehendak. Dia telah memiliki tujuan yang mutlak berkenaan dengan penciptaan manusia.
    Allah Swt menciptakan manusia, langit, bumi dan apa yang ada di antaranya itu adalah dengan maksud dan tujuan yang mengandung hikmat. Poin penting adalah tidaklah maksud dan tujuan tersebut kecuali untuk kesempurnaan makhluk tidaklah bagi kesempurnaan zatNya (Allah Swt). Oleh karenanya, tujuan dari penciptaan, menyampaikan pada semua makhlukNya akan kesempurnaannya, tanpa manfaat bagiNya sehingga tidaklah menjadikan perbuatanNya sia-sia, selain itu tujuan Allah menciptakan manusia adalah agar Allah dikenal oleh makhlukNya.
    Dan manusia akan meraih kesempurnaan dirinya melalui jalan ibadah dan beramal, dan di dalam ibadah dan amal itu sendiri mengandung sifat kesempurnaan, dan kesempurnaan ini akan dicapai manusia setelah kematian menjemputnya. Yang merupakan kehidupan yang terbaik dari sisi jasmani dan rohani. Dengan kata lain, dunia tempat bercocok tanam dan akhirat tempat memetik hasilnya.

    BalasHapus
  52. ada kah metode pemikiran yang tidak menggunakan pendekatan metafisika.

    bebaskan cara berfikir sejenak.

    ok

    BalasHapus
  53. Nama : Diah Wilujeng
    Nim : 09530687
    TI Prosus/ IV

    Kenapa Allah menciptakan Manusia, padahal Allah SWT adalah zat Yang Maha Sempurna, zat yang maha kaya dan Maha tinggi yang tidak memerlukan makhluknya, tetapi makhluklah yang membutuhkannya. Kenapa demikian, jawabanya dapat kita ambil dari QS. Al-Baqarah 2:30

    Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."

    Berdasarkan ayat diatas terjawablah sudah bahwa Allah menciptakan manusia di Bumi adalah sebagai pemimpin (khalifah) dimuka bumi ini, karena manusia diciptakan untuk menjadi pemimpin maka secara tidak langsung manusia diberikan tanggung jawab untuk merawat dan memelihara kelangsungan hidupannya di Bumi. Berdasarkan tanggung jawab tersebut Allah SWT sebenarnya ingin menguji keimanan kita kepada Allah SWT, apakah dengan tanggung jawab manusia sebagai khalifah dibumi, manusia dapat memegang tanggung jawab Allah dengan sebaik-baiknya, atau bahkan mengingkari tanggung jawab tersebut, oleh karena itu Allah manurunkan manusia di Bumi adalah untuk menyeleksi keimanan manusia kepada Allah SWT, apakah manusia itu benar-benar beriman atau tidak.Lalu kenapa Allah menciptakan manusia berbeda-beda. Jawabanya adalah pada QS. Al-Hujurat: 13 yang berbunyi : “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.(QS. Al-Hujurat: 13)
    Oleh karena itu kita harus menjalankan amanah ini dengan sebaik-baiknya dengan cara melaksanakan perintah Allah SWT dan menjahui larangannya, serta menjaga keseimbangan ekosistem dilingkungan kita berada masing-masing serta dengan menjaga tali silaturahmi agar tercipta keharmonisan antara manusia satu dengan yang lain.
    Secara fisik kita memang diciptakan berbeda satu dengan yg lain, tetapi hakikatnya kita adalah sama yaitu: Makhluk yg benama MANUSIA yg diberi akal dan Nafsu. perbedaan yg kita tafsirkan menurut akal manusia hanyalah perbedaan dari fisiknya saja. Agar kita saling mengenal satu sama lain. Semua manusia termasuk diri kita diciptakan dengan sangat unik, satu per satu punya keunikan, satu per satu punya keistimewaan, satu persatu punya kelebihan, satu per satu punya’miracle’-nya sendiri-sendiri. Manusia atau kita ini bukan sekedar sebuah produk massal, kita ini tidak seperti barang industri pabrik. Tapi kita ini ibarat industri kerajinan tangan, yang diciptakan satu per satu, dengan tingkat ketelitian yang amat tinggi dan keunikan yang spesifik.
    TUJUAN HIDUP Manusia lahir didunia pasti dengan alasan.Tidak ada manusia yang terlahir sia-sia.Tuhan memberikan sesuatu yang berbeda pada setiap manusia.Baik itu perbedaan yang terlihat maupun yang tidak terlihat.Dari sini kita menyimpulkan apa yang kita harapkan baik,pada dasarnya belum tentu yang terbaik buat kita.Sebagai manusia yang ber Tuhan hendaknya kita selalu mencari jawaban akan pertanyaan kehidupan yang selalu disampaikan Tuhan pada kita melalui ujian,musibah,kesenangan,kaya,miskin,dan peristiwa kehidupan lainnya

    Maka dari itu kalau pada akhirnya Allah hanya ingin disembah dgn satu cara,: "Wahai sekalian manusia, ingatlah sesungguhanya Tuhan kalian adalah satu dan bapak kalian adalah satu. Sungguh tidak ada keutamaan kulit merah atas hitam, dan kulit hitam atas merah, kecuali dengan ketakwaan.” (HR. Ahmad).

    BalasHapus
  54. NAMA : AFRIDA ASNA RUFIANI
    KELAS : TI 4B
    NIM : 09530524

    http://www.4shared.com/file/e1YJDin_/Afrida_TI_4B_09530524.html

    BalasHapus
  55. NAMA : LINA NUR AFIDAH
    NIM : 09530502
    KELAS : TI / 4A

    INI TUGASNYA ..

    Apakah kita semua telah menyadari bahwa manusia diciptakan tidak untuk main-main? Ya, manusia diciptakan untuk tujuan yang besar. Apa itu? Tidak lain dan tidak bukan hanyalah untuk beribadah kepada Allah. Manusia dan jin diciptakan hanya untuk beribadah kepada Allah. Hidup kita di dunia ini hanyalah ujian, karena Allah ingin mengetahui siapa yang terbaik di antara hamba-Nya, siapa yang paling bertakwa.
    Manusia terlahir ke dunia hanya membawa diri, telanjang, tanpa bekal harta. Tidak bisa apa pun kecuali sedikit hal. Namun Allah memelihara dan merawat kita dengan menurunkan kasih sayang-Nya melalui orang lain. KITA MEMBUTUHKAN ORANG LAIN. Lalu bagaimana kita bisa melaksanakan tugas besar kita? Allah membekali kita dengan otak (akal pikiran dan nafsu), itulah bekal terbesar kita. Berulang kali di dalam Al Qur’an Allah memerintahkan kita untuk berpikir, berpikir, dan berpikir (Biar nggak mubadzir tentunya). Dengannya kita menjadi makhluk yang sempurna. Otak manusia memiliki kapasitas yang luar biasa, terbatas namun batasnya tidak diketahui. Einstein sang ilmuwan saja baru menggunakan sebagian kecil dari kemampuan otak yang sebenarnya. Dengan adanya akal pikiran ini manusia bisa memilih tindakan yang tepat bagi kehidupannya. Tindakan yang tepat ini tidak terlepas dari nilai-nilai agama, sehingga akal dan nafsu kita terarah dengan benar dan menjadikan kita sebagai orang sukses. Jika itu sudah kita lakukan maka kita benar-benar mencapai derajat yang tinggi sesuai dengan tujuan penciptaan diri kita yang sebenarnya oleh Allah. Namun jika tidak, kita tidak bisa mencapai ‘kesempurnaan’ di dalam derajat kita yang sebenarnya. Derajat kita sangat rendah seperti setan atau lebih buruk dari binatang ternak.
    Segala keperluan manusia di bumi ini telah disediakan oleh Allah, dan segalanya telah ditundukkan oleh Allah untuk kita. Apakah kita menganggap itu adalah sesuatu yang kecil? Tidak. Itu adalah amanah yang besar untuk dikelola dan dipergunakan dengan baik. Setiap manusia adalah pemimpin, dan yang paling minim adalah memimpin diri sendiri. Bahkan, mengendalikan hawa nafsu termasuk jihad yang terbesar. Manusia memerlukan keseimbangan agar dengan adanya kelebihan berupa otak mereka tidak zalim dan sombong, dan dengan nafsu mereka tidak melampaui batas/sewenang-wenang. Maka dari itu sangat disayangkan jika ada manusia yang terjerat narkoba, bunuh diri dan sebagainya sebagai suatu bentuk ketidakmampuan di dalam memimpin dirinya sendiri. Alam adalah kesatuan (system). Jangankan alam, tubuh kita saja merupakan suatu system. Jika ada satu anggota tubuh kita yang sakit makaseluruh tubuh akan sakit. Alam pun juga begitu, misalnya ada tetangga kita membuang sampah sembarangan di sungai dekat rumah, kita tidak mengingatkan maka kita juga akan kena dampaknya, seluruh rumah di sekitar sungai akan terendam banjir. Semacam itu contoh kecilnya. Maka dari itu berusahalah untuk mencapai kesempurnaan hidup kita dengan berbuat yang terbaik di dalam segala hal sesuai dengan aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh Allah.

    BalasHapus
  56. nama :RISTI RATNA HERSI W
    NIM :09530541
    Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (Al-Baqoroh:30)

    Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (Ad Dzariyyat:56)

    Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami? (AlMu'minuun:115)
    Diposkan oleh razty sweet di 22:36

    BalasHapus
  57. NAMA : DWI WAHYUDIONO
    NIM : 09530691
    KELAS: TI 4A

    Jawaban singkat untuk pertanyaan “mengapa Tuhan menciptakan kita?” adalah “karena kehendakNya. menurut saya simpel saja, hidup hanyalah sebuah proses, dan kita merupakan bagian dari proses tersebut. Secara pribadi, saya akan menjawab bahwa hidup tidaklah mesti memiliki suatu tujuan, dalam pemahaman bahwa hidup adalah sebuah proses yang saling mengkondisikan, dan terjadi secara otomatis selama kondisi yang mendukungnya tetap ada.
    Namun kalau dalam kacamata duniawi, maka saya akan menjawab bahwa tujuan kita hidup adalah agar kita bahagia.
    Apapun yang kita kerjakan, pada akhirnya adalah bertujuan untuk meraih kebahagiaan.

    BalasHapus
  58. nama : clara ayu c
    nim : 09530665

    Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana. [Al-Ahzab:1] serta ayat-ayat lainnya yang menunjukkan tentang pene-tapan hikmahAllah Ta'ala pada apa yang diciptakan-Nya dan apa yangdisyariatkan-Nya, yaitu ketentuan-ketentuan-Nya dalam penciptaan dansyariat. Sesungguhnya tidak ada sesuatu pun yang diciptakan AllahTa'ala kecuali ada hikmahnya, baik itu dalam hal mengadakannya ataupunmeniadakannya, dan tidak ada sesuatu pun yang disyariatkan AllahTa'ala kecuali untuk suatu hikmah, baik itu yang diwajibkan, atau yangdiha-ramkan ataupun yang dibolehkan.

    Namun kadang-kadang hikmah-hikmah yang tercakup dalam hikmahpenciptaan dan pensyariatan itu kita ketahui, kadang pula tidak kitaketahui dan ada pula yang hanya diketahui oleh sebagian orang sajasesuai dengan ilmu dan pemahaman yang diberikan Allah Ta'ala kepadamereka. Demikianlah, maka kami katakan; bahwa sesungguh-nya AllahTa'ala menciptakan jin dan manusia untuk suatu hikmah yang agung dantujuan yang mulia, yaitu untuk beribadah [menghamba] kepada-Nya,sebagaimana firman-Nya:

    Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya merekamenyembah-Ku. [Adz-Dzariyat: 56].

    Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamusecara main-main [saja], dan bahwa kamu tidak akan dikembali-kankepada Kami[Al-Mukminun: 115].

    Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja [tanpapertanggungjawaban][Al-Qiyamah: 36].

    Dan masih banyak ayat-ayat lainnya yang menunjukkan bahwa Allah Ta'alamempunyai hikmah yang agung dalam penciptaan jin dan manusia, yaituuntuk beribadah kepada-Nya.

    Ibadah adalah tunduk dan patuh kepada Allah Ta'ala dengan penuhkecintaan dan pengagungan dalam melaksanakan perintah-perintah-Nya danmenjauhi larangan-larangan-Nya sesuai dengan tuntunan yang ditetapkandalam syariat-syariat-Nya. Allah Ta'ala berfirman,

    Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah denganmemurnikan ketaatan kepada-Nya dalam [menjalankan] agama yang lurus.[Al-Bayyinah: 5].

    Jadi, itulah hikmah penciptaan jin dan manusia. Dan berdasarkan ini,maka barangsiapa yang membelakangi Rabbnya dan enggan beriba-dahkepada-Nya, berarti ia telah mencampakkan hikmah penciptaan para hamba,dan perbuatannya itu berarti persaksiannya bahwa Allah Ta'ala telahmenciptakan makhluk dengan sia-sia, kendati hal itu tidakdinyata-kannya, namun telah menunjukkan keangkuhan dan kesombongannyauntuk taat kepada Rabbnya.

    BalasHapus
  59. NAMA ; WILOPO
    NIM ; 09530487
    KELAS ; TI/ 4A
    Manusia memang misterius, bahkan penuh dengan misteri.Allah menciptakan manusia dalam bentuk yang paling sempurna.Diberikan-Nya manusia telinga dengan bentuk dan struktur yang sedemikian rupa dapat menangkap dan mengolah dan memilah suara sehingga kita bisa mendengar satu bunyi tertentu.Telinga itu berjumlah dua, letaknya persis di samping pelipis kita. Mata,yang dihiasi dengan bulu mata, alis serta kelopak mata dengan struktur optik mata yang sedemikan sophisticated. Allah meletakan mata kita tepat diantara dahi dan pipi yang ditengahi hidung. Hidung kita juga diciptakan dalam bentuk yang unik, ditempelkan persis ditengah muka. Demikian pula pipi, mulut, bibir, lidah, kulit...Subhanallah. Semua bagian2 tubuh kita diciptakan Allah dalam bentuknya yang benar-benar paling sempurna.
    Bayangkan, seandainya telinga kita hanya satu dan letaknya di dahi, mata kita hanya satu juga diletakan di tengah dahi, hidung, mulut...tentunya bentuk wajah dan tubuh manusia jadi sama sekali tidak berbentuk. Subhanallah, yang telah meletakan semua organ tubuh kita sesuai dengan tempatnya. Bayangkan, seandainya (maaf) pantat kita terletak di muka kita, atau kemaluan kita terletak di dagu kita.!
    Tapi manusia memang penuh misteri, sudah diberikan bentuk wajah dan tubuh yang teramat sempurna. Seringkali melupakan kepada pencipta-Nya, bahkan hanya sekedar berterima kasih untuk mengucapkan Alhamdulillah pun sepertinya susah sekali.
    Lalu apa maksud dan tujuan Tuhan menciptakan manusia sehingga manusia dilahirkan kedunia ini penuh mesterius, melalui namanya orang tua kita…? Ini terpaksa sangat klise: kita tidak tahu karena ini misteri. Kita tak tahu apa yang terjadi sebelum adanya bumi ini. Mungkin saja Tuhan melihat masih kacau, lalu mengaturnya, lalu menciptakan manusia untuk memelihara dan mengatur selanjutnya (manajemen istilah moderennya). Kalau kemungkinan ini diterima, maka tujuan Tuhan menciptakan manusia adalah manajemen muka bumi ini. Kalau ini diteruskan, lalu berarti bahwa kalau manajemen manusia itu berhasil, maka Tuhan senang. Kalau kacau, Tuhan tak senang. Timbullah akibat lanjutan, kalau begitu tujuan diciptakannya manusia adalah untuk menyenangkan Tuhan (berkenan kepadaNya). Apakah ini bisa diterima nalar kita? Mungkin, mungkin, dan mungkin…
    Kalau Tuhan itu Mahatahu, tentunya Ia sudah mengetahui sejak awal akan dosa-dosa yang dibuat seluruh manusia. Mengapa Ia membuat manusia yang berdosa? Kenapa tidak menciptakan manusia yang baik semua sehingga semua bisa masuk Surga?
    Di sini kita berusaha menempatkan Tuhan pada posisi kita. Kalau kita serba tahu dan serba bisa, pasti kita akan hanya menciptakan manusia yang seperti robot sekali setel, jadi dan menurut, untuk seterusnya menurut program yang sudah di set. Robot akan jadi bagian yang mungkin lebih rendah daripada binatang atau setingkat masuk kelompok binatang (mungkin binatang 3 lokasi udara/air/darat, bisa terbang, bisa berenang, bisa berjalan). Yang mungkin ini semua tidak pernah akan nada habisnya untuk pelajari,,,
    ”Subhanallah…

    BalasHapus
  60. NAMA : YANUAR FINDI JAYANTA
    NIM : 09530448
    KELAS ; TI 4A

    Dalam Al Quran kata al-ilm dan kata-kata jadiannya digunakan lebih 780 kali. Hadis juga menyatakan mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim.
    ilmu yang diwajibkan kepada setiap muslim adalah ilmu yang mengangkat posisi manusia pada hari akhirat, dan mengantarkannya pada pengetahuan tentang dirinya, penciptanya, para nabinya, utusan Allah, pemimpin Islam, sifat Tuhan, hari akhirat, dan hal-hal yang mendekatkan diri kepada Allah.
    Dalam pandangan keilmuan Islam, fenomena alam tidaklah berdiri tanpa relasi dan relevansinya dengan kuasa ilahi. Mempelajari alam berarti akan mempelajari dan mengenal dari dekat cara kerja Tuhan.
    Dengan demikian penelitian alam semesta (jejak-jejak ilahi) akan mendorong kita untuk mengenal Tuhan dan menambah keyakinan terhadapnya. Fenomena alam bukanlah realitas-realitas independen melainkan tanda-tanda Allah SWT. Fenomena alam adalah ayat-ayat yang bersifat qauniyyah, sedangkan kitab suci ayat-ayat yang besifat qauliyah. Oleh karena itu ilmu-ilmu agama dan umum menempati posisi yang mulia sebagai obyek ilmu.

    Ada 2 cara pokok mendapatkan pengetahuan dengan benar: pertama, mendasarkan diri dengan rasio. Kedua, mendasarkan diri dengan pengalaman. Kaum rasionalis mengembangkan rasionalisme, dan pengalaman mengembangkan empirisme. Kaum rasionalis mengembangkan metode deduktif dalam menyusun pengetahuannya. Premis yang dipakai dari ide yang diangapnya jelas dan dapat diterima. Ide ini menurut mereka bukan ciptaan pikiran manusia. Prinsip itu sudah ada, jauh sebelum manusia memikirkannya (idelisme).
    Di samping rasionalisme dan pengalaman masih ada cara lain yakni intuisi atau wahyu. Intuisi merupakan pengetahuan yang didapatkan tanpa melalui proses penalaran, bersifat personal dan tak bisa diramalkan. Sedangkan wahyu merupakan pengetahuan yang disampaikan oleh Tuhan kepada manusia.

    BalasHapus
  61. NAMA : ANTON ADI WIJAYA
    NIM : 09530442
    KELAS : 4 TIA

    Masalah yang muncul dalam sumber pengetahuan adalah dikotomi atau gap antara sumber ilmu umum dan ilmu agama. Bagi agama Islam sumber ilmu yang paling otoritatif adalah Alquran dan Hadis. Bagi ilmu umum (imuwan sekuler) satunya-satunya yang valid adalah pengalaman empiris yang didukung oleh indrawi melalui metode induksi. Sedangkan metode deduksi yang ditempuh oleh akal dan nalar sering dicurigai secara apriopri (yakni tidak melalui pengalaman). Menurut mereka, setinggitingginya pencapaian akal adalah filsafat. Filsafat masih dipandang terlalu spekulatif untuk bisa mengkonstruksi bangunan ilmiah seperti yang diminta kaum positivis. Adapun pengalaman intuitif sering dianggap hanya sebuah halusinasi atau ilusi belaka. Sedangkan menurut agamawan pengalaman intuitif dianggap sebagai sumber ilmu, seperti para nabi memperoleh wahyu ilahi atau mistikus memperoleh limpahan cahaya Ilahi.
    Masalah berikutnya adalah pengamatan. Sains modern menentukan obyek ilmu yang sah adalah segala sesuatu sejauh ia dapat diobservasi (the observables) atau diamati oleh indra. Akibatnya muncul penolakan dari filosof logika positivisme yang menganggap segala pernyataan yang tidak ada hubungan obyek empirisnya sebagai nonsens. Perbedaan ini melahirkan metafisik (dianggap gaib) dan fisik (dianggap science).
    Masalah lainnya adalah munculnya disintegrasi pada tatanan klasifikasi ilmu. Penekanan sains modern pada obyek empiris (ilmu-ilmu fisika) membuat cabang ilmu nonfisik bergeser secara signifikan ke pinggiran. Akibatnya timbul pandangan negatif bahwa bidang kajian agama hanya menghambat kemajuan. Seperti dalam anggapan Freud yang menyatakan agama dan terutama pendukungnya yang fanatik bertanggung jawab terhadap pemiskinan pengetahuan karena melarang anak didik untuk bertanya secara kritis.
    Masalah lainnya yang muncul adalah menyangkut metodologi ilmiah. Sains pada dasarnya hanya mengenal metode observasi atau eksperimen. Sedangkan agamawan mengembangkan metode lainnya seperti metode intuitif. Masalah terakhir adalah sulitnya mengintegrasikan ilmu dan agama terutama indra, intektual dan intuisi sebagai pengalaman legitimate dan riil dari manusia.

    BalasHapus
  62. Nama : Riski anang S
    Kelas : TI 4A
    Nim : 09530451
    manusia pada hakikatnya adalah pembawa dosa turunan. Al-Quran justru memuliakan manusia sebagai makhluk surgawi yang sedang dalam perjalanan menuju suatu kehidupan spiritual yang suci dan abadi di negeri akhirat, meski dia harus melewati rintangan dan cobaan dengan beban dosa saat melakukan kesalahan di dalam hidupnya di dunia ini. Bahkan manusia diisyaratkan sebagai makhluk spiritual yang sifat aslinya adalah berpembawaan baik (positif, haniif).

    Karena itu, kualitas, hakikat, fitrah, kesejatian manusia adalah baik, benar, dan indah. Tidak ada makhluk di dunia ini yang memiliki kualitas dan kesejatian semulia itu . Sungguhpun demikian, harus diakui bahwa kualitas dan hakikat baik benar dan indah itu selalu mengisyaratkan dilema-dilema dalam proses pencapaiannya. Artinya, hal tersebut mengisyaratkan sebuah proses perjuangan yang amat berat untuk bisa menyandang predikat seagung itu. Sebab didalam hidup manusia selalu dihadapkan pada dua tantangan moral yang saling mengalahkan satu sama lain. Karena itu, kualitas sebaliknya yaitu buruk, salah, dan jelek selalu menjadi batu sandungan bagi manusia untuk meraih prestasi sebagai manusia berkualitas mutaqqin di atas.

    Gambaran al-Qur’an tentang kualitas dan hakikat manusia di atas megingatkan kita pada teori superego yang dikemukakan oleh sigmund Freud, seorang ahli psikoanalisa kenamaan yang pendapatnya banyak dijadika rujukan tatkala orang berbicara tentang kualitas jiwa manusia.

    Menurut Freud, superego selalu mendampingi ego. Jika ego yang mempunyai berbagai tenaga pendorong yang sangat kuat dan vital (libido bitalis), sehingga penyaluran dorongan ego (nafsu lawwamah/nafsu buruk) tidak mudah menempuh jalan melalui superego (nafsu muthmainnah/nafsu baik). Karena superego (nafsu muthmainnah) berfungsi sebagai badan sensor atau pengendali ego manusia.Sebaliknya, superego pun sewaktu-waktu bisa memberikan justifikasi terhadap ego manakala instink, intuisi, dan intelegensi –ditambah dengan petunjuk wahyu bagi orang beragama– bekerja secara matang dan integral. Artinya superego bisa memberikan pembenaran pada ego manakala ego bekerja ke arah yang positif. Ego yang liar dan tak terkendali adalah ego yang negatif, ego yang merusak kualitas dan hakikat manusia itu sendiri.

    Sebagai kesimpulan dapatlah diterangkan bahwa kualitas manusia berada diantara naluri dan nurani. Dalam rentetan seperti itulah manusia berperilaku, baik perilaku yang positif maupun yang negatif. Fungsi intelegensi dapat menaikkan manusia ke tingkat yang lebih tinggi. Namun intelegensi saja tidaklah cukup melainkan harus diikuti dengan nurani yang tajam dan bersih. Nurani (mata batin, akal budi) dipahami sebagai superego, sebagi conscience atau sebagai nafsu muthmainnah (dorongan yang positif). Prof. Dr. Fuad Hasan mengatakan bahwa bagi manusia bukan sekedar to live (bagaimana memiliki) dan to survive (bagaimana bertahan), melainkan juga to exist (bagaimana keberadaannya). Untuk itu, maka manusia memerlukan pembekalan yang kualitatif dan kuantitatif yang lebih baik daripada hewan.

    Manusia bisa berkulitas kalau ia memiliki kebebasan untuk berbuat dan kehendak. Tetapi kebebasan disini bukanlah melepaskan diri dari kendali rohani dan akal sehat, melainkan upaya kualitatif untuk mengekspresikan totalitas kediriannya, sambil berjuang keras untuk menenangkan diri sendiri atas dorongan naluriah yang negatif dan destruktif. Jadi kebebasan yang dimaksudkan disini adalah upaya sadar untuk mewujudkan kualitas dan nilai dirinya sebagai khalifah Allah di muka bumi secara bertangung jawab.

    BalasHapus
  63. NAMA : AJI SETYOWIDAGDO
    NIM : 09530443
    KELAS : TI 4 A

    Tidak diragukan lagi bahwasannya Allah Swt adalah Wujud Yang Maha Kaya (tidak membutuhkan), jika demikian, mengapa manusia diciptakan? Apa tujuan dari penciptaanya? Dengan kata lain; apa diballik tujuan penciptaan manusia? Tidakkah hal ini berarti bahwa Dia (Allah Swt) adalah wujud yang melalui tujuan penciptaan manusia membutuhkan atas sesuatu? Kalau seandainya tidak mempunyai tujuan, berarti perbuatan Allah Swt tsb adalah sia-sia?

    Untuk mengatasi persoalan diatas, tidaklah terlepas dari dua pokok proposisi:

    1. Allah Swt, sebagai Wujud Yang Maha Sempurna, dan tidak membutuhkan, juga bagiNya tidak mempunyai tujuan dalam pencapaian suatu kebutuhan.

    2. Perbuatan Allah Swt tidaklah menuju kesia-siaan, haruslah bagiNya meraih tujuan. Tujuan tersebut berkenaan dengan tindakan (objek),bukanlah bagi pelaku perbuatan(subjek).

    Mereka yang memaparkan persoalan ini, tentunya menyakini bahwa perbuatan Allah sama seperti mahlukNya dan menggambarkan bahwa Allah Swt sebagai Maha Sempurna Yang Absolut yang tidak memiliki kekurangan , haruslah bertujuan dibalik tindakan perbuatanNya. Dikarenakan, ketika perbuatan Allah Swt tanpa tujuan, akan melahirkan sebuah tindakan yang sia-sia.

    Allah Swt Maha Kaya dan Sempurna, tidaklah memiliki kekurangan yang mendasari sebuah tindakan untuk mencapai tujuan. Sebagaimana ulama’ teologi berkata: “Sesungguhnya perbuatan Allah tidaklah didasari oleh tujuan.” Pengertiannya adalah; sesungguhnya manfaat dan tujuan tersebut bukanlah akan kembali pada zat Allah, dikarenakan bagaimana mungkin Dia sebagai Pemilik Kesempurnaan yang Absolut menjadikan dan menutupi diriNya dengan kekurangan.

    Namun, seandainya kita katakan bahwa Allah Swt tidaklah mempunyai tujuan dalam penciptaan makhluk dan alam, berbeda kalau kita katakan bahwa hasil ciptaannya adalah perbuatan yang sia-sia. Disini adanya perbedaan antara lain kaum materalisme berpendapat tidaklah mempunyai tujuan dari penciptaan alam dan manusia. Adapun dalam kalangan muslim mengatakan dibalik penciptaan alam dan manusia dari sisi Allah Swt dibalik hikmah penciptaan adanya maksud dan tujuan,dan dengan keyakinan yang jelas menyatakan adanya maksud dan tujuan dibalik semua perubahan dan pergerakan alam sekitar. Dalam alqur’an Allah Swt berfirman: “ Maka apakah kamu mengira, bahwa Sesungguhnya kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?(QS Al-Mukminun ayat 115) dalam surat lain, Allah Swt berfirman:. “…………..Dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan Ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa neraka.”(QS Al-Imran ayat 191), juga dalam ayatNya : “ Dan tidaklah kami ciptakan Iangit dan bumi dan segala yang ada di antara keduanya dengan bermain-main”. (QS Anbiya’ ayat 16)

    Maksud dan kandungan ayat-ayat diatas bahwasanya Allah Swt menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya itu adalah dengan maksud dan tujuan yang mengandung hikmat. Poin penting adalah tidaklah maksud dan tujuan tersebut kecuali untuk kesempurnaan makhluk tidaklah bagi kesempurnaan zatNya (Allah Swt). Oleh karenanya, tujuan dari penciptaan, menyampaikan pada semua makhlukNya akan kesempurnaannya, tanpa manfaat bagiNya sehingga tidaklah menjadikan perbuatanNya sia-sia.

    Dan manusia akan meraih kesempurnaan dirinya melalui jalan ibadah dan beramal, dan di dalam ibadah dan amal itu sendiri mengandung sifat kesempurnaan, dan kesempurnaan ini akan dicapai manusia setelah kematian menjemputnya. Yang merupakan kehidupan yang terbaik dari sisi jasmani dan rohani. Dengan kata lain, dunia tempat bercocok tanam dan akhirat tempat memetik hasilnya.

    BalasHapus
  64. Nama : Erin Luthfiana Zulfa
    Nim : 09530566
    Kelas : TI 4C

    Tujuan Allah Menciptakan Manusia,
    manusia pada hakikatnya adalah pembawa dosa turunan. Al-Quran justru memuliakan manusia sebagai makhluk surgawi yang sedang dalam perjalanan menuju suatu kehidupan spiritual yang suci dan abadi di negeri akhirat, meski dia harus melewati rintangan dan cobaan dengan beban dosa saat melakukan kesalahan di dalam hidupnya di dunia ini. Bahkan manusia diisyaratkan sebagai makhluk spiritual yang sifat aslinya adalah berpembawaan baik (positif, haniif).
    Manusia memang misterius, bahkan penuh dengan misteri.Allah menciptakan manusia dalam bentuk yang paling sempurna.Diberikan-Nya manusia telinga dengan bentuk dan struktur yang sedemikian rupa dapat menangkap dan mengolah dan memilah suara sehingga kita bisa mendengar satu bunyi tertentu.Telinga itu berjumlah dua, letaknya persis di samping pelipis kita. Mata,yang dihiasi dengan bulu mata, alis serta kelopak mata dengan struktur optik mata yang sedemikan sophisticated. Allah meletakan mata kita tepat diantara dahi dan pipi yang ditengahi hidung. Hidung kita juga diciptakan dalam bentuk yang unik, ditempelkan persis ditengah muka. Demikian pula pipi, mulut, bibir, lidah, kulit...Subhanallah. Semua bagian2 tubuh kita diciptakan Allah dalam bentuknya yang benar-benar paling sempurna.
    Manusia terlahir ke dunia hanya membawa diri, telanjang, tanpa bekal harta. Tidak bisa apa pun kecuali sedikit hal. Namun Allah memelihara dan merawat kita dengan menurunkan kasih sayang-Nya melalui orang lain. KITA MEMBUTUHKAN ORANG LAIN. Lalu bagaimana kita bisa melaksanakan tugas besar kita? Allah membekali kita dengan otak (akal pikiran dan nafsu), itulah bekal terbesar kita. Berulang kali di dalam Al Qur’an Allah memerintahkan kita untuk berpikir, berpikir, dan berpikir (Biar nggak mubadzir tentunya). Dengannya kita menjadi makhluk yang sempurna. Otak manusia memiliki kapasitas yang luar biasa, terbatas namun batasnya tidak diketahui. Einstein sang ilmuwan saja baru menggunakan sebagian kecil dari kemampuan otak yang sebenarnya. Dengan adanya akal pikiran ini manusia bisa memilih tindakan yang tepat bagi kehidupannya. Tindakan yang tepat ini tidak terlepas dari nilai-nilai agama, sehingga akal dan nafsu kita terarah dengan benar dan menjadikan kita sebagai orang sukses. Jika itu sudah kita lakukan maka kita benar-benar mencapai derajat yang tinggi sesuai dengan tujuan penciptaan diri kita yang sebenarnya oleh Allah. Namun jika tidak, kita tidak bisa mencapai ‘kesempurnaan’ di dalam derajat kita yang sebenarnya. Derajat kita sangat rendah seperti setan atau lebih buruk dari binatang ternak.
    Segala keperluan manusia di bumi ini telah disediakan oleh Allah, dan segalanya telah ditundukkan oleh Allah untuk kita. Apakah kita menganggap itu adalah sesuatu yang kecil? Tidak. Itu adalah amanah yang besar untuk dikelola dan dipergunakan dengan baik. Setiap manusia adalah pemimpin, dan yang paling minim adalah memimpin diri sendiri. Bahkan, mengendalikan hawa nafsu termasuk jihad yang terbesar. Manusia memerlukan keseimbangan agar dengan adanya kelebihan berupa otak mereka tidak zalim dan sombong, dan dengan nafsu mereka tidak melampaui batas/sewenang-wenang. Maka dari itu sangat disayangkan jika ada manusia yang terjerat narkoba, bunuh diri dan sebagainya sebagai suatu bentuk ketidakmampuan di dalam memimpin dirinya sendiri. Alam adalah kesatuan (system)

    BalasHapus
  65. Nama : Hendy Siswanto
    Kelas : TI4A
    Nim : 09530452


    Allah swt menciptakan manusia di muka bumi ini adalah untuk beribadah kepada-Nya dan untuk menjadi khalifah dimuka bumi. Hakikat penciptaan manusia terdiri dari tiga unsur, yaitu unsur jasmani, unsur akal, dan unsur ruhani, yang mana ketiga unsur tersebut menjadi satu kesatuan pada diri manusia.
    kata filsafat berasal dari kata Philo yang berarti cinta, dan kata Sophos yang berarti ilmu atau hikmah. Dengan demikian, filsafat berarti cinta cinta terhadap ilmu atau hikmah. Terhadap pengertian seperti ini al-Syaibani mengatakan bahwa filsafat bukanlah hikmah itu sendiri, melainkan cinta terhadap hikmah dan berusaha mendapatkannya, memusatkan perhatian padanya dan menciptakan sikap positif terhadapnya. Selanjutnya ia menambahkan bahwa filsafat dapat pula berarti mencari hakikat sesuatu, berusaha menautkan sebab dan akibat, dan berusaha menafsirkan pengalaman-pengalaman manusia. Selain itu terdapat pula teori lain yang mengatakan bahwa filsafat berasal dari kata Arab falsafah, yang berasal dari bahasa Yunani, Philosophia: philos berarti cinta, dan sophia yang berarti pengetahuan, hikmah. Jadi, Philosophia berarti cinta kepada kebijaksanaan atau cinta kepada kebenaran. Sebagai suatu agama, Islam memiliki ajaran yang diakui lebih sempurna dan kompherhensif dibandingkan dengan agama-agama lainnya yang pernah diturunkan Tuhan sebelumnya. Sebagai agama yang paling sempurna ia dipersiapkan untuk menjadi pedoman hidup sepanjang zaman atau hingga hari akhir. Islam tidak hanya mengatur cara mendapatkan kebahagiaan hidup di akhirat, melainkan juga mengatur cara mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia termasuk di dalamnya mengatur masalah pendidikan. Sumber untuk mengatur masalah pendidikan. Sumber untuk mengatur kehidupan dunia dan akhirat tersebut adalah al Qur’an dan al Sunnah.
    Secara fisik kita memang diciptakan berbeda satu dengan yg lain, tetapi hakikatnya kita adalah sama yaitu: Makhluk yang bernama manusia yang diberi akal dan Nafsu. perbedaan yang kita tafsirkan menurut akal manusia hanyalah perbedaan dari fisiknya saja. Agar kita saling mengenal satu sama lain. “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.(QS. Al-Hujurat: 13)
    Setau saya bahwa ajaran agama manapun tidak hanya Islam pasti mengajarkan umatnya untk saling mnghormati agar tercipta kerukunan. Kehidupan yang ada sekarang ini sangat jauh sekali dari hakekat manusia sebagai makhluk Tuhan yang ditujukan merawat dan melestarikan bumi, menciptakan persaudraan dan perdamaian. Perbedaan dijadikan sebagai sebuah kekurangan, padahal dengan adanya perbedaan manusia diharapkan bisa saling melengkapi satu sama lainnya.
    Seharusnya kita semua kembali lagi kepada hakekat manusia yaitu tidak ada yang membedakan manusia kecuali tingkat keimanan dan ketaqwaan. dan apapun yang telah manusia lakukan perlu diingat bahwa pertanggungjawaban yang besar dari diri kita kelak di hari Pembalasan nanti atas segala apa yang telah kita lakukan di dunia.

    BalasHapus
  66. NAMA : VIETRA YUNI HADINATA
    NIM : 09530454
    KELAS : TI 4A

    Apa sebenarnya tujuan tuhan sehingga manusia dilahirkan kedunia ini penuh misterius?
    Karena manusia memilki akal pikiran yang tidak dimiliki oleh mahkluk didunia ini kecuali manusia. Dan kita tidak bisa tahu yang sebenarnya apa tujuan Tuhan.
    Kant menegaskan bahwa, karena keterbatasan argumentasi tanpa adanya bukti tak terbantahkan, tidak ada yang benar-benar bisa tahu apakah ada Allah dan kehidupan setelah kematian atau tidak. Demi masyarakat dan moralitas, Kant menegaskan, orang cukup dibenarkan dalam percaya pada mereka, meskipun mereka tidak pernah bisa tahu pasti apakah mereka benar atau tidak. Dia menjelaskan:
    Semua persiapan akal, oleh karena itu, dalam apa yang dapat disebut filsafat murni, yang pada kenyataannya diarahkan pada tiga masalah saja [Allah, jiwa, dan kebebasan]. Namun, tiga unsur dalam diri mereka sendiri masih terus independen, proporsional, berat tujuan individual. Selain itu, dalam konteks relasional kolektif, yaitu, untuk mengetahui apa yang seharusnya dilakukan: jika akan bebas, jika ada Allah, dan jika ada masa depan dunia . Karena ini menyangkut tindakan kita dengan mengacu pada tujuan tertinggi kehidupan, kita melihat bahwa niat utama alam dalam ketentuan bijaksana benar-benar, dalam konstitusi alasan kami, ditujukan untuk kepentingan moral saja
    Apakah kita ditakdirkan untuk dimaki orang atau membenci orang?
    Orang atau manusia pasti mempunyai kesalahan. Tidak ada manusia yang sempurna. Dimaki dan membenci orang itu memang sudah melekat pada orang ( manusia ). Bahkan orang paling jahat atau pembunuh berdarah dingin pun pasti pernah berbuat baik walaupun sedikit. Atau orang yang paling baik, orang yang taat kepada agama maupun kepada Allah swt pasti juga pernah mengalami perbuatan jelek walau hanya sedikit. Jadi manusia memang ditakdirkan dimaki dan membenci orang karena itulah sifat manusia.
    Apakah orang dinegara arab dilahirkan untuk ditembaki tentara sehingga harus mati konyol atau hanya sebagai pelengkap penderita, memberati dunia, atau hadir kedunia utk diperdayai orang lain.
    Memang akhir-akhir ini banyak bangsa arab yang menjadi korban tentara-tentara Zionis Israel ataupun pasukan gabungan America serikat dan sekutunya. Bangsa Arab atau Islam memang jadi korban tentara-tentara Israel dan Amerika. Karena bangsa arab sangat kalah dari jumlah kekuatan militer maupun teknologi. Pada waktu konflik antara Palestina dengan Israel (OKI) selaku liga-liga arab tidak berdaya bahkan PBB saja tidak bisa membantu banyak. Walaupun dikutuk oleh Negara-negara didunia termasuk Indonesia. Dan kebanyakan system pemerintahan dinegara-negara Arab sangat otoriter. Walaupun negaranya diserang dibom Negara kecil seperti Palestina tidak bisa berbuat apa-apa karena minim prajurit maupun senjata militer. Negara tetangganya seperti Suriah, Lebanon pun kalau membantu pasti akan di serang juga. Mengapa PBB tidak bisa berbuat apa-apa karena PBB bermarkas di New York Amerika Serikat pasti mengalah kepada Amerika Serikat.

    BalasHapus
  67. NAMA :IMAM MUTACKHIM
    NIM :09530581
    KLS :TI4C

    Tuhan menciptakan manusia dan melahirkiannya ke dunia itu pasti pnya alasan manusia di turunkan ke bumi sbg khalifah untuk manjaga dan melestarikan isi dunia dan saling toleran terhadap sesama,tetapi yg lebih penting manusia dciptakan untuk selalu senantiasa mengingat dan menyembah kepada sang pencipta tuhan yg maha esa,tetapi kadang manusialalai dg smua itu maka tak jarang tuhan mengingatkan kita dengan segala kekuasaannya seperti bencana alam.
    Memang perlu pemahaman yang benar untuk bisa mempraktekkan Dan yang lebih penting adalah butuh keyakinan yang mantap tentang makna keimanan kita. Sebetulnya kalau kita mau mendengarkan isi hati kita terdalam yang bersih, maka pasti kita butuh untuk beribadah kepada Allah, karena itu adalah fitrah kita sebagai makhluk. Kalau kita mampu menjalankan ibadah sesuai dengan yang kita yakini dan hati kita dipenuhi oleh keyakinan akan Kebesaran Allah, maka hal-hal dunia itu pasti sudah dijamin oleh Allah. Bahkan cicak yang berjalan di langit-langit rumah pun sudah dijamin kebutuhannya oleh Allah, apalagi kita. Bukankah semua hewan itu dijamin masuk surga, kenapa? Karena mereka semua patuh dan taat pada Allah dan selalu bertasbih serta beribadah kepada Allah. Maka sebagai manusia tentunya kita tersinggung bukan bila kita dikatakan bahwa derajat kita lebih rendah dari hewan. Maka, kalau ingin kehidupan kita dijamin oleh Allah, penuhilah hak Allah untuk disembah.

    BalasHapus
  68. NAMA ;MOCH KHOIRUL ABIDIN
    KLAS ;TI 4A
    NIM ;09530467

    Kita meyakini bahwa Allah menciptakan manusia itu memiliki tujuan dan tdk sia-sia. mk dari itu mari kita berlaku jujur pada diri kita dan di hadapan Allah yaitu tentu bahwa kita juga diciptakan oleh Allah tdk sia-sia dlm arti kita diciptakan memiliki tujuan tertentu yg mungkin berbeda ...dgn yg lain.
    Allah berfirman:

    “Maka apakah kalian mengira bahwa sesungguh Kami menciptakan kalian secara main-main dan bahwa kalian tdk akan dikembalikan kepada Kami?”

    “Apakah manusia mengira bahwa ia akan dibiarkan begitu saja ?”

    “Dan Kami tdk menciptakan langit dan bumi dan apa yg ada di antara kedua tanpa hikmah”.

    ”Dan Kami tdk menciptakan langit dan bumi dan apa yg ada di antara kedua dgn bermain-main.”
    Lihat Selengkapnya

    Dari ayat-ayat di atas sungguh sangat jelas bahwa segala sesuatu yg ada di muka bumi ini dan yg ada di langit serta apa yg ada di antara kedua tdk ada yg sia-sia. Lalu utk siapakah semua itu?

    Mari kita melihat keterangan Allah di dlm Al Qur’an:

    “Dialah yg telah menjadikan bumi terhampar buat kalian dan langit sebagai atap dan Dia menuru...nkan air hujan dari langit lalu Dia menghasilkan dgn hujan itu segala buah-buahan sebagai rizki utk kalian krn itu janganlah kalian mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah padahal kalian mengetahuinya.”

    ”Dia Allah yg telah menjadikan segala apa yg di bumi utk kalian.”

    “Allah-lah yg menjadikan bumi bagi kalian tempat menetap dan langit sebagai atap lalu membentuk kalian membaguskan rupa kalian serta memberi kalian rizki dari sebagian yg baik-baik yg demikian itu adl Allah Tuhanmu Maha Agung Allah Tuhan semesta alam.”
    Lihat Selengkapnya

    Ibnu Katsir dlm tafsir beliau mengatakan: “Allah mengeluarkan bagi mereka segala macam tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan yg bisa kita saksikan sebagai rizki buat mereka dan binatang-binatang ternak mereka sebagaimana yg telah disebutkan di banyak tempat di dlm Al Qur’an.”

    As-Sa’di mengatakan di dlm tafsir beliau hal. 30: ”Allah menciptak...an segala apa yg ada di atas bumi buat kalian sebagai wujud kebaikan Allah bagi kalian dan rahmat-Nya agar kalian juga bisa mengambil manfaat dari bersenang-senang dan bisa menggali apa yg ada padanya. dan Allah menciptakan semua agar manfaat kembali kepada kita.”

    Sungguh sangat jelas bahwa semua apa yg ada di langit dan di bumi dipersiapkan utk manusia seluruhnya. Maha Dermawan Allah terhadap hamba-Nya dan Maha Luas rahmat-Nya.
    Lihat Selengkapnya

    BalasHapus
  69. nama :HANRI DHONA MAHARDIKA
    NIM : 0950494

    ASALAMUALLAIKUM WR WB

    TUJUAN DARI PENCIPTAAN MANUSIA ADALAH UNTUK MENGABDI DAN MENYEMBAH ALLAH SWT, BUKAN UNTUK MENYUKUTUKANYA.

    TAPI....

    manusia di ciptakan di dunia dgn ciri khas masing2 mengikuti pendhulunya dan para keturunan dari manusia terdahulu cenderung mengikuti apa yg dilakukan pendahulunya.

    contoh :
    1. Bangsa Yahudi adalah keturunan manusia terpilih dengan begitu banyak kelebihan, karena mereka merasa hebat maka mereka menyekutukan ALLAH ,maka mereka patut diperangi dan di laknat ALLAH.

    2. Bangsa nasrani ygn menyembah tuhan bapak tuhan ibu dan tuhan anak. kalau menurut ajaran islam itu tidak benar dan dasar nya kurang kuat, itu pantas ke neraka

    3. Bangsa yg lain yg menyembah selain ALLAH sudah pasti dpt tiket ke NERAKA

    4. bangsa ISLAM adalah bangsa yg ajarannya punya dasar yg kuat dan tidak mengada ada. maka bangsa islam sudah pasti masuk surga, wlaupun sempet mampir ke neraka.

    JADI:
    Apakah kita memang ditakdirkan untuk dimaki orang, atau untuk membenci orang, atau apakah orang orang di negeri arab dilahirkan untuk ditembaki meriam tentara, sehingga harus mati konyol, atau hanya sabagai pelengkap penderita memberati dunia, atau hadir kedunia untuk diperdayai orang lain

    JAWABANNYA ADALAH :
    Sesuai dengan apa yang mereka yakini dan mereka lakukan di dunia. maka itulah yg ia dapat


    "menanam padi berpanen padi, menanam daun ganja berpanenlah daun ganja"

    BalasHapus
  70. AHMAD NURUL MUBAROK
    TI 4B
    09530515

    tuhan menciptakan manusia didunia untuk menjadi kholifah di bumi

    kholifah bisa di artikan sebagai pemimpin...
    sedangkan "pemimpin" kalau di tafsirkan dapat memiliki maksud yang bermacam2.....
    intinya "pemimpin" artinya sangat luas

    dalam penciptaannya manusia di bekali akal untuk memilih mana yang baik dan yang buruk...

    need more... visit my blog : http://barok-ponorogo.blogspot.com

    BalasHapus
  71. Nama : Lutvy Riaya Prasanti
    Kelas : TI 4C
    NIM : 09530546


    http://www.4shared.com/document/Lutvy/.html" target=_blank>tujuan Allah menciptakan manusia_4.doc

    BalasHapus
  72. nama:nike dwi s
    6D/08530406
    http//dekunick.blogspot.com

    BalasHapus
  73. Nama : Lutvy Riaya Prasanti
    Kelas: TI 4C
    NIM : 09530546

    Tujuan Allah menciptakan manusia adalah :
    Allah menciptakan manusia melalui musyawarah (Kej 1:26). Manusia diciptakan oleh Allah, bukan dengan cara evolusi. Allah menciptakan manusia secara langsung, khusus, dan segera (Kej 1:27;2:7). Allah menciptakan manusia meliputi dua aspek, yaitu debu tanah dan kemudian meniupkan nafas hidup kepadanya, sedangkan Hawa dibuat dari tulang rusuk Adam.

    Manusia disebut sebagai mahkota ciptaan Allah, karena manusia diciptakan menurut gambar dan rupa-Nya sendiri. Manusia diciptakan dalam rancangan yang khusus dan istimewa.

    Membahas tentang manusia, kita harus mempelajari secara utuh, yang meliputi manusia asali, manusa lama dan manusia baru.


    A. CITRA DIRI MANUSIA ASALI

    Manusia asali dimaksud ialah manusia sebelum berdosa. Allah menciptakan manusia menurut gambar dan rupa-Nya sendiri (Kej 1:27;9:6). Menurut Perjanjian Lama kata “gambar” (tselem) merupakan konsep yang menunjuk pada enam esensi yang meliputi wujud, sifat, hubungan, eksistensi, dan statusnya di hadapan Allah dan di antara makhluk yang lain.

    a. Wujud/bentuk

    Jikalau kita disebut gambar Allah, seperti apakah Allah yang sesungguhnya? Allah itu Roh (Yoh 4:24). Kita tidak dapat membayangkan wujud Allah yang Roh itu, tetapi kita dapat mencoba untuk mengerti melalui penampakan Allah kepada Abraham (Kej 18:1-19:1). Abraham mengenali Allah sebagai manusia yang sama dengan dirinya. Hal itu bisa terjadi oleh karena Allah sendiri yang berkehendak menyatakan diri sebagai manusia kepada Abraham (Kej 18:1-15,33). Cara demikian disebut Teofani atau Kristofani. Kristofani adalah kekekalan Kristus di masa lampau, yang pada saatnya Dia menjelma sebagai manusia yang sesungguhnya.

    b. Sifat

    Manusia sebagai gambar-Nya, Allah mengaruniakan sifat-sifat-Nya kepada manusia. Manusia memiliki pikiran, perasaan dan kehendak seperti Allah. Manusia adalah makhluk pribadi, sebagaimana Allah adalah Pribadi.

    c. Hubungan

    Kesegambaran manusia dengan Allah menunjukkan hubungan kebergantungan manusia kepada Allah. Keadaan kebergantungan itu menciptakan hubungan yang erat dan mendalam, dan keadaan berhubungan itu diinginkan sendiri oleh Allah. Wujud dari hubungan itu adalah terjadinya persekutuan antara manusia dengan Allah.

    d. Eksistensi manusia hanya oleh kehendak Allah.

    Manusia tidak pernah akan ada, jikalau Allah tidak menciptakannya. Adanya manusia oleh karena Allah menghendakinya. Oleh karena itu, manusia memiliki hubungan kebergantungan dengan Allah, dan Allah bertanggung jawab atas keberadaan manusia.

    e. Tetapi manusia bukanlah Allah.

    Bagaimanapun manusia adalah manusia, sekalipun diciptakan menurut gambar Allah, namun manusia bukanlah Allah. Allah adalah pencipta, sedangkan manusia adalah makhluk. Sebagai makhluk, manusia harus mengabdi kepada penciptanya.

    f. Manusia juga bukan binatang

    Sebagai gambar Allah, manusia adalah seorang pribadi yang hidup oleh roh, jiwa dan tubuhnya. Binatang tidak disebut sebagai gambar Allah, oleh karena itu binatang bukanlah pribadi. Binatang hanyalah makhluk yang bertubuh dan berjiwa. Roh adalah unsur hakiki yang membedakan manusia dengan binatang.

    BalasHapus
  74. NAMA : CHRSTIAN BUDHI P
    NIM : 09530453
    KELAS : TI/4A

    Tujuan Tuhan sehingga manusia di lahirkan ke dunia ini dengan penuh misterius.
    Pada hakikatnya Tuhan menciptakan manusia tidak lain hanya untuk menyembah Allah itu sendiri. Manusia dilahirkan kedunia dengan misterius yaitu melalui orang tua kita yaitu ibu kita sendiri. Entah bagaimana prosesnya manusia bisa dilahirkan kedunia ini melalui seorang ibu. Manusia dilahirkan didunia ini dengan berbagai kelebihan maupun kekurangan. Sedangkan untuk masalah apa manusia di takdirkan untuk dimaki ataupun membenci orang itu tergantung dari individu masing-masing manusia. Jika kita tidak memaki orang tentu orang tidak akan memaki kita begitupun sebaliknya, sama halnya dengan jika kita tidak membenci orang tentu orang tidak akan membenci kita. Sedangkan masalah orang arab dilahirkan untuk ditembaki meriam tentara, sehingga harus mati konyol, atau hanya sabagai pelengkap penderita memberati dunia, atau hadir kedunia untuk diperdayai orang lain mungkin itu semua terjadi karena kesenjangan moral di negara tersebut jadi bisa terjadi hal yang demikian parah. Sebenarnya jika mereka bisa menyelesaikan kesenjangan tersebut mungkin tidak akan ada tembakan meriam tentara dan mati konyol. Untuk masalah pelengkap penderita yang memberati dunia itu semua tidak benar sebab manusia di lahirkan sama dan tujuan yang sama pula.

    BalasHapus
  75. Nama : Lingga Eviyantoko
    Nim : 10531029
    Kelas : Prosus (transfer B)


    >>Asal Usul Manusia menurut Islam :

    Kita sebagai umat yang mengakui dan meyakini rukun iman yang enam, maka sudah sepantasnya kita mengakui bahwa Al Qur’an adalah satu-satunya literatur yang paling benar dan bersifat global bagi ilmu pengetahuan.
    "Kitab (Al Qur’an) in tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib....." (QS. Al Baqarah (2) : 2-3)
    Hal ini dikarenakan mereka tidak memiliki unsur utama yang dijelaskan dalam Al Qur’an yaitu Iman kepada yang Ghaib. Ini sebenarnya tampak pula dalam pernyataan-pernyataan yang dikeluarkan oleh mereka dalam menguraikan masalah tersebut yaitu selalu diawali dengan kata kemungkinan, diperkirakan, dsb. Jadi sebenarnya para ilmuwanpun ragu-ragu dengan apa yang mereka nyatakan.

    >>Tahapan kejadian manusia :

    a) Proses Kejadian Manusia Pertama (Adam)

    Di dalam Al Qur’an dijelaskan bahwa Adam diciptakan oleh Allah dari tanah yang kering kemudian dibentuk oleh Allah dengan bentuk yang sebaik-baiknya. Setelah sempurna maka oleh Allah ditiupkan ruh kepadanya maka dia menjadi hidup. Hal ini ditegaskan oleh Allah di dalam firman-Nya :
    "Yang membuat sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah". (QS. As Sajdah (32) : 7)
    "Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk". (QS. Al Hijr (15) : 26)
    Disamping itu Allah juga menjelaskan secara rinci tentang penciptaan manusia pertama itu dalah surat Al Hijr ayat 28 dan 29 . Di dalam sebuah Hadits Rasulullah saw bersabda :
    "Sesunguhnya manusia itu berasal dari Adam dan Adam itu (diciptakan) dari tanah". (HR. Bukhari)


    b) Proses Kejadian Manusia Kedua (Siti Hawa)

    Allah menciptakan mannusia di dunia dalam keadaan berpasang-pasangan. Demikian halnya dengan manusia, Allah berkehendak menciptakan lawanjenisnya untuk dijadikan kawan hidup (isteri). Hal ini dijelaskan oleh Allah dalam salah sati firman-Nya :
    "Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui" (QS. Yaasiin (36) : 36)
    Adapun proses kejadian manusia kedua ini oleh Allah dijelaskan di dalam surat An Nisaa’ ayat 1 yaitu :
    "Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya, dan daripada keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang sangat banyak..." (QS. An Nisaa’ (4) : 1)
    Di dalam salah satu Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dijelaskan :
    "Maka sesungguhnya perempuan itu diciptakan dari tulang rusuk Adam" (HR. Bukhari-Muslim)

    c) Proses Kejadian Manusia Ketiga (semua
    keturunan Adam dan Hawa)
    Kejadian manusia ketiga adalah kejadian semua keturunan Adam dan Hawa kecuali Nabi Isa a.s. Dalam proses ini disamping dapat ditinjau menurut Al Qur’an dan Al Hadits dapat pula ditinjau secara medis.
    Di dalam Al Qur’an proses kejadian manusia secara biologis dejelaskan secara terperinci melalui firman-Nya :
    "Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia itu dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kamudian Kami jadikan ia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah , Pencipta Yang Paling Baik." (QS. Al Mu’minuun (23) : 12-14).

    BalasHapus
  76. Nama : Siti Miftakul Janah
    Nim : 09530716
    Kelas: TI Extensi 4

    Tuhan menciptakan manusia adalah untuk menyembahnya. Karena manusia makhluk yang paling sempurna dibanding makhluk-makhluk yang lain.

    Mengapa Allah menciptakan manusia setelah Dia menciptakan alam beserta isinya? Apakah tujuannya? Dapatkah penciptaan ini diibaratkan seperti suatu eksperimen dengan tikus percobaan di dalam laboratorium? Apakah Dia menciptakan sekumpulan manusia, menempatkan mereka di bumi ini untuk mengamati bagaimana mereka mencari tempat berlindung di tengah hutan, bagaimana degup jantung mereka saat mendengarkan suara guntur, bagaimana mereka bereaksi terhadap berbagai keadaan, dan bagaimana mereka mengutarakan berbagai macam perubahan isi hatinya? Atau mungkin, seperti yang dikatakan oleh beberapa orang, bahwa alam semesta ini, termasuk Anda dan saya, bermula dari satu ledakan besar yang terjadi milyaran tahun yang lalu? Dengan kata lain, segala sesuatunya berlangsung secara kebetulan.

    Pertanyaan tentang mengapa Allah ingin menciptakan manusia secara erat terkait dengan pertanyaan mengenai makna kehidupan. Apakah arti dari keberadaan Anda dan saya? Menurut teori Big Bang (teori ledakan besar alam semesta) jawabannya sangat sederhana. Hidup Anda dan saya hanyalah suatu hasil dari peristiwa kebetulan. Nah, jika kita eksis hanya karena kebetulan, itu berarti hidup ini tidak ada maknanya!

    BalasHapus
  77. Kehidupan di dunia pada dasar hanyalah senda gurau atau main-main saja. Orang akan semakin merugi bila tdk tahu utk apa ia diciptakan Allah dan menjalani kehidupan di dunia ini Manusia diciptakn untuk mengembangkan apa yang diciptakan yaitu pikiran/otak agar bisa digunakan dengan sebagaimana mestinya. Hidup adalah persaingan saling menjatuhkan mungkin kita diciptakan buakn untuk dicacimaki berperang tapi itulah realita hidup kita hiput berdiam diri maka akan ditumbangkan orang lain.. dan salah satu penyebab itu adalah pola pikir/SDM masing2 orang.. kadang orang berfikir masalh akhirat tapi kita harus juga memikirkan dunia yang kita tinggalkan mereka harus juga menikmati hidup yang harus lebih berkembang. Jadi tidak tergantung dari beberapa orang yang pasti orang itu akan matiii

    BalasHapus
  78. nama;dita catur
    nim;09530445
    klas 4A


    Manusia merupakan makhluk paling sempurna yang pernah Allah ciptakan.
    Allah menciptakan manusia dibumi tidak lain dan tidak bukan menjadikannya sebagai khalifah. Kata khalifah berasal dari kata khalafa yakhlifu khilafatan atau khalifatan yang berarti meneruskan, sehingga kata khalifah dapat diartikan sebagai pemilih atau penerus ajaran Allah. Status manusia sebagai khalifah , dinyatakan dalam Surat Al-Baqarah ayat 30.

    " Dan (ingatlah) tatkala Tuhan engkau berkata kepada Malaikat : Sesungguhnya Aku hendak menjadikan di bumi seorang khalifah. Berkata mereka : Apakah Engkau hendak menjadikan padanya orang yang merusak di dalam nya dan menumpahkan darah, padahal kami bertasbih dengan memuji Engkau dan memuliakan Engkau ? Dia berkata : Sesungguhnya Aku lebih mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.

    Manusia diciptakan Allah dengan dibekali kecerdasan berfikir dan kekuatan mental maupun fisik, namun ia tetap mempunyai kelemahan seperti sifat lalai dan khilaf. Manusia diciptakan Allah dengan berbeda – beda namun hakekatnya adalah sama. Tidak ada yg membedakan manusia satu dan yang lain kecuali tingkat iman dan ketaqwaannya kepada Allah SWT. Maka dari itu Allah membekali manusia dengan agama. Agama mengajarkan kepada manusia utk mengabdi kepada Allah serta mengatur segala hal yg berkaitan dengan cara hidup manusia dibumi. Dengan adanya agama diharapkan manusia dapat hidup rukun satu sama lain, saling toleransi sehingga tercipta kedamaian.
    Namun dewasa ini seiring dengan berkembangnya jaman, manusia seperti sudah kehilangan arah dan tujuan dalam menjalani kehidupan di bumi. Satu sama lain bertikai dan tak ada pangkal ujungnya. Ajaran agama seolah – olah digunakan suatu pihak utk menhancurkan pihak lain dengan mengatasnamakan suatu kepentingan golongan maupun kepentingan pribadi. Pemahaman yang keliru tentang suatu ajaran agama digunakan untuk mengadu domba satu sama lain. Manusia lebih mementingkan hawa nafsu daripada hati nurani.
    Setau saya bahwa ajaran agama manapun tidak hanya Islam pasti mengajarkan umatnya untk saling mnghormati agar tercipta kerukunan
    Kehidupan yang ada sekarang ini sangat jauh sekali dari hakekat manusia sebagai makhluk Tuhan yang ditujukan merawat dan melestarikan bumi, menciptakan persaudraan dan perdamaian. Perbedaan dijadikan sebagai sebuah kekurangan, padahal dengan adanya perbedaan manusia diharapkan bisa saling melengkapi.
    Seharusnya kita semua kembali lagi kepada hakekat manusia yaitu tidak ada yng membedakan manusia kecuali tingkat keimanan dan ketaqwaan. dan apapun yang telah manusia lakukan perlu diingat bahwa pertanggungjawaban yang besar dari diri kita kelak di hari Pembalasan nanti atas segala apa yang telah kita lakukan di dunia
    Tujuan inilah yg telah disebutkan oleh Allah di dlm Al Qur’an:
    “Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan utk menyembah-Ku.”

    1.QS.56″51.“ Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah(bekerja) kepada-Ku”
    Tugas hidup manusia di ciptakan oleh ALLAH sebagi berikut dibawah ini:
    2.(QS.11:61). “Dialah yang telah menciptakan kamu dari bumi (tanah), dan menjadikan kamu pemakmurnya. (menghuni dan mengolah hasil bumi untuk kemakmuran umat manusia).
    3.(QS..57:25).”Dan Kami ciptakan besi (dan perak, emas, almunium tembaga, minyak, dll) yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia (untuk di-olah), dan supaya ALLAH mengetahui siapa yang menolong agama Nya (Islam) dan Rasul2 padahal Allah tidak dilihatnya.
    4.”.(QS.58:11)“ALLAH akan meninggikan orang orang yang beriman di antara mu dan orang orang yang menuntut ilmu pengetahuan (belajar) beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan
    5.QS.2:30″Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah dimuka bumi ini”
    “Dia-lah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di muka bumi”. (QS.35:39.)
    .
    Demikianlah ALLAH memberitahukan, apa tujuan dan tugas hidup manusia di bumi ini menurut ALLAH yang menciptakan manusia.

    BalasHapus
  79. Nizar Abdillah Alim
    09530465
    TI 3A

    Maaf ya Pak Dosen agak ceramah dikit,,!! hehehe
    sambil belajar menuntut pahala juga.

    Tujuan Tuhan menciptakan Manusia dalam ISLAM.

    1. Surah (2) Al-Baqarah ayat: 24

    24. Maka jika kamu tidak dapat membuat(nya) dan pasti kamu tidak akan dapat membuat(nya), peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir.
    2. Surah (3) Ali Imran ayat: 10

    10. Sesungguhnya orang-orang yang kafir, harta benda dan anak-anak mereka, sedikitpun tidak dapat menolak (siksa) Allah dari mereka. Dan mereka itu adalah bahan bakar api neraka,
    3. Surah (66) At-Tahriim ayat: 6

    6. Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.

    manusia diciptakan tuhan dilengkapi dgn hati nurani, akal fikiran, dan kebebasan berkehendak..

    cukup sekian dan terima kasih,,

    HIDUP ISLAM,,

    BalasHapus
  80. NAMA : NADIA KHARISMA ULFAH
    NIM : 09530518
    KELAS : TI 4B

    http://www.4shared.com/file/sPGENpOX/Nadia_TI_4B_09530518.html

    BalasHapus
  81. Nama : Dwi Nur Aisyah
    Nim : 09530572
    Kelas : TI4C



    Manusia merupakan makhluk paling sempurna yang pernah Allah ciptakan.
    Allah menciptakan manusia dibumi tidak lain dan tidak bukan menjadikannya sebagai khalifah. Kata khalifah berasal dari kata khalafa yakhlifu khilafatan atau khalifatan yang berarti meneruskan, sehingga kata khalifah dapat diartikan sebagai pemilih atau penerus ajaran Allah. Status manusia sebagai khalifah , dinyatakan dalam Surat Al-Baqarah ayat 30.

    " Dan (ingatlah) tatkala Tuhan engkau berkata kepada Malaikat : Sesungguhnya Aku hendak menjadikan di bumi seorang khalifah. Berkata mereka : Apakah Engkau hendak menjadikan padanya orang yang merusak di dalam nya dan menumpahkan darah, padahal kami bertasbih dengan memuji Engkau dan memuliakan Engkau ? Dia berkata : Sesungguhnya Aku lebih mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.


    a. Proses Kejadian Manusia Pertama (Adam)

    Di dalam Al Qur’an dijelaskan bahwa Adam diciptakan oleh Allah dari tanah yang kering kemudian dibentuk oleh Allah dengan bentuk yang sebaik-baiknya. Setelah sempurna maka oleh Allah ditiupkan ruh kepadanya maka dia menjadi hidup. Hal ini ditegaskan oleh Allah di dalam firman-Nya :
    "Yang membuat sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah". (QS. As Sajdah (32) : 7)
    "Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk". (QS. Al Hijr (15) : 26)
    Disamping itu Allah juga menjelaskan secara rinci tentang penciptaan manusia pertama itu dalah surat Al Hijr ayat 28 dan 29 . Di dalam sebuah Hadits Rasulullah saw bersabda :
    "Sesunguhnya manusia itu berasal dari Adam dan Adam itu (diciptakan) dari tanah". (HR. Bukhari)


    b. Proses Kejadian Manusia Kedua (Siti Hawa)

    Allah menciptakan mannusia di dunia dalam keadaan berpasang-pasangan. Demikian halnya dengan manusia, Allah berkehendak menciptakan lawanjenisnya untuk dijadikan kawan hidup (isteri). Hal ini dijelaskan oleh Allah dalam salah sati firman-Nya :
    "Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui" (QS. Yaasiin (36) : 36)
    Adapun proses kejadian manusia kedua ini oleh Allah dijelaskan di dalam surat An Nisaa’ ayat 1 yaitu :
    "Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya, dan daripada keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang sangat banyak..." (QS. An Nisaa’ (4) : 1)
    Di dalam salah satu Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dijelaskan :
    "Maka sesungguhnya perempuan itu diciptakan dari tulang rusuk Adam" (HR. Bukhari-Muslim)

    c. Proses Kejadian Manusia Ketiga (semua
    keturunan Adam dan Hawa)
    Kejadian manusia ketiga adalah kejadian semua keturunan Adam dan Hawa kecuali Nabi Isa a.s. Dalam proses ini disamping dapat ditinjau menurut Al Qur’an dan Al Hadits dapat pula ditinjau secara medis.
    Di dalam Al Qur’an proses kejadian manusia secara biologis dejelaskan secara terperinci melalui firman-Nya :
    "Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia itu dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kamudian Kami jadikan ia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah , Pencipta Yang Paling Baik." (QS. Al Mu’minuun (23) : 12-14).

    BalasHapus
  82. nama : Anton TS
    kelas : TI Prosus B
    NIM : 10531030


    Manusia diciptakan Tuhan untuk hidup, karena manusia merupakan makhluk Tuhan yang paling sempurna. Selain itu Manusia diberikan oleh Tuhan aklak untuk menyembahNya dan menaati apa yang diperintah dan dilarang olehNya.
    Akan tetapi, dewasa ini seiring dengan berkembangnya jaman, manusia seperti sudah kehilangan arah dan tujuan dalam menjalani kehidupan di bumi. Satu sama lain bertikai dan tak ada pangkal ujungnya. Ajaran agama seolah – olah digunakan suatu pihak utk menhancurkan pihak lain dengan mengatasnamakan suatu kepentingan golongan maupun kepentingan pribadi. Pemahaman yang keliru tentang suatu ajaran agama digunakan untuk mengadu domba satu sama lain. Manusia lebih mementingkan hawa nafsu daripada hati nurani.

    BalasHapus
  83. nama; erwin johan h.
    nim: 09530709
    klas : 4C


    Menurut saya manusia merupakan makhluk paling sempurna yang pernah Allah ciptakan.
    Allah menciptakan manusia dibumi tidak lain dan tidak bukan menjadikannya sebagai khalifah. Kata khalifah berasal dari kata khalafa yakhlifu khilafatan atau khalifatan yang berarti meneruskan, sehingga kata khalifah dapat diartikan sebagai pemilih atau penerus ajaran Allah. Status manusia sebagai khalifah , dinyatakan dalam Surat Al-Baqarah ayat 30.
    Kita meyakini bahwa Allah menciptakan semua itu memiliki tujuan dan tdk sia-sia. mk dari itu mari kita berlaku jujur pada diri kita dan di hadapan Allah yaitu tentu bahwa kita juga diciptakan oleh Allah tdk sia-sia dlm arti kita diciptakan memiliki tujuan tertentu yg mungkin berbeda dgn yg lain. Allah berfirman
    “Maka apakah kalian mengira bahwa sesungguh Kami menciptakan kalian secara main-main dan bahwa kalian tdk akan dikembalikan kepada Kami?”
    “Apakah manusia mengira bahwa ia akan dibiarkan begitu saja ?”
    “Dan Kami tdk menciptakan langit dan bumi dan apa yg ada di antara kedua tanpa hikmah”.
    ”Dan Kami tdk menciptakan langit dan bumi dan apa yg ada di antara kedua dgn bermain-main.”
    Mari kita melihat keterangan Allah di dlm Al Qur’an:
    “Dialah yg telah menjadikan bumi terhampar buat kalian dan langit sebagai atap dan Dia menurunkan air hujan dari langit lalu Dia menghasilkan dgn hujan itu segala buah-buahan sebagai rizki utk kalian krn itu janganlah kalian mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah padahal kalian mengetahuinya.”
    ”Dia Allah yg telah menjadikan segala apa yg di bumi utk kalian.”
    “Allah-lah yg menjadikan bumi bagi kalian tempat menetap dan langit sebagai atap lalu membentuk kalian membaguskan rupa kalian serta memberi kalian rizki dari sebagian yg baik-baik yg demikian itu adl Allah Tuhanmu Maha Agung Allah Tuhan semesta alam.”
    Dari keterangan di atas berarti manusia diciptakan oleh Allah dgn dipersiapkan bagi segala keni’matan tentu memiliki tujuan yg agung dan mulia. Lalu utk apakah tujuan mereka diciptakan
    Tujuan hidup manusia di ciptakan oleh ALLAH sesuai dengan difenisi oleh ayat2 ALLAH tersebut dibawah ini;
    Manusia dgn segala ni’mat yg diberikan Allah memiliki kedudukan yg tinggi di hadapan makhluk yg lain. Tentu hal ini menunjukkan bahwa mereka diciptakan utk satu tujuan yg mulia agung dan besar. Tujuan inilah yg telah disebutkan oleh Allah di dlm Al Qur’an:
    “Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan utk menyembah-Ku.”

    1.QS.56″51.“ Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah(bekerja) kepada-Ku”
    Tugas hidup manusia di ciptakan oleh ALLAH sebagi berikut dibawah ini:
    2.(QS.11:61). “Dialah yang telah menciptakan kamu dari bumi (tanah), dan menjadikan kamu pemakmurnya. (menghuni dan mengolah hasil bumi untuk kemakmuran umat manusia).
    3.(QS..57:25).”Dan Kami ciptakan besi (dan perak, emas, almunium tembaga, minyak, dll) yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia (untuk di-olah), dan supaya ALLAH mengetahui siapa yang menolong agama Nya (Islam) dan Rasul2 padahal Allah tidak dilihatnya.
    4.”.(QS.58:11)“ALLAH akan meninggikan orang orang yang beriman di antara mu dan orang orang yang menuntut ilmu pengetahuan (belajar) beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan
    5.QS.2:30″Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah dimuka bumi ini”
    “Dia-lah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di muka bumi”. (QS.35:39.)
    .
    Demikianlah ALLAH memberitahukan, apa tujuan dan tugas hidup manusia di bumi ini menurut ALLAH yang menciptakan manusia.

    BalasHapus
  84. L. SAICHI MR / 08530336 / 6C

    Sudah sangat jelas, menurut pandangan islam sesuai dengan kalamullah dlam kitab Al-Qur'an:

    و ما خلقت الجنّ و الإنس إﻻّ ليعبدون

    "Dan tidaklah Aku (Allah) ciptakan Jin dan Manusia kecuali agar menyembah-Ku atau beribadah kepadu-Ku".

    Tentu saja kita tidak hanya beribadah kepada-Nya saja, melainkan kita tetap harus mengimbanginya dengan usaha sebagai lahan kita beribadah kepada-Nya dan bkal kita nantinya di yaumul akhir. tapi tetap harus berusaha sesuai jalan atau aturan yang ia tetapkan. ibarat kita mengemudikan motor atau mobil di daerah pegunungan yang berkelok-kelok, maka kita harus tetap berada pada jalurnya dengan kelokan sebagai rintangan yang kita hadapi. Karena jika kita menerjang atau keluar jalur, maka itu pasti akan membahayakan diri kita sendiri (jatuh ke jurang yang dalam).
    Untuk itu kita sbagai seorang muslim selain berusaha untuk mencari bkal dunia kita juga harus bnar-bnar menjaga shalat 5 waktu agar tidak bolong. karena shalat merupakan tiang bagi kita. jika tiang kita tidak kuat, ya bisa-bisa roboh dan keluar dari jalur yang ada...

    مع النجاح

    BalasHapus
  85. Nama : Riski Anang S
    NIm : 09530451
    Kelas : TI 4 A
    untuk apa allah menciptakan manusia, tujuan Allah menciptakan manusia, 7 hari allah menciptakan apa saja, mengapa allah menciptakan manusia, pengertian ibada dan arti pentingnya bagi manusia, Tujuan Allah Menciptakan Cinta, tujuan Allah menciptakan Jin dan Manusia, tujuan hidup berasrama, tujuan tuhan menciptakan manusia, mengap ALLAH MENCIPTAKAN MANUSIA BERIBADAH, manusia yang memahami definisi ibadah, apa tujuan tuhan menciptakan manusia di bumi, Berapa tahun Allah menciptakan manusia, buat apa tuhan menciptakan manusia, contoh pidato besyukur kepada allah, contoh tujuan allah menciptakan manusia, klonopin 2 mg street price, maksud allah menciptakan dunia, maktabah at taawuni, untuk apa tuhan menciptakan manusia
    Tentu saja kita tidak hanya beribadah kepada-Nya saja, melainkan kita tetap harus mengimbanginya dengan usaha sebagai lahan kita beribadah kepada-Nya dan bkal kita nantinya di yaumul akhir. tapi tetap harus berusaha sesuai jalan atau aturan yang ia tetapkan. ibarat kita mengemudikan motor atau mobil di daerah pegunungan yang berkelok-kelok, maka kita harus tetap berada pada jalurnya dengan kelokan sebagai rintangan yang kita hadapi. Karena jika kita menerjang atau keluar jalur, maka itu pasti akan membahayakan diri kita sendiri (jatuh ke jurang yang dalam).
    Untuk itu kita sbagai seorang muslim selain berusaha untuk mencari bkal dunia kita juga harus bnar-bnar menjaga shalat 5 waktu agar tidak bolong. karena shalat merupakan tiang bagi kita. jika tiang kita tidak kuat, ya bisa-bisa roboh dan keluar dari jalur yang ada...

    BalasHapus
  86. NAMA : EFENDI HERDIANTO
    NIM : 09530608
    KLS : 4D
    Pada dasarnya bahwa :
    Manusia diciptakan Allah dengan dibekali kecerdasan berfikir dan kekuatan mental maupun fisik, namun ia tetap mempunyai kelemahan seperti sifat lalai dan khilaf. Manusia diciptakan Allah dengan berbeda – beda namun hakekatnya adalah sama. Tidak ada yg membedakan manusia satu dan yang lain kecuali tingkat iman dan ketaqwaannya kepada Allah SWT. Maka dari itu Allah membekali manusia dengan agama. Agama mengajarkan kepada manusia utk mengabdi kepada Allah serta mengatur segala hal yg berkaitan dengan cara hidup manusia dibumi. Dengan adanya agama diharapkan manusia dapat hidup rukun satu sama lain, saling toleransi sehingga tercipta kedamaian.
    Kalau hanya pada akhirnya Allah hanya ingin disembah dgn satu cara,: "Wahai sekalian manusia, ingatlah sesungguhanya Tuhan kalian adalah satu dan bapak kalian adalah satu. Sungguh tidak ada keutamaan Arab atas non-Arab, non-Arab atas Arab, kulit merah atas hitam, dan kulit hitam atas merah, kecuali dengan ketakwaan.

    BalasHapus
  87. Nama :SRI RAHAYU
    Nim :10531035
    Kelas:TI PROSUS B

    "Manusia diciptakan berbeda supaya mereka Berfikir"

    http://www.4shared.com/account/file/5tcEANxU/jawaban_IMK.html

    BalasHapus
  88. NAMA : RIZKI ADITYA PUTRA W
    SMSTR/KELAS/FAK/JUR : 4/A/TI
    NIM : 09530689



    Manusia merupakan makhluk paling sempurna yang pernah Allah ciptakan.
    Allah menciptakan manusia dibumi tidak lain dan tidak bukan menjadikannya sebagai khalifah. Kata khalifah berasal dari kata khalafa yakhlifu khilafatan atau khalifatan yang berarti meneruskan, sehingga kata khalifah dapat diartikan sebagai pemilih atau penerus ajaran Allah. Status manusia sebagai khalifah , dinyatakan dalam Surat Al-Baqarah ayat 30.

    " Dan (ingatlah) tatkala Tuhan engkau berkata kepada Malaikat : Sesungguhnya Aku hendak menjadikan di bumi seorang khalifah. Berkata mereka : Apakah Engkau hendak menjadikan padanya orang yang merusak di dalam nya dan menumpahkan darah, padahal kami bertasbih dengan memuji Engkau dan memuliakan Engkau ? Dia berkata : Sesungguhnya Aku lebih mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.

    Manusia diciptakan Allah dengan dibekali kecerdasan berfikir dan kekuatan mental maupun fisik, namun ia tetap mempunyai kelemahan seperti sifat lalai dan khilaf. Manusia diciptakan Allah dengan berbeda – beda namun hakekatnya adalah sama. Tidak ada yg membedakan manusia satu dan yang lain kecuali tingkat iman dan ketaqwaannya kepada Allah SWT. Maka dari itu Allah membekali manusia dengan agama. Agama mengajarkan kepada manusia utk mengabdi kepada Allah serta mengatur segala hal yg berkaitan dengan cara hidup manusia dibumi. Dengan adanya agama diharapkan manusia dapat hidup rukun satu sama lain, saling toleransi sehingga tercipta kedamaian.
    Namun dewasa ini seiring dengan berkembangnya jaman, manusia seperti sudah kehilangan arah dan tujuan dalam menjalani kehidupan di bumi. Satu sama lain bertikai dan tak ada pangkal ujungnya. Ajaran agama seolah – olah digunakan suatu pihak utk menhancurkan pihak lain dengan mengatasnamakan suatu kepentingan golongan maupun kepentingan pribadi. Pemahaman yang keliru tentang suatu ajaran agama digunakan untuk mengadu domba satu sama lain. Manusia lebih mementingkan hawa nafsu daripada hati nurani.
    Setau saya bahwa ajaran agama manapun tidak hanya Islam pasti mengajarkan umatnya untk saling mnghormati agar tercipta kerukunan
    Kehidupan yang ada sekarang ini sangat jauh sekali dari hakekat manusia sebagai makhluk Tuhan yang ditujukan merawat dan melestarikan bumi, menciptakan persaudraan dan perdamaian. Perbedaan dijadikan sebagai sebuah kekurangan, padahal dengan adanya perbedaan manusia diharapkan bisa saling melengkapi.
    Seharusnya kita semua kembali lagi kepada hakekat manusia yaitu tidak ada yng membedakan manusia kecuali tingkat keimanan dan ketaqwaan. dan apapun yang telah manusia lakukan perlu diingat bahwa pertanggungjawaban yang besar dari diri kita kelak di hari Pembalasan nanti atas segala apa yang telah kita lakukan di dunia.

    BalasHapus
  89. NAMA : M.E. Mukafi
    NIM : 09530531
    KELAS: 4B
    =====================
    Jelas bahwa manusia tidak memperoleh kedudukan untuk — dengan ikhtiarnya — menetapkan sendiri tujuan hidupnya. Sebab, manusia bukan atas kemauannya sendiri datang dan bukan pula atas kemauannya sendiri akan kembali. Melainkan dia hanyalah makhluk (hasil ciptaan).
    Sedangkan Wujud yang telah menciptakan serta telah menganugerahkan kemampuan yang cemerlang dan lebih tinggi kepadanya dibandingkan dengan seluruh hewan, Dia itu jugalah yang telah menetapkan suatu tujuan hidup baginya. Tidak perduli apakah manusia mengerti atau tidak mengerti tujuan itu. Akan tetapi tujuan penciptaan manusia tidak diragukan lagi yaitu untuk menyembah Tuhan dan meraih makrifat Allah Ta’ala serta menjadi fana di dalam Allah Ta’ala. Sebagai-mana Allah Ta’ala berfirman di satu tempat lain di dalam Alquran Suci:
    Yakni, agama yang di dalamnya terdapat makrifat yang benar tentang Tuhan dan penyembahan terhadap-Nya dalam bentuk yang terbaik, adalah Islam (3:20). Dan Islam telah ditanamkan dalam fitrat manusia. Dan Allah Ta’ala telah menciptakan manusia dalam keadaan Islam serta telah menciptakannya untuk Islam (30:31). Yakni, Dia telah menghendaki agar manusia dengan segala kemampuannya terus-menerus menyembah, menaati, dan mencintai Tuhan.

    Itulah sebabnya Sang Maha Kuasa dan Maha Mulia telah menganugerahkan kepada manusia seluruh kemampuan yang selaras dengan Islam.

    BalasHapus
  90. Assalamu’alaikum Wr. Wb.

    Nama : Fuad Yusuf P
    NIM : 09530699
    Kelas : TI 4B

    Menjawab pertanyaan di atas :
    Apa sebenarnya tujuan Tuhan, sehingga manusia dilahirkan kedunia ini penuh mesterius, melalui namanya orang tua kita?
    Tujuan tuhan (Allah swt.) menciptakan manusia di dunia ini tidak lain tidak bukan adalah untuk beribadah, untuk mempersiapkan diri sebelum akhirnya memasuki alam akhirat. Manusia dilahirkan melalui orang tua, kitapun nantinya akan menjadi orang tua, itu adalah siklus hidup manusia.

    Apakah kita memang ditakdirkan untuk dimaki orang, atau untuk membenci orang, atau apakah orang orang di negeri arab dilahirkan untuk ditembaki meriam tentara, sehingga harus mati konyol, atau hanya sabagai pelengkap penderita memberati dunia, atau hadir kedunia untuk diperdayai orang lain?
    Tuhan memberi kebebasan kita untuk memilih jalan hidup, apakah kita mau hidup sebagai manusia yang baik ataupun buruk, kaya ataupun miskin, itu tergantung usaha kita untuk memperoleh hidup yang kita inginkan. Namun disamping semua itu tuhan telah menentukan takdir pasti untuk setiap hambanya seperti: hidup, mati, umur, jodoh, dsb yang tidak dapat kita hindari.Tetapi ada juga takdir tuhan yang masih dapat kita ubah dengan cara ikhtiar dan berdo’a.
    Kita diberikan emosi oleh tuhan, oleh karena itu kita bisa merasakan senang, sedih, benci, iri, dsb. Emosi inilah yang mendorong kita untuk melakukan interaksi dengan orang lain, seperti kasih sayang, saling menghargai bahkan memaki, membenci, berbohong, menipu, memperdayai, dsb. Oleh karena itu hendaknya kita dapat menguasai emosi tersebut, karena jika tidak emosi tersebut yang akan menguasai diri kita sendiri dan menimbulkan keburukan dan penderitaan di dunia.

    Semoga kita selalu dilindungi dari segala keburukan dan penderitaan di dunia maupun di akhirat nanti. Amiin...

    Sekian dari saya,
    Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

    BalasHapus
  91. Nama: YUSUF RUSDIANTO
    Nim : 09530449
    kelas : TI4A
    Apa dan siapa sebenarnya manusia itu? Manusia adalah makhluk ciptaan Allah; ia berkembamg dipengaruhi oleh pembawaan dan lingkungannya; ia berkecenderungan beragama. Itulah antara lain hakikat wujud manusia yang lain ialah bahwa manusia itu adalah makhluk utuh yang terdiri atas jasmani, akal, dan rohani sebagai potensi pokok.Tentunya orang bertanya, Apa hakikat manusia menurut Islam? Seindah manakah manusia digambarkan dalam pandangan islam?, apakah mereka ada dengan sendirinya, lalu kemanakah mereka akan pergi? Untuk apa sebenarnya mereka hidup?

    Hakikat wujudnya yang lain ialah bahwa manusia adalah makhluk yan perkembangannya dipengaruhi oleh pembawaan dan lingkungan. Dalam teori yang dikembangkan di dunia Barat, dikatakan bahwa perkembangan seseorang hanya dipengaruhi oleh pembawaan (nativisme). Sebagai lawannya berkembang pula teori yang mengatakan bahwa perkembangan seseorang hanya ditentukan oleh lingkungannya (empirisme). Sebagai sintesisnya dikembangkan teori ketiga yang mengatakan bahwa perkembangan seseorang ditentukan oleh pembawaan dan lingkungannya (konvergensi).ebagai makhluk yang paling sempurna yang telah diciptakan oleh allah didunia, peranan manusia dalam kehidupan di bumi tentulah sangat vital. oleh karena itu dalam hidup manusia memiliki banyak sekali tujuan. Adapun tujuan - tujuan tersebut dapat dikelompokan menjadi dua
    dilihat dari arahnya, dibedakan menjadi :
    Tujuan Hidup vertikal : Mencari ridho Allah (QS Al- Baqoroh 207)
    Tujuan hidup horizontal :
    bahagia di dunia dan akhirat 500.
    KESIMPULAN
    Sebagai makhluk yang dibekali dengan berbagai kelebihan jika dibandingan denagn makhluk lain, sudah sepatutnya manusia mensyukuri anugrah tersebut dengan berbagai cara, diantaranya dengan memaksimalkan semua potensi yang ada pada diri kita. Kita juga dituntut untuk terus mengembangkan potensi tersebut dalam rangka mewujudkan tugas dan tanggung jawab manusia sebagai makhluk dan khalifah di bumi.

    BalasHapus
  92. 88 komentar, yang belum silahkan untuk menambahkan pendapatnya.

    BalasHapus
  93. dwi 14 april 2011 10:09
    itu posting saya dengan nama

    dwi karyono
    09530447
    TI 4A

    BalasHapus
  94. NAMA : SYAHRULIA ENGGAWATI
    NIM : 09530536
    KELAS : TI-4B

    TUJUAN ALLAH SWT MENCIPTAKAN MANUSIA???

    Tidak diragukan lagi bahwasannya Allah Swt adalah Wujud Yang Maha Kaya (tidak membutuhkan), jika demikian, mengapa manusia diciptakan? Apa tujuan dari penciptaanya? Dengan kata lain; apa diballik tujuan penciptaan manusia? Tidakkah hal ini berarti bahwa Dia (Allah Swt) adalah wujud yang melalui tujuan penciptaan manusia membutuhkan atas sesuatu? Kalau seandainya tidak mempunyai tujuan, berarti perbuatan Allah Swt tsb adalah sia-sia?

    Untuk mengatasi persoalan diatas, tidaklah terlepas dari dua pokok proposisi:

    1. Allah Swt, sebagai Wujud Yang Maha Sempurna, dan tidak membutuhkan, juga bagiNya tidak mempunyai tujuan dalam pencapaian suatu kebutuhan.

    2. Perbuatan Allah Swt tidaklah menuju kesia-siaan, haruslah bagiNya meraih tujuan. Tujuan tersebut berkenaan dengan tindakan (objek),bukanlah bagi pelaku perbuatan(subjek).

    Mereka yang memaparkan persoalan ini, tentunya menyakini bahwa perbuatan Allah sama seperti mahlukNya dan menggambarkan bahwa Allah Swt sebagai Maha Sempurna Yang Absolut yang tidak memiliki kekurangan , haruslah bertujuan dibalik tindakan perbuatanNya. Dikarenakan, ketika perbuatan Allah Swt tanpa tujuan, akan melahirkan sebuah tindakan yang sia-sia.

    Allah Swt Maha Kaya dan Sempurna, tidaklah memiliki kekurangan yang mendasari sebuah tindakan untuk mencapai tujuan. Sebagaimana ulama’ teologi berkata: “Sesungguhnya perbuatan Allah tidaklah didasari oleh tujuan.” Pengertiannya adalah; sesungguhnya manfaat dan tujuan tersebut bukanlah akan kembali pada zat Allah, dikarenakan bagaimana mungkin Dia sebagai Pemilik Kesempurnaan yang Absolut menjadikan dan menutupi diriNya dengan kekurangan.

    Namun, seandainya kita katakan bahwa Allah Swt tidaklah mempunyai tujuan dalam penciptaan makhluk dan alam, berbeda kalau kita katakan bahwa hasil ciptaannya adalah perbuatan yang sia-sia. Disini adanya perbedaan antara lain kaum materalisme berpendapat tidaklah mempunyai tujuan dari penciptaan alam dan manusia. Adapun dalam kalangan muslim mengatakan dibalik penciptaan alam dan manusia dari sisi Allah Swt dibalik hikmah penciptaan adanya maksud dan tujuan,dan dengan keyakinan yang jelas menyatakan adanya maksud dan tujuan dibalik semua perubahan dan pergerakan alam sekitar. Dalam alqur’an Allah Swt berfirman: “ Maka apakah kamu mengira, bahwa Sesungguhnya kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?(QS Al-Mukminun ayat 115) dalam surat lain, Allah Swt berfirman:. “…………..Dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan Ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa neraka.”(QS Al-Imran ayat 191), juga dalam ayatNya : “ Dan tidaklah kami ciptakan Iangit dan bumi dan segala yang ada di antara keduanya dengan bermain-main”. (QS Anbiya’ ayat 16)

    Maksud dan kandungan ayat-ayat diatas bahwasanya Allah Swt menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya itu adalah dengan maksud dan tujuan yang mengandung hikmat. Poin penting adalah tidaklah maksud dan tujuan tersebut kecuali untuk kesempurnaan makhluk tidaklah bagi kesempurnaan zatNya (Allah Swt). Oleh karenanya, tujuan dari penciptaan, menyampaikan pada semua makhlukNya akan kesempurnaannya, tanpa manfaat bagiNya sehingga tidaklah menjadikan perbuatanNya sia-sia.

    Dan manusia akan meraih kesempurnaan dirinya melalui jalan ibadah dan beramal, dan di dalam ibadah dan amal itu sendiri mengandung sifat kesempurnaan, dan kesempurnaan ini akan dicapai manusia setelah kematian menjemputnya. Yang merupakan kehidupan yang terbaik dari sisi jasmani dan rohani. Dengan kata lain, dunia tempat bercocok tanam dan akhirat tempat memetik hasilnya.

    BalasHapus
  95. Nama : Bayu Surya Setiadi
    NIM : 10531024
    Kelas: Prosus TRansfer ( Sore B )

    Bukankah tampak seperti sesuatu yang konyol ketika Allah mau menciptakan manusia dan Dia telah mengetahui manusia akan jatuh dalam dosa tetapi Dia tetap menciptakan manusia? Allah yang menciptakan manusia adalah Allah yang mengasihi dengan kondisi walaupun, sehingga ketika Dia tahu bahwa manusia akan jatuh ke dalam dosa Allah tetap menciptakan manusia karena Dia tetap mengasihi manusia dalam kondisi apapun, dan Dia telah merencanakan penebusan yang sempurna agar dapat memulihkan manusia.

    Semua yang Allah lakukan adalah karena Dia memiliki tujuan dalam menciptakan manusia yaitu : agar manusia menjadi tempat mencurahkan kasih-Nya yang tak terhingga. Bukankah hanya merupakan suatu khayalan apabila Allah dikatakan sebagai maha kasih kalau Dia tidak punya tempat untuk menyatakan kasih-Nya.

    Bukti bahwa manusia diciptakan untuk menjadi tempat curahan kasih Allah. Kita lihat proses penciptaannya :

    Pertama, setelah Allah selesai menciptakan seluruh ciptaan yang lain, barulah Dia menciptakan manusia agar manusia sejak pertama dapat melihat dapat merasakan betapa luarbiasanya kasih Allah.

    Ke dua, Allah menciptakan manusia tidak tanggung-tanggung, Dia merupakannya serupa dan segambar dengan Allah sendiri. Bagaimana Allah dapat melakukan ini kalau Dia tidak merencanakan untuk mengasihi manusia dan menjadikannya sebagai tempat curahan kasih-Nya?

    Ke tiga, ada sentuhan tangan Allah dalam pembentukan manusia. Ini tidak akan didapatkan pada ciptaan Allah yang lain, ini menunjukkan bahwa Allah mau membuat manusia berbeda dan sangat spesial dibandingkan dengan ciptaan yang lain.

    Ke empat, setelah Allah selesai membentuk manusia Dia meniupkan nafas ke hidungnya. Ini berarti ada bagian dari diri Allah yang diberikan kepada manusia, ini juga yang membuat kita berbeda dengan mahluk hidup lainnya.

    Ke lima, Allah memberikan otoritas penuh kepada manusia untuk mengelola semua yang telah Allah ciptakan.

    Ke enam, ketika Allah mengetahui bahwa manusia akan jatuh ke dalam dosa, Dia merencanakan penebusan. Ini menggambarkan betapa Allah sangat mengasihi manusia sejak awal sebelum penciptaannya. Allah tidak mau kalau manusia lepas dari tangan kasih-Nya, Dia tetap mengasihi manusia walaupun manusia tidak taat dan berdosa.

    Oleh sebab itu Allah melalui Yesus Kristus anak-Nya rela datang ke dalam dunia ini hanya untuk dapat menyelamatkan manusia yang sudah berdoa. Ini dilakukan Allah karena Dia tahu bahwa hanya oleh pengorbanan manusia yang tidak berdosa (Kristus) maka manusia dapat kembali statusnya menjadi anak-anak Allah.

    Dari enam fakta-fakta yang kita dapatkan dari kebenaran firman Allah, dapatlah kita menarik kesimpulan bahwa tujuan sebenarnya Allah menciptakan manusia adalah agar manusia menjadi tempat curahan kasih-Nya yang tak terhingga. Dengan fakta-fakta ini adalah sudah selayaknya apabila sebagai orang percaya kita mempersembahkan tubuh ini sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah, karena itulah ibadah yang sejati, karena inilah yang hanya dapat menyukakan hati Allah.

    BalasHapus
  96. Nama = Arif Santosa
    NIM = 09530561
    Kelas TI4C
    Ini pk tugas saya

    klik disini

    BalasHapus
  97. NAMA : TUMIRIN
    KLS :TI 4E
    NIM : 09530658

    Tujuan Manusia Hidup dapat kita tinjau dengan Melihat kepada kelompok-kelompok manusia yang berbagai nama dan ragamnya kita dapat mengetahui apakah tujuan hidup masing-masing. Lain kelompok lain pula tujuan yang ingin dicapainya. Ada yang ingin menjadi penguasa di muka bumi, ada ingin menyebarkan pengaruh, ada yang ingin menjayakan banga dan negara, ada yang ingin mencapai kekayaan, mengembangkan ilmu pengetahuan dan lain sebagainya. Alangkah banyaknya tujuan hidup yang dibuat oleh manusia. Mungkin sebanyak manusia itu sendiri. Namun pada umumnya, melihat kepada sikap hidupnya, manusia di seluruh pelosok bumi ini cenderung menjadikan hidupnya untuk :
    1. Makan, minum, berumah tangga, berketurunan, tua, kemudian mati. Itu saja. Oleh karena itu yang menjadi permasalahan adalah bagaimana mencari uang untuk keperluan-keperluan tadi. Bekal hidup di akhirat tidak diperhitungkan lagi. Tuhan tidak penting lagi. Hanya saja di saat susah barulah teringat dan minta tolong kepada Tuhan.
    2. Sebagian manusia lagi menjadikan tujuan hidupnya selain untuk makan minum, dan berumah tangga, juga untuk mendapatkan kuasa. Cita-cita dan tujuannya adalah menjadi tuan terhadap manusia lain di dunia
    3. Sebagian yang lain menjadikan tujuan hidupnya untuk mencari kemuliaan diri. Yaitu dengan menunjukkan kelebihan dan berbanggabangga. Karena dengan demikian akan muncul rasa mulia dan akan dimuliakan orang lain. Jangan sampai terhina dan dihinakan. Atas tujuan inilah manusia rela bersusah payah mencari kelebihan baik harta benda, ilmu pengetahuan, pangkat, gaji, kecantikan, popularitas dan lain-lain.
    Dengan tujuan-tujuan hidup tersebut dapat kita lihat hasilnya pada kehidupan manusia, kekacauan terjadi di sana-sini, perebutan harta dan kekuasaan, hasad dengki, prasangka buruk, fitnah, amarah, peperangan, perebutan wilayah dan sumberdaya alam, yang kuat makin kuat menganiaya yang lemah dan yang lemah terbiar menimbulkan masalah, kesenjangan sosial, rusaknya moral masyarakat, pergaulan bebas karena tidak mampu mengendalikan nafsu melanda masyarakat tanpa pandang tingkat pendidikan dan lain-lain. Melihat kenyataan ini manusia patut untuk berpikir ulang dan mencari di manakah letak kekeliruannya.

    BalasHapus
  98. NAMA : TUMIRIN
    KLS :TI 4E
    NIM : 09530658
    ini tugas ke 2 saya kirim lagi pak>>>
    http://www.4shared.com/file/CNGS4XLv/IMK_tumirin_09530658_tgs_ke_2.html

    BalasHapus
  99. NAMA : TUMIRIN
    KLS :TI 4E
    NIM : 09530658
    ini tugas ke 2 saya kirim lagi pak>>>
    http://www.4shared.com/file/CNGS4XLv/IMK_tumirin_09530658_tgs_ke_2.html

    BalasHapus
  100. nama: jelli indra s.
    nim : 09530501
    kelas: TI4B
    >> Pertanyaan :

    Apa tujuan penciptaan manusia?

    >> Jawaban :

    Sebelum menjawab pertanyaan ini, saya ingin meng-ingatkan pada kaidahumum tentang apa yang diciptakan Allah Ta'ala dan apa yangdisyariatkan-Nya. Kaidah ini diambil dari firman Allah Ta'ala:

    Sesungguhnya Dialah yang Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana. [Yusuf:83], dan firman-Nya:

    Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana. [Al-Ahzab:1] serta ayat-ayat lainnya yang menunjukkan tentang pene-tapan hikmahAllah Ta'ala pada apa yang diciptakan-Nya dan apa yangdisyariatkan-Nya, yaitu ketentuan-ketentuan-Nya dalam penciptaan dansyariat. Sesungguhnya tidak ada sesuatu pun yang diciptakan AllahTa'ala kecuali ada hikmahnya, baik itu dalam hal mengadakannya ataupunmeniadakannya, dan tidak ada sesuatu pun yang disyariatkan AllahTa'ala kecuali untuk suatu hikmah, baik itu yang diwajibkan, atau yangdiha-ramkan ataupun yang dibolehkan.

    Namun kadang-kadang hikmah-hikmah yang tercakup dalam hikmahpenciptaan dan pensyariatan itu kita ketahui, kadang pula tidak kitaketahui dan ada pula yang hanya diketahui oleh sebagian orang sajasesuai dengan ilmu dan pemahaman yang diberikan Allah Ta'ala kepadamereka. Demikianlah, maka kami katakan; bahwa sesungguh-nya AllahTa'ala menciptakan jin dan manusia untuk suatu hikmah yang agung dantujuan yang mulia, yaitu untuk beribadah [menghamba] kepada-Nya,sebagaimana firman-Nya:

    Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya merekamenyembah-Ku. [Adz-Dzariyat: 56].

    Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamusecara main-main [saja], dan bahwa kamu tidak akan dikembali-kankepada Kami[Al-Mukminun: 115].

    Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja [tanpapertanggungjawaban][Al-Qiyamah: 36].

    Dan masih banyak ayat-ayat lainnya yang menunjukkan bahwa Allah Ta'alamempunyai hikmah yang agung dalam penciptaan jin dan manusia, yaituuntuk beribadah kepada-Nya.

    Ibadah adalah tunduk dan patuh kepada Allah Ta'ala dengan penuhkecintaan dan pengagungan dalam melaksanakan perintah-perintah-Nya danmenjauhi larangan-larangan-Nya sesuai dengan tuntunan yang ditetapkandalam syariat-syariat-Nya. Allah Ta'ala berfirman,

    Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah denganmemurnikan ketaatan kepada-Nya dalam [menjalankan] agama yang lurus.[Al-Bayyinah: 5].

    Jadi, itulah hikmah penciptaan jin dan manusia. Dan berdasarkan ini,maka barangsiapa yang membelakangi Rabbnya dan enggan beriba-dahkepada-Nya, berarti ia telah mencampakkan hikmah penciptaan para hamba,dan perbuatannya itu berarti persaksiannya bahwa Allah Ta'ala telahmenciptakan makhluk dengan sia-sia, kendati hal itu tidakdinyata-kannya, namun telah menunjukkan keangkuhan dan kesombongannyauntuk taat kepada Rabbnya.

    BalasHapus
  101. JOKO SUSANTO
    09530692
    TI/IV E
    sebenarnya tujuan Tuhan menciptakan manusia sudah sangat jelas diterangkan dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah lengkap dengan ketetapan taqdir yang akan dijalaninya. Maka hanya orang-orang yang amanah dan mempunyai semangat hidup serta optimis yang mampu melaksanakan tujuan penciptaan itu

    BalasHapus
  102. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  103. TITA TINARSIH
    TI4D
    09530595

    Tuhan menciptakan manusia bermacam-macam dengan maksud agar kita saling mengenal,menyayangi dan hidup rukun.
    Manusia diciptakan dengan ego dan akal pikiran yg berbeda. Ego agar manusia punya konsepsi ttg dirinya, dan akal pikiran agar kita bisa membedakan yg benar dan yg salah dan sbg penyeimbang dr ego.
    Nah isu SARA itu, semata-mata krn kesalahan manusia. Entah manusia itu egonya ketinggian, sehingga memandang rendah agama/ras/orang lain. Akal pikirannya gak sanggup buat nyeimbangin, krn kurang asupan pendidikan. Tuhan gak nyiptain agama berbeda-beda lho.. Agama ada karena konsepsi manusia yang berbeda-beda.. Balik lagi ke soal ego dan akal pikiran tadi. Jadi menurut aku, kayaknya yg namanya perbedaan itu akan selalu ada, selama manusia masih bisa berpikir.Manusia diciptakan Allah dengan dibekali kecerdasan berfikir dan kekuatan mental maupun fisik, namun ia tetap mempunyai kelemahan seperti sifat lalai dan khilaf. Manusia diciptakan Allah dengan berbeda – beda namun hakekatnya adalah sama. Tidak ada yg membedakan manusia satu dan yang lain kecuali tingkat iman dan ketaqwaannya kepada Allah SWT. Maka dari itu Allah membekali manusia dengan agama. Agama mengajarkan kepada manusia utk mengabdi kepada Allah serta mengatur segala hal yg berkaitan dengan cara hidup manusia dibumi. Dengan adanya agama diharapkan manusia dapat hidup rukun satu sama lain, saling toleransi sehingga tercipta kedamaian.
    Namun dewasa ini seiring dengan berkembangnya jaman, manusia seperti sudah kehilangan arah dan tujuan dalam menjalani kehidupan di bumi. Satu sama lain bertikai dan tak ada pangkal ujungnya. Ajaran agama seolah – olah digunakan suatu pihak utk menhancurkan pihak lain dengan mengatasnamakan suatu kepentingan golongan maupun kepentingan pribadi. Pemahaman yang keliru tentang suatu ajaran agama digunakan untuk mengadu domba satu sama lain. Manusia lebih mementingkan hawa nafsu daripada hati nurani.
    Setau saya bahwa ajaran agama manapun tidak hanya Islam pasti mengajarkan umatnya untk saling mnghormati agar tercipta kerukunan
    Kehidupan yang ada sekarang ini sangat jauh sekali dari hakekat manusia sebagai makhluk Tuhan yang ditujukan merawat dan melestarikan bumi, menciptakan persaudraan dan perdamaian. Perbedaan dijadikan sebagai sebuah kekurangan, padahal dengan adanya perbedaan manusia diharapkan bisa saling melengkapi.
    Seharusnya kita semua kembali lagi kepada hakekat manusia yaitu tidak ada yng membedakan manusia kecuali tingkat keimanan dan ketaqwaan. dan apapun yang telah manusia lakukan perlu diingat bahwa pertanggungjawaban yang besar dari diri kita kelak di hari Pembalasan nanti atas segala apa yang telah kita lakukan di dunia

    BalasHapus
  104. assalamuallaikum
    pak nilai saya belum keluar padahal saya sudah postingkan tugas saya.
    nama=arif santosa
    nim=09530561
    kelas=TI4C

    BalasHapus
  105. Nama:ARIF BUDICAHYONO
    Nim :10531033
    Cls :prosus b smster 4

    http://www.4shared.com/document/NaRNccpy/tugas_imk_arif_budi_cahyono.html

    BalasHapus
  106. Nilai saya belum keluar a.n. :
    Nama : Bayu Surya Setiadi
    NIM : 10531024
    Kelas: Prosus TRansfer ( Sore B )

    tlg segera dimunculkan agar segera bisa direkap.
    terima kasih.

    BalasHapus
  107. Noviana
    08530427

    Tujuan Diciptakan Manusia
    Manusia dgn segala ni’mat yg diberikan Allah memiliki kedudukan yg tinggi di hadapan makhluk yg lain. Tentu hal ini menunjukkan bahwa mereka diciptakan utk satu tujuan yg mulia agung dan besar. Tujuan inilah yg telah disebutkan oleh Allah di dlm Al Qur’an:

    “Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan utk menyembah-Ku.”
    Abdurrahman As Sa’di dlm tafsir beliau mengatakan: “Inilah tujuan Allah menciptakan jin dan manusia dan Allah mengutus seluruh para rasul utk menyeru menuju tujuan ini yaitu ibadah yg mencakup di dlm pengetahuan tentang Allah dan mencintai-Nya bertaubat kepada-Nya menghadap dgn segala yg dimiliki kepada-Nya dan berpaling dari selain-Nya.”

    Semua ni’mat yg diberikan oleh Allah kepada manusia tdk lain hanya utk membantu mereka dlm mewujudkan tugas dan tujuan yg mulia ini.
    Asy Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin dlm kitab Al Qaulul Mufid mengatakan:

    “Dengan hikmah inilah manusia diberikan akal dan diutus kepada mereka para rasul dan diturunkan kepada mereka kitab-kitab dan jika tujuan diciptakan manusia adl seperti tujuan diciptakan binatang niscaya akan hilang hikmah diutus para rasul dan diturunkan kitab-kitab krn yg demikian itu akan berakhir bagaikan pohon yg tumbuh lalu berkembang dan setelah itu mati.”

    Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dlm kitab Majmu’ Fatawa mengatakan: “Maka sesungguh Allah menciptakan manusia utk menyembah-Nya sebagaimana firman Allah ‘Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka menyembah-Ku.’ Ibadah kepada Allah hanya dilakukan dgn cara mentaati Allah dan Rasul-Nya dan tdk dikatakan ibadah kecuali apa yg menurut syariat Allah adl sesuatu yg wajib atau sunnah.”

    BalasHapus
  108. Nama:ARIF BUDICAHYONO
    Nim :10531033
    Cls :prosus b smster 4

    pak nilai saya kok belum keluar
    ini saya kirim tugas nya lg
    http://www.4shared.com/document/NaRNccpy/tugas_imk_arif_budi_cahyono.html

    BalasHapus
  109. HARYUDI
    09530710
    TI4B

    PENGAYAAN
    http://www.4shared.com/document/zGLkBHbo/PENGAYAAN.html

    BalasHapus
  110. langgeng sekti nugroho
    07530151
    TI 8A
    kita hidup didunia ini pada dasarnya hanya menjalani sesuatu yang telah digariskan oleh Tuhan.
    kita hanya berusaha untuk menjadi yg terbaik dari yg terbaik tapi kadang seseorang untuk diakui menjadi yg terbaik ini salah dalam penggapaian sehingga melakukan hal yg merugikan orang lain.
    sebenarnya Tuhan telah merencanakan kehidupan manusia dg adil setiap manusia diberi 2 hal yaitu kebahagiaan dan kesusahan.
    dg 2 hal diatas maka sebenarnya yg tidak boleh ditinggalkan adalah untuk saling melihat disaat kita bahagia jangan sampai melupakan yg susah dan saat kita merasa susah kita juga harus melihat kebahagiaan.
    satu hal yg sangat sulit untuk dikendalikan manusia adalah NAFSU dimana nafsu ini slalu menajak untuk menjadi serakah.
    apabila kita dapat mengendalikan nafsu maka kebagiaanlah yg akan kita dapatkan.

    BalasHapus
  111. robianto isfandi
    09530537
    TI 4b

    pengayaan
    http://www.4shared.com/document/qjmX9jRw/robianto_isfandi_09530537_TI_4.html

    BalasHapus
  112. NAMA : KARTIKA SUWESTIRAHAYU
    NIM : 09530511
    KELAS : TI-4B

    IMK PENGAYAAN =

    Manusia pada dasarnya hidup di dunia ini karena kehendak Tuhan. Kita dilahirkan kedunia ini oleh Tuhan melalui kedua orang tua kita, oleh sebab itu kita sebagai seorang anak harus berbakti kepada kedua orang tua kita. Manusia didalam hidupnya sudah diberkahi tubuh, akal pikiran dan watak sejati. Oleh karena itu manusia dapat berkembang, dalam kehidupan manusia mempunyai tujuan hidup yang bisa dibilang juga sebagai hakekat. Hakekat manusia adalah sebagai berikut :
    a. Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
    b. Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual dan sosial.
    c. yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya.
    d. Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah selesai (tuntas) selama hidupnya.
    e. Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk ditempati
    f. Suatu keberadaan yang berpotensi yang perwujudanya merupakan ketidakterdugaan dengan potensi yang tak terbatas
    g. Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan baik dan jahat.
    h. Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan turutama lingkungan sosial, bahkan ia tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat kemanusaannya tanpa hidup di dalam lingkungan sosial.

    BalasHapus
  113. nama : Martya NOOr zain
    kelas : ti 4B
    nim : 09530506

    Secara mental, manusia diciptakan sebagai makhluk yang rasional dan berkehendak – dengan kata lain, manusia dapat menggunakan pikirannya dan dapat memilih. Ini adalah refleksi dari akal budi dan kebebasan Tuhan. Setiap kali seseorang menciptakan mesin, menulis sebuah buku, melukis pemandangan, menikmati simponi, menjumlahkan hitungan, atau menamai binatang peliharaan, dia memproklamirkan fakta bahwa kita diciptakan menurut gambar Allah.
    selain itu kita diciptkan di dunia ini untuk beribadah sesuai dengan kepercayaan kita masing-masing.

    BalasHapus
  114. zayyinatul a'yun
    09530542

    “Tidak Aku jadikan jin dan manusia melainkan untuk menyembahKu” (Az Zaariyat: 53)

    “Sesungguhnya Kami telah mengilhamkan kepada jiwa itu dua jalan yaitu jalan kefasikan dan jalan ketaqwaan.” (Asy Syam: 8)

    Maknanya, Tuhan mengajarkan kepada kita bahwa tujuan hidup manusia adalah untuk menuju kepadaNya. Dan untuk memudahkan hal itu maka Tuhan membekali dengan jiwa yang bertaqwa dan akal untuk memikirkan, mengkaji dan memilih. Kemudian kembali kepada masing-masing individu untuk memilih tujuan hidupnya, menuju ALLAH atau mengikuti hawa nafsunya.

    Janganlah kita keliru dengan menjadikan dunia sebagai tujuan. Dunia hanya jalan saja. Perbedaan antara tujuan dan jalan adalah bahwa tujuan hanya satu dan harus dicapai sedangkan jalan bisa bermacam-macam menurut keperluan.

    BalasHapus
  115. TITA MUKHLIFAH RUBIARTI
    09530499
    TI/PROSUS (TRANSFER)

    TUJUAN PENCIPTAAN MANUSIA MENURUT FILSAFAT

    Setiap saat terdapat manusia yang lahir dan ada yang meninggal dunia. Apakah sebenarnya tujuan dari kedatangan dan kepergian ini? Beribu pertanyaan lain sebagai konsekuensi dari pertanyaan-pertanyaan semacam ini akan memenuhi pikiran manusia. Setiap kali kaum materialis mengutarakan pertanyaan semacam ini, sepertinya belum ada. Karena, alam materi tidak memiliki akal dan perasaan sama sekali sehingga ia dapat memiliki sebuah tujuan. Dengan alasan inilah, mereka telah meloloskan diri dari persoalan ini dan meyakini bahwa alam penciptaan adalah nihil dan tak bertujuan. Oleh karena itu, bukanlah suatu hal yang mengherankan apabila sebagian mereka setelah melakukan perenungan terhadap persoalan ini, merasa puas dengan kehidupan yang nihil dan tanpa tujuan ini, dan akhirnya mengakhiri hidupnya dengan melakukan bunuh diri. Akan tetapi, ketika pertanyaan ini dipertanyakan oleh seorang penyembah Tuhan kepada dirinya sendiri, ia tidak akan pernah menemui jalan buntu. Karena dari satu sisi, ia tahu bahwa pencipta dunia ini adalah Mahabijaksana dan pastilah apa yang Dia ciptakan mempunyai sebuah hikmah yang luar biasa, walaupun kita tidak tahu akan hal tersebut. Penciptaan manusia bagi seorang manusia mukmin mempunyai tujuan yang sangat agung, yang untuk memahami hal tersebut, ia harus berusaha dan memanfaatkan kekuatan ilmu serta akal. Ironisnya, para penganut Nihilisme; ketakbermaknaan penciptaan ini malah masuk ke dalam semua bidang ilmu-ilmu alam untuk menginterpretasikan beragam fenomena yang ada untuk mencari suatu tujuan, dan mereka tidak bisa duduk tenang kecuali telah mendapatkan apa yang mereka maksudkan. Bahkan, mereka pun tidak bersedia menerima kehadiran sebuah wujud berupa butiran begitu kecil yang berada dalam bagian badan manusia tanpa mempunyai sebuah aktifitas pun, dan mungkin saja mereka membutuhkan waktu bertahun-tahun di dalam laboratorium penelitian untuk menemukan filsafat dari satu wujud ini. Akan tetapi, ketika sampai pada penciptaan manusia, mereka dengan tegas mengatakan bahwa penciptaannya tidak memiliki tujuan sama sekali. Betapa sebuah kontroversial yang sangat menakjubkan! Bagaimanapun, iman pada hikmah Allah Swt. dari satu sisi, dan beragam filsafat yang terdapat pada setiap bagian dari wujud insan pada sisi lain akan membentuk diri kita menjadi seorang mukmin. Hal ini merupakan sebuah tujuan agung dari penciptaan manusia. Dan karena kita sering membandingkan sifat dan perbuatan Ilahi dengan sifat dan perbuatan diri kita, mungkin saja akan memunculkan sebuah pertanyaan; adakah kekurangan yang dimiliki oleh Allah Swt. sehingga menciptakan kita untuk menutupi kekurangan itu? Dan apabila di dalam salah satu ayat Al-Qur’an kita menemukan bahwa tujuan dari penciptaan manusia adalah untuk melakukan ibadah dan penghambaan, lalu apa perlunya Dia membutuhkan penghambaan dari kita? Cara berpikir yang demikian ini muncul lantaran komparasi sifat Khaliq dengan makhluk, dan antara yang Wajib dengan yang mungkin. Kita harus mencari tujuan perbuatan-Nya dari selain wujud-Nya. Ia adalah Sang Awal dan Sumber kenikmatan. Segenap makhluk berada dalam genggaman kepedulian, perhatian dan pemeliharaan-Nya. Dia membawa mereka dari kekurangan kepada kesempurnaan. Inilah tujuan hakiki dari penghambaan (‘ubûdiyah) kita, dan inilah filsafat dari ibadah dan doa kita; dimana semua itu merupakan rangkaian pendidikan bagi kesempurnaan kita. Dengan demikian, kita bisa mengambil kesimpulan bahwa tujuan dari penciptaan manusia adalah untuk kesempurnaan wujud kita. Pada prinsipnya, penciptaan merupakan satu langkah menuju kesempurnaan yang sangat agung yang akan membuat ketiadaan menjadi sebuah wujud; dari tidak ada menjadi ada, dan dari nol menuju angka. Dan setelah tuntasnya proses kesempurnaan yang agung ini, tahapan kesempurnaan yang lain akan dimulai dan seluruh program agama dan Ilahi akan berada dalam rute ini.

    BalasHapus
  116. nama: kartika suwasti rahayu
    nim :09530511
    klas:4b_ti
    pak tugas saya yang ini sama tgas 4 blum keluar paakkkkkk!!!!!!

    BalasHapus
  117. nama :kartika suwasti rahayu
    nim : 09530511
    klas: 4b_ti
    pak nilai saya k'belum keluar yaaaa?????

    BalasHapus
  118. NAMA : ANGESTI TRI UTAMI
    NIM : 09530522
    KELAS : TI-4B

    TUJUAN TUHAN MENCIPTAKAN MANUSIA!

    Kita akan memulai satu seri yang baru hari ini - seri tentang pengenalan Injil. Seri ini akan dibagi menjadi 10 sesi. Saya akan memulai dari kitab Kejadian, mengikuti urut-urutan kitab di dalam Alkitab. Kitab yang pertama di dalam Alkitab disebut 'Kejadian'. Kitab Kejadian adalah catatan tentang bagaimana Allah menciptakan alam semesta dan isinya, termasuk umat manusia.

    Pertanyaan yang sering diajukan oleh orang banyak adalah - "Mengapa Allah menciptakan manusia?" Mengapa Allah menciptakan manusia setelah Dia menciptakan alam beserta isinya? Apakah tujuannya? Dapatkah penciptaan ini diibaratkan seperti suatu eksperimen dengan tikus percobaan di dalam laboratorium? Apakah Dia menciptakan sekumpulan manusia, menempatkan mereka di bumi ini untuk mengamati bagaimana mereka mencari tempat berlindung di tengah hutan, bagaimana degup jantung mereka saat mendengarkan suara guntur, bagaimana mereka bereaksi terhadap berbagai keadaan, dan bagaimana mereka mengutarakan berbagai macam perubahan isi hatinya? Atau mungkin, seperti yang dikatakan oleh beberapa orang, bahwa alam semesta ini, termasuk Anda dan saya, bermula dari satu ledakan besar yang terjadi milyaran tahun yang lalu? Dengan kata lain, segala sesuatunya berlangsung secara kebetulan.

    Pertanyaan tentang mengapa Allah ingin menciptakan manusia secara erat terkait dengan pertanyaan mengenai makna kehidupan. Apakah arti dari keberadaan Anda dan saya? Menurut teori Big Bang (teori ledakan besar alam semesta) jawabannya sangat sederhana. Hidup Anda dan saya hanyalah suatu hasil dari peristiwa kebetulan. Nah, jika kita eksis hanya karena kebetulan, itu berarti hidup ini tidak ada maknanya!

    BalasHapus
  119. dwi mengatakan...

    Kehidupan di dunia pada dasar hanyalah senda gurau atau main-main saja. Orang akan semakin merugi bila tdk tahu utk apa ia diciptakan Allah dan menjalani kehidupan di dunia ini Manusia diciptakn untuk mengembangkan apa yang diciptakan yaitu pikiran/otak agar bisa digunakan dengan sebagaimana mestinya. Hidup adalah persaingan saling menjatuhkan mungkin kita diciptakan buakn untuk dicacimaki berperang tapi itulah realita hidup kita hiput berdiam diri maka akan ditumbangkan orang lain.. dan salah satu penyebab itu adalah pola pikir/SDM masing2 orang.. kadang orang berfikir masalh akhirat tapi kita harus juga memikirkan dunia yang kita tinggalkan mereka harus juga menikmati hidup yang harus lebih berkembang. Jadi tidak tergantung dari beberapa orang yang pasti orang itu akan matiii
    14 April 2011 10:09



    itu lo punya saya pak
    dwi karyono
    09530447

    maksdnya hnya tambh sedikit.. ap pakk..

    BalasHapus
  120. NAMA : ZENI HARISWAR NURCAHYO
    NIM : 09530556
    KELAS : TI 4 C

    Dalam Al Quran kata al-ilm dan kata-kata jadiannya digunakan lebih 780 kali. Hadis juga menyatakan mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim.
    ilmu yang diwajibkan kepada setiap muslim adalah ilmu yang mengangkat posisi manusia pada hari akhirat, dan mengantarkannya pada pengetahuan tentang dirinya, penciptanya, para nabinya, utusan Allah, pemimpin Islam, sifat Tuhan, hari akhirat, dan hal-hal yang mendekatkan diri kepada Allah.
    Dalam pandangan keilmuan Islam, fenomena alam tidaklah berdiri tanpa relasi dan relevansinya dengan kuasa ilahi. Mempelajari alam berarti akan mempelajari dan mengenal dari dekat cara kerja Tuhan.
    Dengan demikian penelitian alam semesta (jejak-jejak ilahi) akan mendorong kita untuk mengenal Tuhan dan menambah keyakinan terhadapnya. Fenomena alam bukanlah realitas-realitas independen melainkan tanda-tanda Allah SWT. Fenomena alam adalah ayat-ayat yang bersifat qauniyyah, sedangkan kitab suci ayat-ayat yang besifat qauliyah. Oleh karena itu ilmu-ilmu agama dan umum menempati posisi yang mulia sebagai obyek ilmu.

    Ada 2 cara pokok mendapatkan pengetahuan dengan benar: pertama, mendasarkan diri dengan rasio. Kedua, mendasarkan diri dengan pengalaman. Kaum rasionalis mengembangkan rasionalisme, dan pengalaman mengembangkan empirisme. Kaum rasionalis mengembangkan metode deduktif dalam menyusun pengetahuannya. Premis yang dipakai dari ide yang diangapnya jelas dan dapat diterima. Ide ini menurut mereka bukan ciptaan pikiran manusia. Prinsip itu sudah ada, jauh sebelum manusia memikirkannya (idelisme).
    Di samping rasionalisme dan pengalaman masih ada cara lain yakni intuisi atau wahyu. Intuisi merupakan pengetahuan yang didapatkan tanpa melalui proses penalaran, bersifat personal dan tak bisa diramalkan. Sedangkan wahyu merupakan pengetahuan yang disampaikan oleh Tuhan kepada manusia.

    BalasHapus
  121. nama :syamsul arifin
    nim :09530533
    kelas :ti 4b

    http://www.4shared.com/document/yVdvDRVU/imk_pengayaan.html

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer